Sosok Sertu Palemba Anak Buah Jenderal Andika Perkasa yang Jadi Tameng Keluarganya Saat Gempa Mamuju
Inilah profil dan sosok Sertu Palemba, anak buah Jenderal Andika Perkasa yang jadi tameng untuk selamatkan keluarganya saat gempa Mamuju.
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Musahadah
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Musahadah
SURYA.co.id - Inilah profil dan sosok Sertu Palemba, anak buah Jenderal Andika Perkasa yang jadi tameng untuk selamatkan keluarganya saat gempa Mamuju, Sulawesi Barat.
Sertu Palemba menggunakan tubuhnya sebagai tameng untung melindungi keluarganya dari reruntuhan yang jatuh saat gempa.
Sertu Palemba merupakan anggota TNI AD di Komando Resort Militer 142/Taroada Tarogau atau Korem 142/Ttg.
Baca juga: Update Musibah Gempa di Sulbar: Korban Meninggal Jadi 73 Orang, Luka 743 Orang, Mengungsi 27.850
Baca juga: Kisah Pilu Gita, Korban Gempa Mamuju Sempat Selamat, Ambil HP Tertimpa Reruntuhan hingga Meninggal
Korem 142/Ttg adalah satuan Teritorial yang berada di bawah kendali Komando Daerah Militer XIV/Hasanuddin.
Sertu Palemba tinggal di Rusun Makorem 142/Ttg, Jalan Abdul Malik Pattana Endeng, Kelurahan Rangas, Kecamatan Simboro, Kabupaten Mamuju.
Ia dikaruniai 2 orang anak dari hasil pernikahannya dengan sang istri, Juhida.
Saat gempa mengguncang Mamuju, Jumat (15/1/2021) lalu, Sertu Palemba sedang tidur dengan istri dan kedua anaknya, Muh Andra Palemba dan kedua adik Andra.
Seperti dilansir dari Tribunnews.com dalam artikel 'Kisah Anggota TNI Selamatkan Keluarga dari Gempa, Jadikan Punggung sebagai Perisai dari Reruntuhan'
Juhida terbangun saat mendengar suaminya berteriak "Allahuakbar ada gempa... Allahuakbar ada gempa..."
"Saya dengar suami saya bilang Allahuakbar ada gempa.
Saya bangun dan bangunan dari atas langsung runtuh," ujarnya.
Sertu Palemba yang melihat reruntuhan bangunan dari atas langsung menjadi tameng untuk istri dan anak-anaknya.
Tangannya langsung menarik istri dan anak-anaknya dan mendekapnya sangat kuat.
Puing-puing bangunan berjatuhan dari atas mengenai punggungnya.
Ia sekuat tenaga menahan puing bangunan agar tidak mengenai istri dan anak-anaknya.

Namun, ada puing bangunan yang lolos mengenai anak pertamanya, Muh Andra Palemba (14).
Andra tertimpa reruntuhan setelah bapaknya berjuang melindungi mereka.
Sayangnya, nyawa Andra tidak terselamatkan.
"Saya dapat luka-luka di bagian tangan dan di punggung banyak sekali. Anak yang kedua juga terdapat luka-luka di tangan dan kaki.
Istri saya lumayan aman karena dia tepat berada di bawah saya," ujar Palemba saat ditemui di rumah duka.
Sementara itu jenazah Andra tiba di Pinrang, Sabtu (16/01/2021) sekitar pukul 01.00 Wita.
Jenazahnya dimakamkan di kampung ibunya di Bulisu, Kelurahan Kassa, Kecamatan Batulappa, Kabupaten Pinrang.
Baca juga: Biodata Letjen TNI Sayidiman Suryohadiprodjo yang Meninggal, Ikut Tumpas PKI & Pernah Jabat Wakasad
Baca juga: Masa Lalu Calon Kapolri Komjen Listyo Sigit Diungkap Guru SMA, Ada Cerita Berkesan Saat Jam Kosong
Kisah Pilu Gita, Korban Gempa Mamuju Sempat Selamat
Kisah pilu juga dialami Gita Sutriani yang sempat selamat dari gempa Mamuju pada Kamis (14/1/2021) siang.
Namun, kondisinya berubah menjadi pilu ketika mengambil HP di dalam rusun lalu ada gempa susulan pada Jumat (15/1/2021) dini hari.
Seperti dilansir dari Warta Kota dalam artikel 'Sudah Selamat dari Gempa, Gara-gara HP Ketinggalan Gita Sutriani Tertimpa Reruntuhan dan Meninggal'
Kepala Gita tetertimpa reruntuhan material rusun yang ditempatinya dan meninggal dunia.
Kisah pilu Gita diceritakan oleh sang ayah, Sutrisno saat ditemui di rumah duka, kemarin.
Gita merupakan warga Kabupaten Pinrang, yang kini menetap di Mamuju setelah menikah dengan Sertu Suardi sekitar satu tahun lalu.

Gita Sutriani sempat menghubungi bapaknya saat terjadi gempa pertama yang berpusat di Majene, Kamis, (14/01/2021) siang.
Ia mengabarkan kepada kedua orang tuanya kalau terjadi gempa bumi di daerahnya.
Diketahui saat itu, Gita berada di Rusun Makorem 142/Ttg, Jl. Abdul Malik Pattana Endeng, Kelurahan Rangas, Kecamatan Simboro, Kabupaten Mamuju.
"Kemarin sewaktu gempa pertama, dia telepon saya.
Dia bilang, bapak gempa di Mamuju. Jadi saya bilang hati-hati nak, jangan tinggal di dalam rumah.
Lebih baik di luar dulu," ujar Sutrisno.
Gita meyakinkan bapaknya, kalau ia baik-baik saja.
"Dia bilang, tidak apa-apa ji bapak. Tapi, saya punya rusun retak-retak mi," kata Sutrisno menirukan ucapan Gita.
Sutrisno pun menyarankan anaknya untuk keluar dari Rusun.
Diketahui, Ia juga sempat membagikan kondisinya setelah gempa terjadi melalui story WhatsApp dan Facebooknya.
Dalam story WA dan FB-nya, gita berfoto dengan menampilkan senyumnya, ia memakai baju berwarna merah.
Rambutnya terikat dan memakai aksesori bandana.
Foto itu di upload, Kamis, (14/01/2021) pukul 20.37 WIB.
Adapun tulisan dalam storynya tersebut tertulis "Malam ini cerita.y kita di lorong dlu.. Takut.y gempa Susulan."
Dari story tersebut, Gita berada di lorong Rusun sedang menunggu karena khawatir gempa susulan.
Gita kemudian menelpon mamanya untuk menginformasikan kondisi terkininya, Kamis, (14/01/2021) sekitar pukul 24.00 WIB.
"Tengah malam, sekitaran jam 12 malam. Dia bilang, Mama, mau ma masuk di dalam Rusun. Masuk semuami orang, mau ma saya juga masuk tidur," ucap Sutrisno.
Pada saat gempa susulan terjadi, Gita dan suaminya menyelamatkan diri dengan lari keluar dari Rusun, Jumat, (15/01/2021) dini hari.
"Sewaktu sudah di luar rusun. Dia lupa HP-nya. Jadi lari dia kembali masuk. Pasnya di dalam, tiba-tiba dari atas jatuh itu material bangunannya Rusun. Jatuh tepat di kepalanya," kata Sutrisno, Jumat, (15/01/2021) siang.
Dari informasi yang dikumpulkan Tribunpinrang.com, Gita dulunya perawat di Rumah Sakit TK IV dr Sumantri, Parepare, Sulawesi Selatan.
Setelah menikah dengan Sertu Suardi, ia berhenti dan mengikuti suaminya yang bertugas di Mamuju.
Diketahui, pernikahan Gita dan Sertu Suardi yang seorang TNI sudah berjalan satu tahun.(*)