Masa Lalu Calon Kapolri Komjen Listyo Sigit Diungkap Guru SMA, Ada Cerita Berkesan Saat Jam Kosong
Cerita masa lalu calon Kapolri Komjen Listyo Sigit Prabowo diungkap oleh guru SMA nya, Suhardi. Ada cerita berkesan saat jam kosong.
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Musahadah
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Musahadah
SURYA.co.id - Cerita masa lalu calon Kapolri Komjen Listyo Sigit Prabowo diungkap oleh guru SMA nya, Drs. Suhardi.
Guru seni rupa yang akrab disapa Pak Hardi itu punya cerita berkesan soal Komjen Listyo Sigit Prabowo saat masih bersekolah di SMAN 8 Yogyakarta.
Seperti diketahui, Komjen Listyo Sigit Prabowo jadi sorotan semenjak diusulkan oleh Presiden Joko Widodo ( Jokowi) menjadi calon Kapolri pengganti Idham Azis.
Baca juga: Sebelum Jadi Calon Kapolri, Komjen Listyo Sigit Pernah Satukan Pendekar Seluruh Banten, ini Kisahnya
Baca juga: Penolak Komjen Listyo Sigit Prabowo Jadi Kapolri: Gerakkan Pendemo Bayaran, Main SARA hingga Teroris
Masyarakat tentu bertanya-tanya seperti apa sepak terjang dan masa lalu Jenderal yang bakal memimpin Polri itu.
Menurut Suhardi, Listyo Sigit adalah murid yang pendiam dan tak banyak tingkah sewaktu SMA.
“Mas Listyo Sigit dulu di kelas pendiam, anaknya tidak macam-macam,” kata Suhardi saat di temui awak media di rumahnya di Galur, Kulon Progo.
Seperti dilansir dari Tribunnews.com dalam artikel 'Cerita Guru SMA Tentang Sifat Asli Calon Kapolri Komjen Listyo Sigit'
Menurut Suhardi, ada satu cerita tentang Listyo Sigit yang sangat berkesan dan masih diingatnya sampai hari ini.
Suhardi ingat saat itu teman-teman sekelas Listyo Sigit akan bolos rame-rame ketika jam kosong.
Tapi Listyo Sigit bersama dua orang temannya tak ikut bolos dan tetap di kelas.
“Saat itu ada jam kosong, satu kelasnya mau mbolos rame-rame.
Tapi Mas Listyo ini dan dua orang temannya bersikukuh tetap di kelas,” jelasnya sambil tertawa.
Listyo Sigit ketika SMA, lanjutnya adalah anak yang pintar secara akademik dan aktif dibidang olahraga beladiri.
“Dulu masuk ranking juga di kelas, lima besar kalau tidak salah.
Beladiri ya juga sempat sampai tingkat Provinsi” terangnya.
Pada Awak media, Suhardi menyampaikan mengikuti perkembangan karir muridnya tersebut mulai saat menjabat sebagai Kapolresta Surakarta dan Kapolda Banten.
“Bahkan saat ada acara Aksi Sosial Pakci, di awal 2020 Mas Listyo ini juga berkontribusi dan datang memberi motivasi dan sharing pada Juniornya di SMA” lanjutnya.
Tentang pencalonan Komjen Listyo Sigit sebagai Kapolri, Suhardi merasa yakin dengan kemampuan muridnya tersebut.
“Ya kalau dilihat dari karakternya saat SMA dulu, saya tidak ragu.
Mas Listyo mampu mengemban tanggung jawab lebih besar dari posisinya saat ini,” jelas Suhardi.
Suhardi berharap muridnya tersebut tetap teguh pendirian dan selalu amanah.
Satukan Pendekar Seluruh Banten
Kisah lain yang tak kalah berkesan tentang Komjen Listyo Sigit Prabowo yaitu ia pernah sukses menyatukan seluruh pendekar di Banten.
Sepak terjang Komjen Listyo Sigit Prabowo ini terjadi saat ia menjabat sebagai Kapolda Banten pada tahun 2016.
Kisah Komjen Listyo Sigit Prabowo menyatukan seluruh pendekar di Banten diungkap oleh Ketua Umum Perguruan Pencak Silat Banten Yadi Sugiadi.
Menurut Yadi, Listyo Sigit Prabowo punya ide untuk membentuk Tapak Karuhun Banten saat menjabat sebagai Kapolda Banten.
Melalui Tapak Karuhun Banten, ratusan perguruan silat di Banten dengan latar belakang yang berbeda bisa bersatu.
Seperti dilansir dari Tribunnews dalam artikel 'Calon Kapolri Komjen Listyo Sigit di Banten, Satukan Perguruan Silat dalam Tapak Karuhun'
Hasilnya, kolaborasi mereka mampu memecahkan rekor museum rekor Indonesia atau MURI saat sekitar 3.000 lebih jawara dan pendekar se-Banten berkumpul di alun-alun barat Kota Serang, Banten pada 17 November 2017 lalu.
Mereka menampilkan atraksi debus kolosal yang disebut Tapak Karuhun Banten.
Menurut Yadi, saat itu Sigit ingin melestarikan budaya dan mengangkat sejarah Banten.
"Beliau waktu menjabat Kapolda Banten bertemu banyak ulama dan jawara.
Beliau menanyakan mengenai budaya dan ingin merangkul seluruh elemen yang ada," kata Yadi.
Baca juga: Tindakan Jenderal Andika Perkasa Saat Tahu Kaki Sandi Rihata Terluka, KASAD Langsung Banjir Pujian
Baca juga: Tanda Sayang Jenderal Andika Perkasa untuk Kuli Bangunan Sandi Rihata, Hetty: Sedikit Bantu Keluarga
Awalnya, Yadi mengaku pesimis Sigit mampu menyatukan ratusan perguruan pencak silat melihat latar belakangnya berbeda.
Apalagi setiap perguruan memiliki ego dan merasa paling hebat.
"Tapi dengan tekad beliau ternyata bisa menyingkirkan masing-masing ego tanpa adanya konflik," ujarnya.
Di mata Yadi, Sigit merupakan sosok pemersatu golongan.
Bahkan secara pribadi, Sigit tidak mengenal sekat antara masyarakat dan pejabat. Artinya semua orang di mata dia sama.
“Saya sangat bangga pada Pak Sigit. Beliau sebenarnya lebih dengan rakyat biasa.
Kegiatan apapun dan sekecil apapun jika diundang masyarakat pasti beliau hadir. Beliau mau berteman dan sangat menghargai masyarakat,” terangnya.
Cerita yang sama juga diungkapkan TB Arif Hidayat, Ketua DPW TTKKDH Cimande Kabupaten Serang.
Sekedar diketahui, TTKKDH Cimande merupakan satu dari tiga perguruan pencak silat terbesar di Banten.
TB Arif bercerita mengenai awal mula terselenggaranya Tapak Karuhun Banten.
Saat itu, dia berbicara dengan Sigit mengenai situasi dan kondisi perguruan pencak silat di Banten.

Dia meminta Sigit untuk merangkul ulama dan pendekar agar situasi keamanan dan ketertiban masyarakat Banten dapat terkendali.
"Hanya butuh waktu tiga bulan menyatukan semua perguruan di Banten dan itu tidak mudah.
Tapi Alhamdulilah akhirnya bisa terlaksana dan berhasil dapat rekor MURI," ungkapnya.
Menurut dia, dengan adanya Tapak Karuhun Banten banyak perguruan silat yang dulunya sudah tidak aktif bangkit lagi hingga saat ini.
"Luar biasa sekali beliau. Banyak perguruan kecil yang bangkit kembali usai perhelatan akbar Tapak Karuhun Banten," tandasnya.
Sosok Sigit di mata TB Arif adalah pendiam namun sangat responsif dan komunikatif.
"Beliau itu pendiam tapi pendengar. Setiap masukan dari siapapun diperhatikan dan catat. Dan hebatnya lagi kalau masukan itu bagus atau baik pasti dijalankan," katanya.(*)