Syekh Ali Jaber Rela Utang Demi Berangkatkan Haji Seorang Pemulung, Kisahnya Dibongkar Adik
Syekh Ali Jaber dikenal sebagai pendakwah yang lemah lembut. Adiknya mengaku ulama asal Madinah itu punya utang untuk berangkatkan haji pemulunng.
Penulis: Pipit Maulidiya | Editor: Musahadah
Sang adik, Syekh Muhamad menyampaikan bahwa dirinya begitu menghargai dakwah Islam yang selama ini disampaikan almarhum.
Metode dakwah yang santun dan tercermin dari laku lampahnya yang tenang, merupakan gaya dakwah yang begitu diterima masyarakat.
"InsyaAllah Syekh Ali Jaber tetap kita perjuangkan perjuangannya. Walaupun beliau sudah wafat, tetapi InsyaAllah kita bisa meneruskan," ujar Syekh Muhamad.
Rasa duka, kenangan, justru disampaikan para kerabat yang dekat dengan almarhum, salah satunya adalah ulama kondang sekaligus pendiri Ponpes Daarul Qur'an, Yusuf Mansur.
Yusuf sangat bersyukur pernah belajar dari Syekh Ali yang dikenalnya sangat rendah hati.
Setiap bertemu, Syekh Ali selalu menundukkan kepalanya karena posturnya yang lebih tinggi.
Yusuf juga sudah menganggap Syekh Ali sebagai guru.
Kendati demikian, sang guru tak pernah merasa dirinya lebih pintar.
"Guru yang tidak mau dianggap guru, padahal beliau guru. Saya belajar ngaji dari beliau, kemudian beberapa ayat dan surat sama beliau," kata Yusuf.
Yusuf juga mengenang jasa besar Syekh Ali yang turut membesarkan Daarul Qur'an.
"Kemudian Syekh Ali atas izin Allah diluaskan dakwahnya ke seluruh tanah air," ujarnya.
Kenangan manis juga dituturkan Irfan Hakim, selebriti yang juga karib dengan Syekh Ali.
Lewat program TV tentang bakat menghapal yang mana Syekh Ali menjadi juri dan Irfan Hakim sebagai pembawa acaranya, hubungan mereka menjadi dekat.
Irfan Hakim mengakui, Syekh Ali lah yang mengajarkan dirinya membaca surat Al-Fatihah dengan benar. Hal yang tak akan pernah dilupakannya.
"Dia itu guru, apa lagi soal Al-Qur'an. Say itu diajarkan membaca surat Al-Fatihah dengan benar itu oleh beliau. Dan itu kesempatan luar biasa," ujar Irfan Hakim.
Irfan Hakim merasa beruntung bisa menemani Syekh Ali sampai ke pemakaman.
Keistimewaan yang tidak bisa dimiliki ribuan bahkan jutaan orang lain yang tercerahkan lewat dakwah dan prilaku mulianya.
"Cuma itu yang bisa saya lakukan," pungkasnya.