2 Jam Sebelum Naik Sriwijaya Air SJ 182, Pengantin Baru Ini Video Call Ibu hingga Tak Ada Kabar Lagi
Di antara para penumpang Sriwijaya Air SJ 182 yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu, ada sepasang pengantin baru.
SURYA.co.id | PEKANBARU - Di antara para penumpang Sriwijaya Air SJ 182 jatuh di perairan Kepulauan Seribu, ada sepasang pengantin baru.
Sepasang pengantin baru itu adalah Putri Wahyuni Effendi bersama suaminya, Ihsan Adhlan Hakim hendak ke Pontianak untuk menggelar kenduri yang sempat tertunda.
Dua jam sebelum pesawat Sriwijaya Air SJ 182 itu mengudara, Putri menghubungi sang ibu tercinta menggunakan video call.
Namun, setelah itu, tak ada kabar lagi. Bahkan, keluarga Putri telah menghubunginya, namun teleponnya tidak aktif.
Baca juga: 5 Fakta Anggota TNI Menangis di Kantor Polisi Tuntut Keadilan Sambil Tunjukkan Tangan Anaknya Putus
Begitu juga nomor ponsel suaminya, juga sempat dihubungi. Kondisinya sama, ponsel tidak aktif.
Kini, keluarga Putri berdoa dan menanti keajaiban agar anak dan mantunya itu selamat setelah peristiwa Sriwijaya Air SJ 182 jatuh, Sabtu (9/1/2021) sekitar pukul 14.40 WIB.

Berikut cerita lengkap dan harapan keluarga Putri yang ada di artikel di bawah ini.
Putri dan Ihsan hendak menuju Pontianak, Kalimantan Barat untuk mengadakan syukuran usai menikah pada Maret 2020 lalu.
Sebelum terbang, Putri sempat berkomunikasi dengan orangtuanya.
"Dia sempat video call sama ibunya, bilang mau naik pesawat.
Baca juga: Kisah Pilu Istri Pilot NAM Air, Suaminya Jadi Korban Sriwijaya Air SJ 182, Sempat Mengurung Diri
Kami bilang hati-hati ya nak," ujar ayah Putri, Arizal Effendi (66) kepada wartawan di rumahnya di Jalan Sembilang, Kecamatan Rumbai Pesisir, Kota Pekanbaru, Selasa (12/1/2021).
Menurut Arizal, komunikasi itu dilakukan 2 jam sebelum pesawat yang ditumpangi anaknya hilang kontak.
Arizal dan istrinya, Ratna, kini menunggu kabar baik mengenai anak dan menantunya.
Sejak terjadinya pesawat jatuh, mereka sekeluarga tak henti menonton televisi untuk menanti kabar.
Mereka juga tidak berhenti berdoa memohon keajaiban, sehingga anak dan menantunya masih bisa ditemukan dalam kondisi selamat.