Kehebatan Pesawat Intai TNI AU yang Ikut Buru Ali Kalora Cs, Punya Radar dan Peralatan yang Canggih
Inilah kehebatan pesawat intai strategis milik TNI AU yang ikut memburu Ali Kalora Cs dari kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT).
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Musahadah
Dengan menggunakan pesawat intai strategis Boeing 737-200 AI-7301, Operasi Tarsius akan memantau daerah-daerah yang diduga lokasi persembunyian kelompok teroris Ali Kalora.
Pada Selasa (29/12/2020), Panglima Pangkogabwilhan II Marsdya TNI Imran Baidirus melaksanakan kunjungan kerja di wilayah Poso untuk meninjau situasi wilayah Poso melalui udara.
Kunjungan kerja tersebut dalam rangka memantau Operasi Tinombala 2020.
Marsdya TNI Imran Baidirus berkesempatan melihat langsung dari pantauan udara dengan menggunakan pesawat Boeing 737-200 AI-7301 tentang perkembangan situasi di wilayah Poso dan sekitarnya.
TNI-Polri pakai pesawat Nirawak
Sebelumnya, TNI-Polri telah menggunakan pesawat nirawak untuk memburu Ali Kalora Cs.
Hal ini diungkapkan oleh Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dalam dialog Lintas Agama dan Lintas Generasi di Tokorondo di Kabupaten Poso, Rabu (23/12/2020).
Sekadar informasi, pesawat nirawak atau pesawat tanpa awak merupakan sebuah mesin terbang yang berfungsi dengan kendali jarak jauh.

Baca juga: 3 Momen Jenderal Andika Perkasa Beri Perhatian Kuli Bangunan Mabes AD, Sandi Rihata Paling Disorot
Dengan begitu, area-area hutan yang sulit dijangkau bisa dipantau menggunakan pesawat nirawak melalui udara.
Melansir dari VOA Indonesia, Marsekal Hadi Tjahjanto menegaskan komitmen TNI-Polri untuk memburu dan segera menangkap 11 anggota kelompok teroris Ali Kalora dari Mujahidin Indonesia Timur (MIT).
Marsekal Hadi Tjahjanto menegaskan perburuan tersebut dilakukan tidak hanya dengan mengerahkan personel aparat di lapangan, tetapi juga dengan menggunakan teknologi pesawat nirawak ( drone).
Pesawat nirawak tersebut mampu mendeteksi suhu tubuh manusia di balik rapatnya vegetasi hutan.
Namun, Hadi mengakui penangkapan teroris itu akan membutuhkan waktu yang tidak sebentar.
“Proses ini memang akan membutuhkan waktu yang lama, tetapi kita profesional karena kita menggunakan hampir tiga lapis.
Yaitu melaksanakan pesawat surveillance, kita mencari di mana targetnya,” papar Hadi.