UPDATE Virus Corona di Surabaya 3 Januari: Total 18248 Kasus, Gubernur Khofifah Positif COVID-19
Simak update kasus virus corona di Surabaya, terhitung pada Minggu (3/1/2021) pagi, selengkapnya dalam artikel ini.
Penulis: Arum Puspita | Editor: Adrianus Adhi
SURYA.co.id, Surabaya - Simak update kasus virus corona di Surabaya, terhitung pada Minggu (3/1/2021) pagi.
Menurut data update virus corona di Surabaya, terdapat penambahan 43 kasus COVID-19 di Kota Pahlawan.
Sementara dilansir Infocovid19.jatimprov.go.id, jumlah kasus virus corona di Surabaya mencapai 18248 kasus.
Jumlah ini diimbangi dengan tambahan pasien sembuh yang tercatat berada pada angka 33 pasien.

Baca juga: Cara Cek Penerima Vaksin Virus Corona Gratis, Lakukan Empat Langkah Berikut Ini
Baca juga: Ini Aktivitas Gubernur Khofifah sebelum Dinyatakan Positif Covid-19
Rincian dari total kasus ini adalah 152 pasien sedang menjalani masa perawatan.
Sebanyak 16845 orang dinyatakan sembuh dari COVID-19, sementara 1251 orang meninggal dunia.
Gubernur Khofifah Positif COVID-19

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, mengumumkan bahwa ia dinyatakan positif Covid-19. Hal ini disampaikannya melalui sejumlah akun media sosialnya.
Saat ini, pihaknya telah menjalani isolasi mandiri. Dalam menjalankan tugas pemerintahan, Khofifah akan banyak berkoordinasi dengan Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak beserta jajaran terkait.
Tak lupa, Khofifah juga mengingatkan warga Jatim untuk konsisten melaksanakan protokol kesehatan.
Baca juga: Gubernur Khofifah Positif Covid-19, Gugus Tugas Jatim Segera Lakukan Tracing Orang Terdekat
Kini Gugus Tugas Penanganan Covid-19 di Jawa Timur segera bertindak cepat pasca Gubernur Khofifah dinyatakan positif Covid-19.
Gugus Tugas segera melakukan pelacakan kontak (contact tracing) terhadap pihak yang pernah bersama Gubernur Khofifah.
"Kami akan lihat aktivitas beliau dan orang-orang terdekat beliau. Kami akan petakan lebih jauh mengingat aktifitas beliau cukup banyak," kata Ketua Tim Rumpun Tracking Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Jawa Timur, dr Kohar Hari Santoso, Sabtu (2/1/2020).
Tak hanya kali ini, Dr Kohar memastikan bahwa upaya tracing sebelumnya juga telah dilakukan secara berkala.
"Kami terus lakukan. Kami rutin melaksanakan pemeriksaan," kata dr Kohar yang juga Mantan Kepala Dinas Kesehatan Jawa Timur ini.
Sekolah tatap muka diundur
Sekolah Tatap Muka di Surabaya Kemungkinan Diundur, Ini Alasan Kadindik Supomo
Kepastian sekolah tatap muka di Surabaya masih menjadi pertimbangan Pemkot. Nampaknya, Pemkot masih pikir-pikir untuk membuka pembelajaran tatap muka dalam waktu dekat ini.
Kepala Dinas Pendidikan Surabaya, Supomo mengatakan ada beberapa alasan mengapa rencana sekolah tatap muka itu kembali jadi pertimbangan. Di antaranya terkait tren kasus Covid-19.
"Kami masih menimbang-nimbang kemungkinan untuk dibuka kembali," kata Supomo, Sabtu (2/1/2020).
Wacana terkait sekolah tatap muka di Surabaya memang sudah lama bergulir. Apalagi sebelumnya sudah ada Surat Keputusan Bersama sejumlah Kementerian.
Berbagai persiapan telah dilakukan sejak beberapa waktu lalu, termasuk simulasi.
Supomo menerangkan, untuk dapat membuka sekolah tatap muka, memang perlu memperhatikan beberapa aspek. Di antaranya pertimbangan dari pemerintah daerah, faktor sekolah, komite dan wali murid.
"Pertimbangannya kan memang itu, yang menentukan sekolah bisa buka atau tidak," terangnya.
Supomo belum dapat memastikan hingga kapan keputusan itu bakal diambil.
Pemkot Surabaya masih dalam sikap yang sama. Yaitu, mempertimbangkan banyak hal sebelum keputusan sekolah tatap muka diambil.
"Sambil melihat analisa dari Satgas Covid-19 yang di dalamnya ada Dinas Kesehatan," terang Supomo.
"Pertimbangan itu kemudian kami mengambil kesimpulan mungkin diundur sambil melihat perkembangan lebih lanjut," sambung Supomo.
Itu artinya, sekolah jarak jauh atau daring masih jadi alternatif untuk proses pembelajaran siswa. Senin besok siswa masih mengikuti sekolah daring.
Sementara itu, Wakil Sekretaris IV Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya, Irvan Widyanto mengatakan kajian terkait persiapan sekolah tatap muka dilakukan secara mendalam.
"Juga melibatkan para pakar, akademisi dan termasuk epidemiolog," kata Irvan saat dikonfirmasi terpisah.
Banyak aspek yang diukur dari kacamata berbagai pihak. Menurut Irvan, tidak hanya terkait protokol kesehatan saja. Hingga saat ini, kajian masih terus dilakukan.
"Faktor lain juga akan dikaji semua, sehingga nanti akan terlihat hasil kajian, memungkinkan tatap muka atau tidak," ujar mantan Kepala Satpol PP Surabaya itu.
Catatan Redaksi: Bersama kita lawan virus corona. SURYA.co.id mengajak seluruh pembaca untuk selalu menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan. Ingat pesan ibu, 3M (Memakai masker, rajin Mencuci tangan, dan selalu Menjaga jarak).