Biodata Munarman Sekum FPI, Dilaporkan ke Polisi Karena Sebut 6 Anggota Laskar Tak Bawa Senjata

Simak biodata Munarman, Sekertaris Umum (Sekum) Front Pembela Islam (FPI) yang dilaporkan polisi karena sebut 6 anggota laskar tidak bersenjata api

Penulis: Pipit Maulidiya | Editor: Musahadah
Kolase Kompas.com/YouTube
Ilustrasi - Biodata Munarman Sekum FPI, Dilaporkan ke Polisi Karena Sebut 6 Anggota Laskar Tak Bawa Senjata 

Penulis: Pipit Maulidiya | Editor: Musahadah

SURYA.co.id - Sosok Munarman, Sekertaris Umum Front Pembela Islam (FPI) dilaporkan polisi oleh Ketua Barisan Ksatria Nusantara Zainal Arifin, terkait ucapanya menyebut enam anggota laksar FPI tidak bersenjata api.

Sekum FPI itu dituntut untuk menunjukkan bukti atas ucapannya. Diketahui enam anggota laskar FPI tewas diduga melakukan perlawanan terhadap polisi.

Lantas siapa sebenarnya sosok Munarman? Berikut profil dan biodata Munarman yang dirangkum Surya.co.id dari berbagai sumber.

Munarman, SH. lahir di Palembang, Sumatra Selatan, 16 September 1968.

Munarman adalah juru bicara FPI, advokat, mantan aktivis HAM, mantan ketua umum YLBHI dan beralih menjadi Panglima Komando Laskar Islam, kelompok FPI.

Keluarga

Ilustrasi - Biodata Munarman Sekum FPI, Dilaporkan ke Polisi Karena Sebut 6 Anggota Laskar Tak Bawa Senjata
Ilustrasi - Biodata Munarman Sekum FPI, Dilaporkan ke Polisi Karena Sebut 6 Anggota Laskar Tak Bawa Senjata (Kompas.com)

Munarman lahir dan besar di Palembang dan merupakan anak ke enam dari 11 bersaudara.

Munarman adalah anak pasangan seorang pensiunan guru sekolah Ra, H. Hamid. Munarman dan Ny Nurjanah.

Pada tahun 1996 Munarman menikah dengan Ana Noviana dan menetap di Palembang

Dari pernikahan ini Munarman dikaruniai tiga anak yaitu Rio Mohammad Alfarez, Rinaldo Mohammad Montazeri dan yang terakhir lahir pada bulan September 2008.

Munarman dan keluarganya hidup terpisah dengan pertemuan teratur pada akhir pekan hingga kepindahannya ke Jakarta pada tahun 2000, sebelumnya keluarganya tinggal bersama keluarga Munarman di Palembang.

Keluarganya kemudian ikut pindah ke Jakarta saat anak-anaknya mulai masuk TK.

Karir

Ilustrasi - Biodata Munarman Sekum FPI, Dilaporkan ke Polisi Karena Sebut 6 Anggota Laskar Tak Bawa Senjata
Ilustrasi - Biodata Munarman Sekum FPI, Dilaporkan ke Polisi Karena Sebut 6 Anggota Laskar Tak Bawa Senjata (YouTube)

Karier Munarman dimulai saat ia bergabung dengan Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) di Palembang sebagai sukarelawan pada tahun 1995, kemudian dipromosikan sebagai Kepala Operasional organisasi yang sama pada tahun 1997.

Kemudian ia beralih menjadi Koordinator Kontras Aceh pada tahun 1999-2000 dan tinggal disana.

Karier ini berlanjut hingga ia menduduki posisi Koordinator Badan Pekerja Kontras dimana ia kemudia berelokasi ke Jakarta dari Aceh.

Pada bulan September 2002, Munarman terpilih sebagai Ketua Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) setelah YLBHI mengalami kekosongan kepemimpinan selama sembilan bulan.

Melansir Kompas.com dengan judul "Siapakah Munarman?",

Dari keterangan beberapa teman, Minat Munarman pada gerakan Islam bermula saat ia menjadi anggota Tim Pengacara Abu Bakar Ba'asyir tahun 2002.

Selepas tidak mendampingi Ba'asyir, Munarman mulai dekat dengan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).

Dari HTI, Munarman mulai mengenal sejumlah tokoh Islam garis keras, termasuk Ketua FPI Habib Rizieq Shihab.

Dia lantas mendirikan An Nashr Institute.

Dilaporkan ke Polisi

Munarman saat menjadi pembicara dalam diskusi Manfaat dan Mudharat Ormas, di Gedung MPR/DPR/DPD, Senayan, Jakarta, Jumat (17/2/2013)
Munarman saat menjadi pembicara dalam diskusi Manfaat dan Mudharat Ormas, di Gedung MPR/DPR/DPD, Senayan, Jakarta, Jumat (17/2/2013) (kompas.com)

Melansir Kompas.com berjudul Sebut 6 Laskar FPI yang Tewas Tak Bawa Senpi, Sekum FPI Munarman Dilaporkan,

Ketua Barisan Ksatria Nusantara Zainal Arifin melaporkan Sekretaris Umum (Sekum) Ormas Front Pembela Islam (FPI) Munarman ke Polda Metro Jaya pada Senin (21/12/2020).

Pelaporan dengan Nomor LP/7557/XII/YAN 2.5/2020/SPKT PMJ itu dibuat berkaitan dengan enam anggota laskar FPI yang ditembak mati polisi.

Zainal mengatakan, Munarman diduga telah melakukan penghasutan dengan menyebut enam anggota laskar FPI tidak membawa senjata api saat insiden dengan polisi di Tol Jakarta-Cikampek Kilometer 50.

"Keterangan Munarman yang mengatakan bahwa yang meninggal tidak membawa senjata, yang meninggal tidak melawan aparat maka itu harus dibuktikan dengan hukum. Bahaya berbohong dan adu domba itu luar biasa. Bahwa fitnah itu lebih besar dampaknya daripada pembunuhan," ujar Zainal, Senin (21/12/2020).

Menurut Zainal, berduka atau prihatin terhadap kasus yang dialami enam anggota laskar FPI itu diperbolehkan, tetapi tidak menjustifikasi yang dapat menimbulkan kekisruhan.

"Itu kalau disampaikan terus-menerus narasi dibangun itu bisa akibatkan adu domba, perpecahan anak bangsa. Contohnya kemarin ada yang mau penggal kepala Kapolda, ada yang sebut polisi dajal, belum lagi demo-demo membawa senjata tajam," katanya.

Zainal mengatakan, dia sudah menyertakan barang bukti berupa hasil tangkapan layar dan flash disk saat membuat laporan itu.

Pelaporan itu dibuat dengan harapan dapat membuat rasa aman dan nyaman bagi masyarakat guna menghindari perpecahan.

"Dalam rangka kita ingin menjaga keutuhan bangsa yang selama ini hiruk pikuk membuat masyarakat cemas, mencekam. Sekaligus kita dalam rangka menjaga kelangsungan negara Republik Indonesia yang hanya berdasarkan Pancasila dan UUD. Oleh karena itu, pada hari ini kami dengan tegas meminta aparat penegak hukum, Polda Metro Jaya untuk menangkap Saudara Munarman," ucap Zainal.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved