Kehebatan 3 Pasukan Khusus TNI Pemburu Ali Kalora Cs, Mampu Buru Pasukan Gerilya Lawan Sampai Tuntas

Inilah kehebatan 3 pasukan khusus TNI yang memburu Ali Kalora Cs dari kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT). Yakni Kostrad, Marinir, dan Tontaikam

Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Adrianus Adhi
PENKOSTRAD
Ilustrasi Pasukan Kostrad. Satu dari 3 pasukan khusus TNI yang memburu Ali Kalora Cs. Simak kehebatannya di artikel ini 

Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Adrianus Adhi

SURYA.co.id - Inilah kehebatan tiga pasukan khusus TNI yang dikirim untuk memburu Ali Kalora Cs dari kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT).

Mereka adalah prajurit-prajurit dari Kostrad, marinir, dan Peleton Pengintai Keamanan ( Tontaikam).

Masing-masing memiliki kemampuan yang dibutuhkan untuk menumpas sisa-sisa kelompok teroris Ali Kalora.

Baca juga: Kehebatan 125 Anak Buah Jenderal Andika Perkasa yang Dikirim ke AS, Ternyata Yonif Para Raider 502

Baca juga: Biodata Yono Sayur Rekan Ali Kalora yang Ditembak Satgas Tinombala, Coba Bunuh Perwira Tinggi Polri

Contohnya saja pasukan Kostrad yang memiliki kemampuan memburu pasukan gerilya lawan sampai tuntas.

Berikut ulasan selengkapnya.

1. Kostrad

Pasukan Kostrad memiliki skill khusus untuk memburu pasukan separatis, seperti dilansir dari Grid.id dalam artikel '5 Fakta Pasukan Khusus Raider Kostrad, Pemburu Kelompok Separatis Egianus Kogoya di Papua'

Kostrad memiliki kemampuan untuk memburu pasukan gerilya lawan sampai tuntas.

Untuk melawan musuh yang bergerilya, pasukan khusus Raider Kostrad juga menggunakan taktik yang sama, yakni bergerilya (counter guerilla warfare).

Bedanya, pasukan khusus Kostrad memiliki status sebagai 'pemburu'.

Pasukan Kostrad sudah terlatih untuk melakukan berbagai operasi khusus.

Contoh operasi khusus yang dapat dilakukan seperti teknik dril kontak, infiltrasi atau penyusupan, eksfiltrasi, Mobud (mobil udara), Ralasuntai (Operasi di Rawa, Laut, Sungai dan Pantai), raid Baswan (operasi pembebasan tawanan), dan raid penghancuran.

Sebagai pasukan antigerilya, pasukan Kostrad harus selalu siap untuk hidup berhari-hari di hutan belantara demi lancarnya operasi militer yang dilakukan.

Pasukan Kostrad ini dikenal bisa tidur nyenyak walau diguyur hujan lebat.

Pasukan Kostrad juga dikenal memiliki endurance serta tenaga yang kuat, yang membuat mereka mampu berjalan jauh.

Bertugas memburu gerilyawan sampai tuntas, pasukan Kostrad harus mampu berjalan kaki hingga ratusan kilometer.

Oleh sebab itu, latihan lari setiap hari menjadi makanan wajib pasukan Kostrad.

Demi membina kemampuan setiap personel agar tetap prima, latihan lari ini tetap dilakukan setiap hari, walaupun prajurit sedang menjalankan ibadah puasa.

2. Marinir

Pasukan marinir dilatih agar bisa bertempur di darat dalam keadaan darurat.

Seperti dilansir dari Kompas.com dalam artikel 'Mengenal Pasukan Marinir TNI yang Kawal Pulang Massa Pedemo Tolak Omnibus Law di Jakarta'

Tugas utama pasukan Marinir yakni sebagai pasukan pendarat, pasukan yang menyerang dari laut ke darat.

Mereka dibekali beberapa pelatihan militer lintas matra untuk menunjang penugaan khusus.

Indonesia memiliki tiga Pasukan Marinir (Pasmar), yaitu Pasmar 1 di Jakarta, Pasmar 2 di Surabaya, dan Pasmar 3 di Sorong.

Ini sesuai dengan restrukturisasi organisasi Korps Marinir dalam rencana strategis 2015-2019.

Tujuannya agar gelar pasukan lebih bisa menanggulangi masalah-masalah di berbagai wilayah Indonesia.

Melansir dari Wikipedia, dalam struktur organisasi TNI, Korps Marinir adalah sebuah Komando Utama yang sejajar dengan Kotama lain seperti Kogabwilhan, Kostrad, Koarmada RI, Koopsudnas, Pushidrosal, Kodam, Kopassus dan Kolinlamil.

Korps Marinir bertugas menyelenggarakan operasi amphibi, operasi pertahanan pantai, dan pengamanan pulau terluar strategis dalam rangka OMP dan OMSP serta operasi lainnya sesuai kebijakan Panglima TNI.

Korps Marinir disamping sebagai Kotama Ops, juga sebagai Kotama Bin yang bertugas membina kekuatan dan kesiapan operasi satuan Marinir serta membina potensi maritim menjadi kekuatan pertahanan keamanan matra laut yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Staf Angkatan Laut.

Korps Marinir dipimpin oleh Komandan Korps Marinir, yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Panglima.

3. Tontaikam

Melansir dari Wikipedia, Tontaikam merupakan satuan setingkat peleton di bawah Detasemen Markas Brigif Mekanis 1 PIK/Jaya Sakti, Kodam Jaya.

Pasukan ini sangat membantu tugas Brigif khususnya menangani masalah keamanan di daerah – daerah tertentu yang sangat sulit dijangkau kendaraan besar dan harus dijangkau dengan motor serta perlu segera penanganan secara cepat dan tepat.

Sama seperti Yonkav, tontaikam ini diharapkan juga mampu memberikan efek tekanan psikologis kepada para pengacau keamanan.

Tontaikam baru dibentuk pada 1992, dengan nama SS 44 A/T (Satuan Khusus Anti Terror), personel berjumlah 44 orang dengan 25 unit sepeda motor (jenis Trail) special engine 125cc.

Para personelnya menggunakan senjata organik satuan, berupa FNC Carbine 5,56 mm, Sub Machine Gun Scorpion 3,62 mm, P1 9 mm pistol, p2 9 mm pistol, CZ 83 9 mm pistol.

Ali Kalora Cs Tak Kunjung Tertangkap

Menurut kabar terbaru, Ali Kalora Cs yang sampai saat ini masih belum tertangkap.

Seperti diketahui, masih ada 11 anggota kelompok teroris Ali Kalora atau Mujahidin Indonesia Timur (MIT) yang masih diburu oleh Satgas Tinombala.

Sedangkan masa tugas Satgas Tinombala rencananya akan berakhir pada 31 Desember 2020 mendatang.

Polri membuka kemungkinan akan memperpanjang masa tugas Satgas Tinombala sampai Ali Kalora Cs ditumpas habis.

Hal itu diungkapkan oleh Karo Penmas Humas Polri Brigjen Awi Setyono, seperti dilansir dari Tribunnews dalam artikel 'Operasi Satgas Tinombala Kemungkinan Akan Diperpanjang Oleh Polri'

"Saya pernah bincang-bincang dengan Asops Kapolri terkait operasi Tinombala. Tapi kita tidak mendahului pimpinan Polri. Dari apa yang kami sampaikan tadi bincang-bincang dengan Asop Kapolri kemungkinan besar akan kita perpanjang," kata Brigjen Awi di Mabes Polri, Jakarta, Senin (8/12/2020).

Namun demikian, pihaknya masih menunggu keputusan resmi dari petinggi Polri.

"Karena memang DPOnya belum ketangkap masih ada DPO kemarin kita sampaikan DPO 11 orang.

Tapi tetep nanti kita tunggu keputusannya dari pimpinan," pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, Kepolisian RI merilis selebaran daftar pencarian orang (DPO) yang merupakan kelompok jaringan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso.

Total, ada 11 orang yang masuk ke dalam daftar buron tersebut.

Kelompok ini diduga merupakan pelaku terkait pembunuhan kejam satu keluarga di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah pada (27/11/2020) lalu.

"Saat ini masih ada 11 DPO yang kami kejar," kata Karo Penmas Humas Polri Brigjen Pol Awi Setiyono dalam keterangannya, Rabu (2/12/2020).

Dalam selebaran DPO yang tersebar kepada awak media, terdapat sejumlah wajah dan nama kelompok jaringan MIT yang masih menjadi buron.

Namun, ada juga wajah yang telah diberikan tanda silang berwarna merah yang menandakan pelaku telah tertangkap.

Buronan yang masih belum tertangkap adalah Ali Ahmad alias Ali Kalora yang merupakan pimpinan jaringan MIT.

Selanjutnya, angggota MIT lainnya adalah Qatar alias Farel, Askar alias Jaid alias Pak Guru dan Abu Alim alias Ambo.

Selain itu, Nae alias Galuh, Khairul alias Irul, Jaka Ramadhan alias Ikrima, Alvin alias Adam alias Alvin Anshori, Rukli, Suhardin alias Hasan Pranata dan Ahmad Gazali.

Baca juga: Biodata Letjen TNI Herman Asaribab Wakil Jenderal Andika Perkasa yang Naik Pangkat, Putra Asli Papua

Baca juga: 125 Anak Buah Jenderal Andika Perkasa Unjuk Kehebatan di Pangkalan Militer AS, Wakasad Jadi Saksinya

Dalam selebaran itu, dijelaskan bagi siapapun yang menemukan orang yang mirip dengan foto itu bisa melaporkan kepada kantor Kepolisian terdekat.

Polisi juga mengingatkan kepada pihak yang ikut menyembunyikan pelaku bisa dijerat hukuman pidana. Sebaliknya, ia meminta para pelaku dapat menyerahkan diri kepada aparat.

"Diimbau kepada para DPO agar segera menyerahkan diri kepada aparat kepolisian," tandas Awi.(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved