Di Balik Pemangkapan Jagal Bekasi
UPDATE AYJ Jagal Bekasi Dijanjikan Rp 100.000 Sekali Hubungan Sejenis, Kesal Tak Dibayar Dimutilasi
"Awalnya diiming-imingi dengan bayaran sekali itu Rp 100.000. Kemudian berkurang hingga timbul kebencian," terang Kombes Pol Yusri Yunus.
SURYA.CO.ID - Fakta gres pengakuan AYJ (17) jagal Bekasi yang diperiksa secara maraton penyidik Satreskrim Polres Metro Bekasi Kota mulai menguak latar belakang mutilasi.
Kekesalan bocah yatim piatu karena merasa dibohohingi oleh korban Donny Saputra (24).
Korban yang sering berkunjung dan menginap di rumah manusia silver kerap memaksa tersangka.
Apalagi, korban tak memenuhi janjinya untuk memberi uang setelah melakukan hubungan badan sejenis.
"Pelaku merasa sakit hati dengan korban karena sering melakukan asusila tapi tak memenuhi janjinya," jelas Kabid Humas Polda Metro Kombes Pol Yusri Yunus, Kamis (10/12).
Sebelum dicabuli, jelas Yusri, DS pernah menjajikan AYJ dengan bayaran Rp 100.000.
Namun belakangan bayaran itu terus berkurang setiap kali korban berbuat asusila.
"Awalnya diiming-imingi dengan bayaran sekali itu Rp 100.000. Kemudian berkurang hingga timbul kebencian," terang Yusri.
Akhir-akhir ini pelaku kerap tidak mendapat bayaran ketika diajak hubungan tak senonoh oleh korban.
"Dari situ timbul kebencian," jelasnya.
Sebelumnya, AYJ (17) sudah disetubuhi korban Donny Saputra (24) lebih dari 50 kali.
Pencabulan yang dilakukan karyawan minimarket asal Mulyasari, Kelurahan Mulyasari, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah kontrak di daerah Jatiasih, Kota Bekasi berlangsung sejak Juli sampai Sabtu (5/12/2020) Desember.
Kombes Pol Yusri Yunus dalam konferensi pers, menjelaskan korban sudah puluhan kali mencabuli pelaku.
"Dari bulan Juli sampai terakhir Sabtu kemarin sudah lebih dari 50 kali korban mencabuli pelaku)," tutur Yusri di Mapolda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Kamis (10/12/2020).
Dalam kesempatan itu, Kombes Yusri juga menjelaskan jika pelaku dan korban sudah saling mengenal sejak Juni 2020.
"Awal korban kenal pelaku di dalam satu kendaraan umum. Karena pelaku ini bekerja pengamen dia bertemu di situ," ujarnya.
Dari perkenalan yang dijalin, sebulan kemudian, mereka kembali bertemu di rumah AYJ. Saat itu manusia silver itu tengah berulang tahun.
Sejak saat itu, bocah yatim piatu dengan korban intens melakukan pertemuan. Korban malah sering berkunjung dan menginap di rumah tersangka.
Di sanalah korban kerap memaksa pelaku untuk berbuat asusila.
"Pelaku merasa sakit hati dengan korban karena sering melakukan asusila sesama jenis. Korban merasa dipaksa untuk melakukannya," jelas perwira dengan melati di pundak.
Dalam waktu tiga hari, petugas berhasil mengamankan tersangka dan dua potongan tubuh korban. Terdiri dua kaki dibungkus jadi satu di pinggiran got, kemudian potongan kepala korban, jadi empat potongan.
Sebelumnya, potongan tubuh berupa badan tanpa kepala dan kaki ditemukan di dua lokasi berbeda di Kota Bekasi, Senin (7/12/2020).
Pertama potongan tubuh ditemukan di Jalan KH Noer Ali Kalimalang dan kedua di Jalan Gunung Gede Raya Kayuringin, Bekasi Selatan, Kota Bekasi.
Lokasi pertama di sebuah saluran irigasi dekat bengkel tambal ban.
Potongan tubuh berupa badan dari leher hingga paha ditemukan di lokasi tersebut.
Kapolres Metro Bekasi Kota Kombes Pol Wijonarko mengatakan, jasad dengan kondisi tidak utuh ini berjenis kelamin laki-laki korban mutilasi.
"Potongan badan mayat laki-laki dengan kondisi kepala tidak ada, kemudian lengan bagian kiri tidak ada dan kedua kaki tidak ada," kata Wijonarko di lokasi penemuan jasad, Senin (7/12/2020).
Ban Bocor
Pertemanan jagal Bekasi AYJ (17) dengan korban mutilasi, Donny Saputra (24) sudah berlangsung setahun.
Selama perkenalan, korban yang bekerja sebagai karyawan minimarket di Jakarta, kontrak di daerah Jatiasih, Kota Bekasi. Ia kerap menginap di rumah AYJ di Kampung Pulo Gede, Kelurahan Jakasampurna, Kecamatan Bekasi Barat, Kota Bekasi.
Asal korban Donny dari Mulyasari, Kelurahan Mulyasari, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah
Pertemanan mereka dimulai saat keduanya bertemu di jalan.
Hal itu terungkap dari penuturan tetangga pelaku, Emas Jumiarti (45).
Keduanya kenal saat pelaku menolong korban saat ban motornya bocor di jalan.
Hal ini diketahui Emas ketika sesekali bercengkrama dengan AYJ yang tinggal seorang diri sepeninggal kedua orang tuanya di Kampung Pulo Gede, Kelurahan Jakasampurna, Kecamatan Bekasi Barat, Kota Bekasi.
"Dia kan suka cerita-cerita namanya tinggal sebelahan. Karena korban sering main pernah saya tanya itu siapa," kata Emas, Rabu (9/12/2020).
Donny yang bekerja sebagai karyawan minimarket memang salah satu teman pelaku yang kerap menginap.
Hampir setiap seminggu sekali korban datang dan main bersama.
"Kenal di jalan, pelaku inikan ngamen sehari-hari, lihat korban ban motornya bocor terus dibantuin dorongin sampe ke tempat tambal ban," ucapnya.
Saking seringnya main ke rumah pelaku, Emas sendiri cukup mengenal korban.
Dia diketahui tinggal mengontrak di daerah Jatiasih, Kota Bekasi.
"Kalau ke sini (pelaku) naik motor Vixion biasanya, cuma yang terakhir itu naik motor Beat warna merah," tuturnya.
Aktivitas pertemanan mereka menurut Emas biasanya, korban datang Sabtu siang atau malam lalu menginap di rumah korban hingga Minggu malam.
"Biasanya Sabtu datang, mereka main naik motor berdua terus malamnya nginep Minggu pagi biasanya mereke olah raga, siang atau malam korban pulang," terang Emas.
Tersangka yang menjadi manusia silver itu dikenal sebagai pribadi yang sopan dan ramah.
Kesopanan dan keramahan itu diungkap oleh Emas Jumiarti (45), tetangga pelaku.
Penjagalan Donny Saputra yang dilakukan di rumah tersangka, membuat kaget warga sekitar. Selain korban adalah teman akrabnya juga hampir tiap main dan menginal di rumah pelaku.
Sehari-hari Anak Baru Gede (ABG) itu bekerja sebagai pengamen manusia silver.
Kakak dan neneknya tinggal di lokasi berbeda dan hanya sesekali mengunjungi AYJ.
"Orangnya sopan, ramah, nggak pernah macem-macem paling ngamen aja. Makanya kaget saya kalau dia sampe kaya gitu (melakukan mutilasi)," kata Emas Jumiarti (45), Rabu (9/12/2020).
Selain itu, pergaulan AYJ di lingkungan sekitar juga cukup baik.
Pelaku juga kerap kumpul bersama pemuda-pemuda dekat tempat tinggalnya dan terlihat normal-normal saja.
"Normal-normal aja selama ini yang kita tahu, sama pemuda sini juga dia kenal suka nongkrong kumpul-kumpul," tuturnya.
AYJ merupakan remaja putus sekolah setelah tak tamat SMP.
Sejak kecil, AJY sudah hidup sebagai yatim.
Ayahnya meninggal dunia sejak lama dan dia dibesarkan oleh ibunya.
Sekitar tiga atau empat tahun silam, ibunya meninggal dunia dan terpaksa membuat pelaku hidup tanpa perhatian kedua oran tuanya.
"Dia punya kakak cuma udah pada nikah, diajak tinggal sama kakaknya bareng sambil urus nenek cuma dia enggak mau milih tinggal di sini sendiri," terangnya.
Waktu kecil, AYJ dikenal sebagai anak yang taat beribadah.
Dia sering ikut pengajian dan kegiatan keagamaan lain di lingkungan setempat.
Namun ketaatannya mulai memudar semenjak ibunya meninggal.
Ia putus sekolah hingga hidup mengamen yang dilakukannya saat ini.
"Dia sering ngajak temannya main ke rumah, temannya dari mana aja bukan orang sini, termasuk korban itu sering main ke sini hampir setiap minggu nginep," tuturnya.
Dalam kesempatan itu, Emas Jumiati juga sempat mendengar suara aneh beberapa kali pada Minggu (6/12/2020) sore.
Pelaku yang tinggal seorang diri di rumah bekas peninggalan orang tuanya itu diduga tengah menjagal (memotong) tubuh korban.
Emas mengatakan, suara itu berasal dari dalam rumah pelaku yang bersebalahan dengan kediamannya.
"Saya nggak curiga sama sekali, sempet denger suara duuug..duuug.duug, gitu doang," kata Emas saat diwawancara, Rabu (9/12/2020).
Adanya keganjilan itu, Emas sempat menanyakan langsung ke AYJ aktivitas apa yang sedang dilakukan hingga menimbulkan suara itu.
"Kan dia sempet keluar sebentar, saya tanya lagi ngapain. Terus dia jawab lagi masang keramik. Oh gitu ya uda saya enggak curiga apa-apa," jelasnya.
Minggu sore, pelaku sempat keluar rumah untuk membeli minuman.
Emas yang cukup akrab dengan pelaku karena tinggal bersebelahan juga sempat mencium bau sesuatu.
"Saya cium aroma enggak enak aja, terus saya tanya lagi. Pelaku jawab bau pilok, dia lagi ngecat barang katanya," kata Emas tetangga pelaku.
Suara aneh yang dikatakan Emas, baru dia sadari diduga detik-detik pelaku melakukan perbuatan keji memutilasi korban bernama Donny Saputra (24).
Apalagi saat diketahui pelaku sempat meminjam alat asah pisau kepada tetangga sekitar kediaman.
"Dia sempet minjem asahan, saya tahu dari tetangga waktu pas hari Minggu itu, tapi enggak ada yang curiga sama sekali waktu itu. Kayaknya pakai golok soalnya dia emang punya," terangnya.
Rumah yang dihuni AYJ, lokasinya dekat dengan sekolah. Gang menuju rumah terbilang cukup sempit diapit bangunan rumah lain.
Terletak di ujung gang, rumah pelaku memang terbilang tidak terawat, hanya ada tetangga sebelah kanan yang tinggal bersebelahan.
Sisanya terdapat tetangga di belakang kediaman dengan posisi bangunan tidak berdempetan satu sama lain.
Seperti diketahui, pelaku mutilasi dengan korban Donny Saputra (24) yang tubuhnya dicincang menjadi beberapa bagian lalu potongan tubuhnya ditemukan di dua lokasi, usianya masih bocah.
Tersangka yang kini menjalani pemeriksaan di Polres Metro Bekasi Kota berinisial AYJ (17) asal Kampung Pulo Gede, Kelurahan Jakasampurna, Bekasi Barat, Kota Bekasi.
Korban Donny Saputra (DS) bekerja sebagai karyawan minimarket di Jakarta, selama ini tinggal mengkontrak di daerah Jatiasih, Kota Bekasi.
Donny asalnya warga Mulyasari, Kelurahan Mulyasari, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah.
Kasubag Humas Polres Metro Bekasi Kota,
Kompol Erna Ruswing Andari, mengungkapkan penangkapan AYJ dilakukan tim gabungan dari Polres Metro Bekasi Kota dan Resmob Polda Metro Jaya.
Bocah tersebut diringkus di daerah Kranji, Kecamatan Bekasi Barat, Kota Bekasi, Rabu (9/12/2020).
Ia diamankan di tempat rental PS 4 kawasan Kranji, Bekasi Barat, dini hari tadi sekitar pukul 01.00 WIB.
Dalam penangkapan itu, tersangka mengakui perbuatannya.
Selanjutnya, tersangka dikeler ke rumahnya yang dipakai menjagal korban.
Ketika diinterogasi di lokasi, tersangka memgaku memutilasi korban menjadi beberapa bagian.
Potongan torsebut tanpa kepala, tangan kiri dan sepasang kaki ditemukan di Kalimalang, Jalan KH Noer Ali, Bekasi Barat, pada Senin (7/12/2020), sekira pukul 08.00 WIB.
Kemudian, potongan tubuh kedua berupa tangan kiri ditemukan di TPS Jalan Gunung Gede, Kayuringin, Bekasi Selatan, hanya selang beberapa menit setelah penemuan torso.
Motif korban dijagal pelaku karena geram sering dipaksa melayani nafsu birahi korban.
"Pelaku kesal dengan korban karena dipaksa untuk sodomi berkali-kali oleh korban," kata Kompol Erna Ruswing Andari saat dikonfirmasi, (9/12/2020).
Tersangja diketahui mencari nafkah dengan cara mengamen dan menjadi manusia silver.
Ayah dan Ibunya Meninggal Dunia
Salah satu tetangga sebelah rumah tersangka AYJ, Emas Jumiati (45), mengungkapkan AYJ tinggal seorang diri di rumah setelah ibu dan ayahnya meninggal.
"Tinggal sendiri ibu sama bapaknya sudah meninggal. Kakaknya tinggal nggak jauh dari sini, paling kalau kemari cuma sekadar kasih makan kucing," ujar Emas saat ditemui di kediamannya, Rabu (9/12/2020).
Emas juga menuturkan, korban dan tersangka memang berteman cukup dekat selama hampir setahun belakangan.
"Hampir setiap Sabtu-Minggu, biasanya nih datang hari Sabtu terus main malam pulang nginep hari Minggunya baru pulang (korban)," tambah Emas.
Terkahir Emas mengetahui korban datang, Sabtu (5/12/2020), sekira pukul 20.00 WIB.
Saat itu, AYJ tidak ada di rumahnya, sehingga korban menunggu sambil berbincang dengannya.
"Dia sempat nanya ke saya. Pelaku ke mana, saya bilang enggak tahu keluar, terus dia nunggu di bangku depan rumah saya ini," paparya.
Tak lama setelah itu, AYJ tiba di rumah dan keduanya langsung sama-sama masuk ke dalam dan baru terlihat keesokan harinya.
"Baru keliatan lagi itu pelaku besoknya, nah itu korban enggak tahu kapan pulangnya tahu-tahu si pelaku sudah sendirian aja," tegasnya.
Emas tidak pernah curiga sama sekali, malam hari ketika diduga kejadian mutilasi berlangsung hujan turun cukup deras.
"Enggak curiga sama sekali, karena malam itu hujan. Kan jadi enggak keluar sama sekali, pelaku sama korban juga yang saya tahu enggak keluar sama sekali," tambahnya.
Wakapolres Metro Bekasi Kota, AKBP Alfian Nurrizal, mengatakan terduga pelaku sehari-hari bekerja sebagai pengamen manusia silver.
"Tersangka sudah ditangkap, sehari-hari bekerja sebagai pengamen manusia silver," kata Alfian saat dikonfirmasi.
Alfian menegaskan, tersangka diringkus di sebuah rental play stasion di daerah Kranji, Kecamatan Bekasi Barat, Kota Bekasi sekira pukul 01.30 WIB.
Awalnya, kepolisian mendatangi kediaman pelaku di daerah Kampung Pulo Gede, tetapi ketika polisi tiba sekira pukul 01.00 WIB, tersangka tidak ada, sehingga dilakukan penyelidikan lebih lanjut.
"Anggota langsung melakukan penangkapan, lalu dibawa ke Jakasampurna untuk dilakukan penggeledahan di rumahnya," terang Alfian. (TribunJakarta.com)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/surabaya/foto/bank/originals/yusri1.jpg)