Kehebatan Pasukan Tontaikam yang Ikut Buru Ali Kalora Cs, Menjangkau Daerah Sulit Pakai Motor Trail
Inilah kehebatan pasukan Peleton Pengintai Keamanan ( Tontaikam) yang ikut diterjunkan untuk memburu kelompok teroris Ali Kalora.
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Iksan Fauzi
2. Bertujuan menangkap kelompok Santoso
Satgas Tinombala awalnya bertujuan untuk menangkap kelompok teroris Santoso.
Satgas Tinombala dimulai pada tanggal 10 Januari 2016 dan merupakan kelanjutan dari Operasi Camar Maleo IV.
Satgas ini melibatkan sekitar 2.000 personel.
3. Penyergapan Sangginora
Pada 9 Februari 2016, kontak tembak jarak dekat pertama dalam Operasi Tinombala terjadi. Sebuah mobil misterius dengan kaca tertutup berhenti di desa Sangginora, Poso Pesisir Selatan.
Mereka berhenti di kios dan membeli perbekalan di luar batas kewajaran. Pemilik kios curiga dan melaporkan mobil tersebut kepada Satgas Tinombala yang terdekat.
6 orang personel gabungan TNI-Polri kemudian mendatangi mobil tersebut. Brigadir Wahyudi Saputra yang mengetuk kaca mobil, secara tiba-tiba ditembak dari dalam mobil oleh terduga teroris.
Melihat Wahyudi jatuh tersungkur, 5 anggota TNI-Polri lainnya langsung menembak ke arah mobil misterius tersebut, menewaskan 2 teroris di dalamnya.
Wahyudi tewas saat dilarikan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Poso akibat luka tembak di dagu kiri dan menembus leher belakang.[butuh rujukan]
4. Kematian Santoso
Pada 18 Juli 2016, kontak tembak terjadi di pegunungan sekitar Desa Tambarana, Poso Pesisir Utara, sekitar pukul 17.00 WITA.
Dalam baku tembak yang berlangsung sekitar setengah jam itu, dua orang tewas, dan mereka adalah Santoso dan Mukhtar.
Basri yang awalnya diperkirakan tewas (belakangan ternyata Mukhtar), berhasil kabur.
Kepala Satuan Tugas Operasi Tinombala Kombes (Pol.) Leo Bona Lubis mengungkapkan, kepastian Santoso tewas diperoleh dari hasil identifikasi fisik luar dan dari keterangan saksi-saksi.