Gunung Semeru Meletus

Gunung Semeru Meletus, Truk dan Alat Berat Penambang Pasir di Lumajang Terjebak Lahar Panas

Lahar panas akibat Gunung Semeru meletus menerjang kawasan Besuk Kobokan di Kabupaten Lumajang, Selasa (1/12/2020).

Penulis: Tony Hermawan | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID/Tony Hermawan
Truk dan alat besar milik penambang pasir di Sungai Besuk Kobokan, Kabupaten Lumajang, diterjang lahar Gunung Semeru yang meletus, Selasa (1/12/2020). 

SURYA.CO.ID, LUMAJANG - Lahar panas akibat Gunung Semeru meletus menerjang kawasan Besuk Kobokan di Kabupaten Lumajang, Selasa (1/12/2020).

Seperti yang diketahui, sungai itu dilanda lahar panas, sebab pada Selasa dini hari Gunung Semeru telah meletus.

Terpantau, sungai yang biasanya dimanfaatkan warga sekitar untuk menambang pasir, kini telah terpenuhi lahar panas.

Update Berita Gunung Semeru Meletus

Baca juga: Kronologi Gunung Semeru Meletus, Bergolak Pukul 01.23, Awan Panas Meluncur 3 Jam dan Kondisinya Kini

Baca juga: Detik-detik Gunung Semeru Meletus Hari ini: Terdengar Suara Gemuruh & Lava Meluncur 1000 meter

Bahkan, material vulkanik yang keluar dari puncak Jonggring Saloko dengan jarak 3.000 meter masih mengeluarkan asap tebal.

Muhammad, salah satu petugas yang saat itu berjaga di lokasi tambang mengatakan, lahar panas itu datang pada sekitar pukul 02.30.

"Langsung datang tiba-tiba, tidak ada tanda-tanda suara gemuruh maupun tanda-tanda lainnya," ujar Muhammad, Selasa (1/12/2020).

Untungnya, kata Muhammad, saat lahar panas datang semua penambang berhasil menyelamatkan diri. Hanya saja dua truk dan satu eskavator tak bisa diselamatkan karena terlanjur diterjang lahar panas.

Sementara itu, Bupati Lumajang, Thoriqul Haq mengatakan, hingga saat ini lahar panas masih terus terjadi. Bahkan, lahar panas itu ketinggiannya kini sudah mencapai 30 meter.

"Dan pasirnya masih panas," terangnya.

Untuk itu, Thoriqul meminta agar warga segera menjauhi lokasi tersebut. Sebab dikhawatirkan lahar panas itu memungkinkan bisa mengeluarkan letusan-letusan sekunder.

Detik-detik Gunung Semeru Meletus

Dalam kunjungannya itu, Bupati Lumajang Thoriqul Haq juga menjelaskan kalau aktivitas Gunung Semeru terpantau normal pada Senin (30/11/2020) pukul 23.55 wib.

"Jadi normal seperti hari-hari biasa, tetapi mulai pukul 01.23 mulai awan panas terlihat hingga berjarak 1 kilometer," ujar Bupati Lumajang Thoriqul Haq, Selasa (1/12/2020).

Bupati Lumajang, Thoriqul Haq mendatangi pos pantau Gunung Semeru yang ada di Desa Sumberwuluh Kecamatan Candipuro, Selasa (1/12/2020).
Bupati Lumajang, Thoriqul Haq mendatangi pos pantau Gunung Semeru yang ada di Desa Sumberwuluh Kecamatan Candipuro, Selasa (1/12/2020). (surya.co.id/tony hermawan)

Namun pada pukul 01.45 wib aktivitas itu meningkat secara signifikan.

Hingga akhirnya setelah mengeluarkan letupan berkali-kali hingga pukul 04.33 wib.

"Jadi hampir tiga jam awan panas sampai akhirnya guguran disertai letusan awan jaraknya sampai 11 kilometer sampai daerah Curah (Besuk Kobokan)," imbuhnya.

Baca juga: Biodata Brigjen TNI Rifki Anak Buah Jenderal Andika Perkasa yang Hormat dan Cium Tangan Gurunya

Baca juga: UPDATE Ali Kalora cs di Ujung Tanduk, Menyerah Atau Mati, Kini Diburu Kostrad, Marinir dan Tontaika

Namun kata Thoriq, mulai pukul 04.33 wib, aktivitas Gunung Semeru mengalami penurunan, hingga saat ini.

"Saya memantau dari pos memang betul reda, tapi bukan berarti bisa dijamin reda. Karena pada tahun 1994 Semeru meletus terus mereda tapi selang dua hari meletus kembali," pungkasnya.

Warga Ramai-ramai Mengungsi

Sebelumnya, warga yang tinggal di dekat kaki Gunung Semeru, diperintahkan untuk mengungsi, Senin (1/12/2020) pagi.

Warga diminta segera menyelamatkan diri sebab Gunung Semeru baru saja mengeluarkan awan panas letusan, Senin (1/12/2020) dini hari.

Aisyah warga Desa Oro-Oro Ombo, Kecamatan Pronojiwo mengatakan, terpaksa sementara waktu harus meninggalkan rumah sebab hujan abu Gunung Semeru kini telah melanda pemukiman warga.

"Ngungsi ke rumah saudara karena takut kalau bertahan di sini," kata Aisyah, Selasa (1/12/2020).

Warga yang tinggal di dekat kaki Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang diminta untuk mengungsi, Senin (1/12/2020).
Warga yang tinggal di dekat kaki Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang diminta untuk mengungsi, Senin (1/12/2020). (surya.co.id/tony hermawan)

Menurut kesaksiannya, sebelum hujan abu terjadi pada sekitar pukul 02.00 dirinya mendadak terbangun dari tidur lantaran mendengar suara letusan dari Gunung Semeru.

"Memang ada suara letusan Gunung Semeru," ujarnya.

Sementara itu, terpantau di Desa Supiturang ribuan warga juga terlihat panik.

Baca juga: VIDEO Detik-detik Warga Gunung Semeru Berbondong-bondong Ngungsi, 2 Kecamatan di Lumajang Dievakuasi

Terlihat beberapa warga ada yang berboncengan motor hingga menumpang mobil pick up untuk mencari tempat yang lebih aman.

Akibatnya kepadatan masyarakat di sejumlah ruas jalan tak terhindarkan.

Warga yang tinggal di dekat kaki Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang diminta untuk mengungsi, Senin (1/12/2020).
Warga yang tinggal di dekat kaki Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang diminta untuk mengungsi, Senin (1/12/2020). (surya.co.id/tony hermawan)

Sementara itu, menurut dari data BPBD Kabupaten Lumajang ada dua kecamatan yang terdampak akibat awan panas letusan Gunung Semeru.

Keduanya adalah Kecamatan Pronojiwo dan Candipuro.

Kabid Pencegahan Kesiapsiagaan dan Logistik BPBD Kabupaten Lumajang Wawan Hadi Siswoyo mengatakan, seluruh warga dari dua kecamatan itu akan dievakusi di Lapangan Kamar Kajang, Candipuro.

Gunung Semeru memuntahkan lava pijar, Sabtu (28/11/2020) pagi.
Gunung Semeru memuntahkan lava pijar, Sabtu (28/11/2020) pagi. (surya.co.id/tony hermawan)

"Kami jadikan satu biar lebih mudah kontrolnya kesehatan dan kebutuhan logistik pengungsi," katanya.

Sementara itu karena dikhawatirkan Gunung Semeru kembali mengeluarkan awan panas, pihaknya mengimbau bagi masyarakat yang masih bertahan di rumah diminta untuk segera mengungsi ke tempat yang lebih aman.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved