UPDATE Kelompok Ali Kalora, 4 Tahun Dikejar, Penggal 4 Kepala Warga & Kini Dikepung Satgas Tinombala

Berikut update kelompok Ali Kalora yang baru-baru ini menggegerkan publik setelah memenggal 4 kepala warga dan membakar 7 rumah di Kabupaten Sigi.

Editor: Iksan Fauzi
Istimewa/Tribun Palu
Ilustrasi Satgas Tinombala buru kelompok teroris Ali kalora. Setelah memenggal kepala 4 warga, kini Satgas Tinombala mengepung kelompok Ali Kalora. 

SURYA.co.id | JAKARTA - Berikut update kelompok Ali Kalora yang baru-baru ini menggegerkan publik setelah memenggal 4 kepala warga dan membakar 7 rumah di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah.

Ali Kalora yang juga pimpinan Mujahidin Indonesia Timur ( MIT) ini sudah 4 tahun dikejar oleh aparat keamanan atau tepatnya sejak 2016.

Sebelum memenggal kepala 4 warga, kelompok Ali Kalora ini sering berulah dan membuat resah masyarakat.  

Misalnya saja, pada 8 Agustus 2020 membunuh warga sipil di Poso, pada 15 April 2020 menembak anggota polisi di sebuah bank di Poso dan diduga terlibat pembunuhan dua warga sipil di Parigi Moutong pada 27 Juni 2019.

Kini, setelah kasus pemenggalan, pemerintah pun mengerahkan Satgas Tinombala untuk memburu kelompok Ali Kalora yang dikenal bengis dan sadis ini. 

Baca juga: KEKEJIAN Ali Kalora Pimpinan MIT, Penggal Kepala 4 Warga dan Bakar 7 Rumah, Kini Diburu Polisi

Baca juga: Rekam Jejak Ali Kalora Pimpinan MIT Diduga Bantai 4 Warga, Eks Danjen Kopassus Beber Aksi Keji Lain

Menurut Menteri Koordinator Bidang Polhukam Mahfud MD, Minggu (29/11/2020), Satgas Tinombala sudah melakukan isolasi dan pengepungan di tempat-tempat yang dicurigai.

150 personel TNI terbaik tiba di Palu, Sabtu (15/8/2020), untuk bergabung dengan pasukan Operasi Satgas Tinombala
150 personel TNI terbaik tiba di Palu, Sabtu (15/8/2020), untuk bergabung dengan pasukan Operasi Satgas Tinombala (Istimewa/Kompas)

Seperti dilansir dari Tribunnews.com dalam artikel 'Satgas Tinombala Isolasi dan Kepung Kelompok MIT Pelaku Teror di Sigi Sulteng'

"Pemerintah juga sudah melakukan langkah-langkah untuk melakukan pengejaran.

Dan tadi tim Tinombala sudah menyampaikan tahap-tahap yang dilakukan untuk mengejar pelaku dan melakukan isolasi dan pengepungan terhadap tempat yang dicurigai ada kaitan dengan para pelaku," kata Mahfud dalam video pers yang diterima Tribunnews.com, Minggu, (29/11/2020).

Mahfud menegaskan bahwa pelaku yang membunuh satu keluarga tersebut merupakan kelompok MIT.

Kelompok tersebut merupakan sisa-sisa dari kelompok Santoso yang tewas 2016 lalu.

"Masih tersisa beberapa orang lagi (kelompok santoso) dan operasi Tinombala sedang mengejarnya sekarang," katanya.

Mahfud mengatakan bahwa perbuatan pelaku yang membunuh empat orang dalam satu keluarga tersebut sangat bengis dan keji.

Pemerintah menurut Mahfud akan tindak tegas pelaku tersebut.

"Pemerintah mengutuk keras terhadap pelakunya dan menyatakan duka yang mendalam kepada korban dan keluarganya," ujarnya.

Sekilas tentang Satgas Tinombala

Wagub Sulawesi Tengah Berharap kepada TNI untuk Tumpas KKB Ali Kalora
Wagub Sulawesi Tengah Berharap kepada TNI untuk Tumpas KKB Ali Kalora (Kompas TV)

Kasus pembunuhan empat warga di Desa Lemban Tongoa, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, pada Jumat (27/11/2020) menggegerkan publik.

Adapun korban merupakan satu keluarga, terdiri dari pasangan suami istri, anak, dan menantunya yang tewas dalam kondisi mengenaskan.

Selain korban jiwa, sejumlah bangunan juga dibakar oleh pelaku.

Menurut polisi, pelaku pembunuhan diduga merupakan kelompok MIT pimpinan Ali Kalora.

"Terindikasi seperti itu ada kemiripan dari saksi-saksi yang melihat langsung saat kejadian yang kami konfirmasi dengan foto-foto (DPO MIT Poso) ada kemiripan.

Terindikasi," kata Kapolres Sigi AKBP Yoga Priyahutama, Sabtu (28/11/2020), dikutip SURYA.co.id dari Kompas.com.

Siapa Kelompok MIT?

Kelompok MIT sendiri diketahui memang kerap melakukan aksi kriminal maupun teror di Poso dan sekitarnya.

Misalnya, anggota kelompok itu diduga membunuh warga sipil di Poso pada 8 Agustus 2020, menembak anggota polisi di sebuah bank di Poso pada 15 April 2020, hingga diduga terlibat pembunuhan dua warga sipil di Parigi Moutong pada 27 Juni 2019.

Kelompok ini awalnya dipimpin oleh Santoso yang tewas dalam baku tembak dengan personel Operasi Tinombala di Poso pada 18 Juli 2016.

Setelah itu, Ali Kalora menggantikan posisi Santoso memimpin kelompok MIT bersama dengan Basri.

Kapolri saat itu, Jenderal (Pol) Badrodin Haiti menegaskan, Operasi Tinombala akan digelar hingga kelompok bersenjata Santoso dinyatakan habis atau tidak memiliki anggota jaringan lagi.

Operasi penumpasan dilakukan di wilayah Poso, Sulawesi Tengah, dengan area pengepungan seluas 60 kilometer persegi.

Badrodin mengakui, Operasi Tinombala berjalan lambat karena kondisi medan yang sulit.

“Saya beberapa kali bertugas di sana, merasakan sendiri sulitnya kondisi medan,” kata Badrodin Haiti pada 27 April 2016.

Lalu setelah Basri tertangkap, Jenderal (Purn) Tito Karnavian, pengganti Kapolri Badrodin Haiti, menetapkan Ali Kalora sebagai target utama dari Operasi Tinombala pada 2016.

Satgas Tinombala Dikerahkan Pascaperistiwa di Sigi, Satgas Tinombala kembali dikerahkan untuk memburu kelompok pimpinan Ali Kalora tersebut.

"Saat ini sudah ada back up kurang lebih 100 orang pasukan dari Satgas Tinombala, Brimob Polda Sulteng dan TNI untuk melalukan pengejaran terhadap kelompok Ali Kalora tersebut," ucap Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Awi Setiyono dalam keterangannya, Sabtu (28/11/2020).

Masa tugas Satgas Tinombala sudah berkali-diperpanjang karena anggota kelompok MIT pimpinan Ali Kalora selaku target belum kunjung tertangkap.

Di tahun 2020, satgas tersebut sudah diperpanjang sebanyak tiga kali.

Masa tugas satgas yang seharusnya berakhir pada 30 September kemudian diperpanjang hingga 31 Desember 2020.

Hingga saat ini, masih terdapat 13 anggota kelompok tersebut yang masuk daftar pencarian orang (DPO).

Anggota kelompok itu bersembunyi di daerah pegunungan di Parigi Moutong.

Kondisi geografis pun diklaim polisi menjadi salah satu kendala pengejaran terhadap Ali Kalora cs.

"Kendala hanya kondisi geografis yang bergunung-gunung, hutan lebat, dan luas.

Tapi itu tidak menyurutkan semangat Satgas Tinombala untuk terus melakukan pengejaran terhadap kelompok Ali kalora cs,” ujar Karopenmas Divisi Humas Polri saat itu, Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo 7 Januari 2019.

Kelompok Ali Kalora penggal 4 kepala warga

Sebelumnya, kekejian kelompok teroris Ali Kalora jadi sorotan lantaran memenggal kepala dan membakar rumah warga.

Peristiwa mengerikan itu terjadi di Desa Lembontonga, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah.

Empat kepala warga dipenggal.

Seusai mengeksekusi warga, setidaknya ada 7 rumah yang dibakar kelompok ini.

Seperti dilansir dari Tribunnews dalam artikel 'FAKTA Satu Keluarga di Sigi Tewas Dibunuh: Pelaku Ternyata Kelompok Teroris, Ini Kronologinya'

Menurut polisi dari keterangan warga Desa Lembotonga, ada 10 orang yang melakukan eksekusi.

Tiga orang di antaranya membawa senjata laras panjang.

Setelah kejadian tersebut, Ali Kalora dan kelompoknya lari ke hutan.

Karopenmas Divhumas Polri, Brigjen Pol Awi Setiyono mengatakan, peristiwa pembunuhan itu pertama kali diketahui pada Jumat, 27 November 2020 sekitar pukul 10.30 WITA.

Saat itu anggota Polsek Palolo menerima informasi dari masyarakat bahwa ada salah satu warga Dusun 5 Lewonu yang dipenggal kepalanya dan beberapa rumah dibakar oleh orang tidak dikenal.

Polisi pun kemudia langsung bergerak ke lokasi kejadian.

Lantas, sesampainya di TKP, polisi menemukan empat mayat dan 7 rumah dibakar.

Polisi kemudian melakukan olah TKP dipimpin Kapolres Sigi AKBP Yoga Priyahutama dan tim inavis Polda Sulteng.

”Lima saksi yang diinterogasi menyatakan bahwa pelaku kurang lebih 10 orang tidak dikenal, 3 orang membawa senjata api (laras panjang 1 dan 2 senpi genggam)," kata Awi.

Setelah diperlihatkan DPO teroris MIT, Awi mengatakan para saksi yakin identitas tiga orang OTK tersebut adalah teroris kelompok Ali Ahmad alias Ali Kalora.

”Saat ini sudah ada back up kurang lebih 100 orang pasukan dari Satgas Tinombala, Brimob Polda Sulteng dan TNI untuk melakukan pengejaran terhadap kelompok Ali Kalora tersebut,” kata Awi.

Kabid Humas Polda Sulteng, Komisaris Besar Didik Suparnoto mengatakan, pembunuhan secara keji dan pembakaran yang dilakukan kelompok Ali Kalora bertujuan menyebarkan teror di masyarakat.

"Jadi mereka kadang-kadang suka melakukan aksi secara acak.

Namanya teroris, jadi melakukan tindakan teror untuk menakut-nakuti masyarakat," kata Didik saat dikonfirmasi, Sabtu (28/11).

Rekam Jejak Ali Kalora

Rekam jejak kebrutalan Ali Kalora dan kelompoknya pernah dibeberkan oleh mantan Danjen Kopassus Mayjen TNI I Nyoman Cantiasa.

Menurut Mayjen TNI I Nyoman Cantiasa, Ali Kalora tak segan mengancam, menyandera, bahkan membunuh masyarakat.

Seperti dilansir dari Tribun Jabar dalam artikel 'Danjen Kopassus Cerita Sadisnya Teroris Ali Kalora, Semua Korbannya Tewas Mengenaskan'

Menurut Cantiasa mereka akan melakukan hal tersebut kepada masyarakat biasanya untuk mendapatkan logistik dan makanan.

"Masyarakat ini diancam dan sebagainya kalau tidak menyerahkan makanan atau logistik itu ya dibunuh di sana.

Dan tidak main-main, mereka membunuh itu dengan sadis.

Semua modusnya itu dengan potong leher," kata Cantiasa dalam tayangan Podcast Puspen TNI di kanal Youtube resmi Puspen TNI yang diunggah pada Senin (17/8/2020).

Cantiasa pun mengungkapkan insiden yang terjadi belum lama ini terhadap petani bernama Agus.

Agus dibunuh oleh kelompok MIT pimpinan Ali Kalora beberapa waktu lalu.

Jenazah Agus, kata Cantiasa, ditemukan dengan kondisi mengenaskan dengan penuh luka sayatan.

"Di sana ada petani atas nama Agus sedang melaksanakan kegiatan di kebun dan sebagainya, ternyata mereka di sana dibunuh.

Dan korban itu jenazahnya itu sangat-sangat memilukan. Itu ada sayatan-sayatan di badannya. Jadi sangat-sangat kejam mereka," kata Cantiasa.

Bahkan masyarakat di sana, kata dia, mengalami ketakutan dan trauma terhadap kelompok tersebut.

"Jadi masyarakat ketakutan di sana, trauma, sehingga aparat keamanan baik TNI dan Polri di sana, ada satgas Tinombala itu dalam rangka untuk mengatasi aksi terorisme di Poso," kata Cantiasa. (Surya.co.id/Putra Dewangga Candra Seta).

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sekilas tentang Operasi Tinombala yang Bertugas Menumpas Kelompok MIT Ali Kalora"

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved