Rekam Jejak Ali Kalora Pimpinan MIT Diduga Bantai 4 Warga, Eks Danjen Kopassus Beber Aksi Keji Lain
Berikut rekam jejak Ali Kalora, pimpinan kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) yang diduga membantai empat warga di Sigi, Sulawesi Tengah.
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Adrianus Adhi
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Adrianus Adhi
SURYA.co.id - Simak rekam jejak Ali Kalora, pimpinan kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) yang diduga membantai empat warga di Sigi, Sulawesi Tengah, Jumat (27/11/2020).
Rekam jejak kebrutalan Ali Kalora dan kelompoknya ini diungkapkan oleh mantan Danjen Kopassus Mayjen TNI I Nyoman Cantiasa.
Selain itu, profil dan biodata Ali Kalora juga bisa dlihat di akhir artikel ini.
Baca juga: Profil dan Biodata Ali Kalora Pimpinan MIT Diduga Bantai 4 Warga Sigi, Dulu Tembak Brimob usai Salat
Baca juga: KEKEJIAN Ali Kalora Pimpinan MIT, Penggal Kepala 4 Warga dan Bakar 7 Rumah, Kini Diburu Polisi
Menurut Mayjen TNI I Nyoman Cantiasa, Ali Kalora tak segan mengancam, menyandera, bahkan membunuh masyarakat.
Seperti dilansir dari Jabar dalam artikel 'Danjen Kopassus Cerita Sadisnya Teroris Ali Kalora, Semua Korbannya Tewas Mengenaskan'
Menurut Cantiasa mereka akan melakukan hal tersebut kepada masyarakat biasanya untuk mendapatkan logistik dan makanan.
"Masyarakat ini diancam dan sebagainya kalau tidak menyerahkan makanan atau logistik itu ya dibunuh di sana. Dan tidak main-main, mereka membunuh itu dengan sadis.
Semua modusnya itu dengan potong leher," kata Cantiasa dalam tayangan Podcast Puspen TNI di kanal Youtube resmi Puspen TNI yang diunggah pada Senin (17/8/2020).
Cantiasa pun mengungkapkan insiden yang terjadi belum lama ini terhadap petani bernama Agus.
Agus dibunuh oleh kelompok MIT pimpinan Ali Kalora beberapa waktu lalu.
Jenazah Agus, kata Cantiasa, ditemukan dengan kondisi mengenaskan dengan penuh luka sayatan.
"Di sana ada petani atas nama Agus sedang melaksanakan kegiatan di kebun dan sebagainya, ternyata mereka di sana dibunuh.
Dan korban itu jenazahnya itu sangat-sangat memilukan. Itu ada sayatan-sayatan di badannya. Jadi sangat-sangat kejam mereka," kata Cantiasa.
Bahkan masyarakat di sana, kata dia, mengalami ketakutan dan trauma terhadap kelompok tersebut.