Daftar Kekejaman Ali Kalora dan Kelompok MIT Sejak 2011, Tewaskan Puluhan Polisi TNI dan Warga Sipil
Berikut ini daftar kekejaman kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Ali Kalora
SURYA.CO.ID - Berikut ini daftar kekejaman Ali Kalora dan kelompok MIT atau Mujahidin Indonesia Timur.
Kelompok MIT pimpinan Ali Kalora kini menjadi target utama pemerintah setelah diduga membantai empat warga di Desa Lemban Tongoa, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, pada Jumat (27/11/2020).
Empat warga yang dibantai kelompok Ali Kalora ini merupakan satu keluarga, terdiri dari pasangan suami istri, anak, dan menantunya yang tewas dalam kondisi mengenaskan.
Selain korban jiwa, sejumlah bangunan juga dibakar oleh pelaku.
Kelompok MIT sendiri diketahui memang kerap melakukan aksi kriminal maupun teror di Poso dan sekitarnya.
Kelompok ini awalnya dipimpin oleh Santoso yang tewas dalam baku tembak dengan personel Operasi Tinombala di Poso pada 18 Juli 2016.
Baca juga: Sosok Istri Teroris Ali Kalora yang Telah Diringkus Densus 88, Punya Peran Penting untuk MIT
Baca juga: Sosok Kapten SA dan 7 Oknum TNI AD Tersangka Pembakaran Rumdiskes Hipadipa, ini Kabar Terbarunya
Setelah itu, Ali Kalora menggantikan posisi Santoso memimpin kelompok MIT bersama dengan Basri.
Kapolri saat itu, Jenderal (Pol) Badrodin Haiti menegaskan, Operasi Tinombala akan digelar hingga kelompok bersenjata Santoso dinyatakan habis atau tidak memiliki anggota jaringan lagi.
Operasi penumpasan dilakukan di wilayah Poso, Sulawesi Tengah, dengan area pengepungan seluas 60 kilometer persegi.
Badrodin mengakui, Operasi Tinombala berjalan lambat karena kondisi medan yang sulit.
“Saya beberapa kali bertugas di sana, merasakan sendiri sulitnya kondisi medan,” kata Badrodin Haiti pada 27 April 2016.
Lalu setelah Basri tertangkap, Jenderal (Purn) Tito Karnavian, pengganti Kapolri Badrodin Haiti, menetapkan Ali Kalora sebagai target utama dari Operasi Tinombala pada 2016.
Berikut daftar kekejaman kelompok MIT pimpinan Ali Kalora:
Selama Mei 2011 hingga Desember 2018

Berdasarkan catatan kepolisian yang dikutip dari detik.com pada 5 Januari 2019, Ali Kalora terlibat 22 kali aksi teror sejak Mei 2011 hingga Desember 2018.
Berikut ini daftar kejahatan yang telah dilakukan Ali:
1. 25 Mei 2011, terlibat aksi penembakan terhadap polisi di Bank BCA, Jalan Eni Saenal. Dalam peristiwa ini dua polisi tewas dan 1 polisi luka berat.
2. 26 Agustus 2012, terlibat aksi penembakan terhadap warga atas nama Noldy Ambulando di Desa Sepe, Poso, di mana korbannya tewas.
3. 29 September 2012, terlibat aksi peledakan bom Desa Korowou, Kabupaten Morowali.
4. 04 Oktober 2012, terlibat aksi penembakan terhadap warga atas nama Hasman Sao.
5. 10 Oktober 2012, terlibat aksi peledakan bom di Kelurahan Kawua, Kabupaten Poso.
6. 16 Oktober 2012, terlibat aksi pembunuhan dua anggota Polres Poso yaitu Briptu Andi Sappa dan Brigadir Sudirman di dusun Tamanjeka, Kabupaten Poso.
7. 22 Oktober 2012, terlibat aksi peledakan bom di Pos Polisi Smaker. Korbannya dua polisi dan satu satpam terluka.
8. 15 November 2012, terlibat dalam penembakan ke rumah dinas Kapolsek Poso Pesisir Utara.
9. 20 Desember 2012, terlibat dalam aksi penembakan terhadap Brimob di di Desa Kalora, Kabupaten Poso. Penyerangan ini mengakibatkan 4 anggota Brimob meninggal dunia.
10. 3 Juni 2013, terlibat dalam perencanaan dan pelaksanaan bom bunuh Diri di Mako Polres Poso.
11. 25 Februari 2014, terlibat dalam peledakan bom di Desa Pantangolemba, Kabupaten Poso.
12. 2 Juni 2014, penembakan terhadap warga Desa Tamanjeka atas nama Muhammad Muhir yang mengakibatkan luka berat.
13. 9 Juni 2014, terlibat penyerangan Mapolsek Poso Pesisir Utara. Beruntung, tak ada korban.
14. 18 September 2014, terlibat pembunuhan warga bernama Fadly alias Nurhakim alias Papa Sri di Desa Padanglembara, Poso Pesisir Selatan.
15. 7 Oktober 2014, terlibat peledakan bom dan penghadangan mobil Bimob di Desa Dewua, Kabupaten Poso. Dalam peristiwa ini, penyerangan tak memakan korban.
16. 9 Desember 2014, terlibat aksi penculikan terhadap warga atas nama Obet Sabola dan pamannya Yunus Penini di Desa Sedoa, Kabupaten Poso.
17. 27 Desember 2014, terlibat penyanderaan dan pembunuhan dua warga Desa Tamandue, Kabupaten Poso.
18. 15 Januari 2015, terlibat penembakan dan mutilasi tiga warga desa Tangkura, Poso Pesisir Selatan.
19. 13, 14, dan 15 September 2015, terlibat pembunuhan dan mutilasi 3 warga Kabupaten Parigi Moutong.
20. 3 Agustus 2017, melakukan pembunuhan dengan cara menembak warga Desa Parigimpu, Parigi di Pegunungan Pora. Korban bernama Simson alias Suju.
21. 30 Desember 2018, melakukan aksi pembunuhan dan mutilasi terhadap warga Desa Salubanga, Parigi Moutong bernama Ronal Batua alias Anang.
22. 31 Desember 2018, melakukan penembakan terhadap dua polisi yang sedang mengevakuasi jasad warga Desa Salubanga, Parigi Moutong bernama Ronal Batua alias Anang. Akibatnya, dua polisi mengalami luka tembak namun berhasil diselamatkan.
Tembak anggota Brimob seusai Salat Jumat pada 2019

Kekejaman kelompok separatis pimpinan Ali Kalora terjadi di Desa Salubanga, Kecamatan Sausu, Kabupaten Parigi Moutong, Jumat (13/12/2019)
Kelompok separatis yang menamakan diri mereka Mujahidin Indonesia Timur atau MIT itu tiba-tiba menyerang personel Operasi Tinombala dan warga desa setempat
Akibatnya, seorang anggota Brimob bernama Bharatu Mohammad Syaiful Modori gugur saat baku tembak dengan kelompok MIT.
Syaiful merupakan personel Kompi III A Pelopor Sat Brimob Polda Sulteng, seperti dilansir dari Kompas.com dalam artikel '4 Fakta Anggota Brimob Gugur Saat Baku Tembak di Sulteng, Tertembak Usai Shalat Jumat'
Syaiful tertembak usai menunaikan salat Jumat berjamaah dengan warga pada Jumat (13/12/2019) sekitar pukul 12.30 Wita.
Lokasi kontak senjata terjadi berjarak kurang lebih 50 meter dari pos sekat Alfa 16, tempat Syaiful bertugas
Jenazah anggota Satgas Tinombala dievakuasi ke Palu pada Jumat (13/12/2019) malam.
Jenazah Syaiful tiba di Polsek Sausu sekitar pukul 20.40 WITA dan dikawal sejumlah personel bersenjata lengkap.
Dari Polsek Sausu, jenazah dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Sulteng untuk dilakukan proses visum.
"Dari hasil identifikasi setelah jenazah tiba di RS Bhayangkara korban tertembak di bagian punggung dan perut," ungkap Irjen Lukman Wahyu Hariyanto di RS Bhayangkara Palu, Sabtu (14/12/2019).
Syaiful mendapatkan kenaikan pangkat luar biasa satu tingkat dari Bharatu menjadi Bharaka Polisi.
Jenazah Syaiful akan dimakamkan di kampung halamannya, Pandeglang, Banten.
Melansir Antara, upacara pemberangkatan jenazah Syaiful dipimpin oleh Kapolda Sulteng Irjen Pol Lukman Wakyu Hariyanto.
Kapolda sempat menyampaikan rasa belasungkawanya.
"Atas nama pimpinan, selaku Kapolda Sulawesi Tengah menyampaikan duka cita mendalam kepada adik kita, rekan kita, sahabat kita Almarhum Bharaka Anumerta Mohammad Syaiful Muhdori yang gugur dalam menjalankan tugas operasi Tinombala," ucapnya
Polisi masih terus memburu para pelaku teror.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Polri Brigjen Argo Yuwono membenarkan, kelompok DPO MIT Poso menyerang anggota dan warga saat selesai salat Jumat.
Usai penembakan, pelaku melarikan diri dan berpencar Tiga orang, lanjutnya, berlari ke arah SD Salubanga.
Sedangkan sisanya berlari ke arah mushola. Beberapa saat kemudian kembali terjadi penyerangan.
Tak hanya melepas tembakan ke arah pos polisi, pelaku sempat menyandera anggota pos itu.
"Pelaku sempat menyandera warga serta anggota Pos Sekat yang pulang dari salat Jumat namun anggota Pos Sekat sempat melarikan diri," ujar Argo.
Sejam kemudian bala bantuan datang. Ia belum dapat memastikan apakah ada korban lain selain Syaiful.
Selain kekejaman ini, Ali Kalora juga terlibat dalam sejumlah aksi lainnya.
Tahun 2020

Di tahun 2020, kelompok MIT pimpinan Ali Kalora membunuh warga sipil di Poso pada 8 Agustus 2020.
Kelompok ini juga menembak anggota polisi di sebuah bank di Poso pada 15 April 2020.
Puncaknya, pada 27 November 2020, kelompok MIT pimpinan Ali Kalora membantai empat warga dalam satu keluarga di Sigi.
Pascaperistiwa di Sigi, Satgas Tinombala kembali dikerahkan untuk memburu kelompok pimpinan Ali Kalora tersebut.
"Saat ini sudah ada back up kurang lebih 100 orang pasukan dari Satgas Tinombala, Brimob Polda Sulteng dan TNI untuk melalukan pengejaran terhadap kelompok Ali Kalora tersebut," ucap Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Awi Setiyono dalam keterangannya, Sabtu (28/11/2020).
Masa tugas Satgas Tinombala sudah berkali-diperpanjang karena anggota kelompok MIT pimpinan Ali Kalora selaku target belum kunjung tertangkap.
Di tahun 2020, satgas tersebut sudah diperpanjang sebanyak tiga kali.
Masa tugas satgas yang seharusnya berakhir pada 30 September kemudian diperpanjang hingga 31 Desember 2020.
Hingga saat ini, masih terdapat 13 anggota kelompok tersebut yang masuk daftar pencarian orang (DPO).
Anggota kelompok itu bersembunyi di daerah pegunungan di Parigi Moutong. Kondisi geografis pun diklaim polisi menjadi salah satu kendala pengejaran terhadap Ali Kalora cs.
"Kendala hanya kondisi geografis yang bergunung-gunung, hutan lebat, dan luas. Tapi itu tidak menyurutkan semangat Satgas Tinombala untuk terus melakukan pengejaran terhadap kelompok Ali kalora cs,” ujar Karopenmas Divisi Humas Polri saat itu, Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo 7 Januari 2019.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sekilas tentang Operasi Tinombala yang Bertugas Menumpas Kelompok MIT Ali Kalora"