Berita Magetan
Pemuda Kreatif di Magetan Sukses Budidaya Lebah Klanceng, Taraf Hidup Keluarga Pun Meningkat
Madu lebah klanceng banyak dicari, hal tersebut yang membuat madu lebah klanceng di hargai lebih tinggi dari madu lebah ternak.
Penulis: Doni Prasetyo | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID, MAGETAN - Tidak banyak yang membudidayakan tawon atau lebah klanceng. Biasanya, kebanyakan yang dibudidaya adalah lebah madu biasa. Karena ada penilaian dan harga madu yang berbeda dari kedua jenis lebah tersebut.
Beda fisik lebah klanceng dan lebah madu, lebah klanceng memiliki fisik mungil, hampir sama dengan semut rangrang. Sedangkan lebah madu berbadan besar, tiga atau lima kali lipat dari ukuran semut rangrang.
Agus Sutoyo, pemuda kreatif asal Desa Selotinatah, Kecamatan Ngariboyo, Kabupaten Magetan, memilih ternak lebah klanceng ini karena belum banyak yang membudidayakan.
Selain itu madu lebah klanceng banyak dicari, hal tersebut yang membuat madu lebah klanceng di hargai lebih tinggi dari madu lebah ternak.
Di pasaran, madu lebah klanceng kemasan 140 mililiter (ml) dihargai Rp 59.000, sedang madu randu dengan kemasan sama hanya Rp 35.000.
Ada selisih yang lumayan, karena tingkat kesulitan budidaya lebah klanceng lebih tinggi dibandingkan lebah madu ternak, juga resiko untuk mendapatkan sarang lebah klanceng.
Madu lebah klanceng dipercaya bisa menambah imun (kekebalan tubuh) hingga stamina meningkat dan menyuburkan kandungan.
Karenanya, madu lebah klanceng banyak dicari dan bernilai jual tinggi. Sehingga ada pemahaman di masyarakat kalau madu lebah klanceng bukan madu biasa.
Agus Sutoyo mengaku, tidak pernah takut saat mengawali membudidayakan lebah klanceng ini. Karenanya, setiap hari dari pagi hingga menjelang sore ia blusukan ke rerimbunan rumpun bambu untuk mencari sarang lebah klanceng.
"Kalau kita menemukan sarang lebah klanceng, harus ditebas bambu dan membelahnya. Kemudian sarang lebah klanceng yang kita temukan dipindah ke kotak untuk pembudidayaan," kata Agus Sutoyo menjelaskan kepada SURYA.CO.ID, Senin (23/11/2020).
Sarang beserta lebah klanceng ini, setelah ditaruh di kotak kemudian dibudidayakan dan diambil madunya setelah cukup umur. Biasanya, setiap tiga bulan sarang lebah klanceng yang dibudidayakan itu dipanen.
"Setiap kotak kami bisa memanen madu klanceng sebanyak sekitar 700 mililiter atau satu botol sirup. Karena dapatnya sedikit, kami kemas dalam botol 140 mililiter," kata Agus.
Kalau madu klanceng sudah dikemas, lanjut Agus, kemudian dititipkan di toko-toko.
Tapi, biasanya belum sampai kami titipkan, pembeli sudah langsung datang ke rumah yang merangkap sebagai tempat budidaya lebah klanceng tersebut.
"Pembeli yang menyukai madu klanceng, sambil membeli madu mereka juga bisa melihat kotak-kotak pembudidayaan lebah klanceng hingga proses pengambilan madu," ujar Agus Sutoyo.
Dalam pembudidayaan madu lebah klanceng itu, Agus dibantu temannya Supri, pemuda yang masih tetangganya sendiri itu membantu juga sambil belajar pembudidayaan.
Berkat ketekunan, kesabaran dan keberaniannya, Agus Sutoyo, sukses membudidayakan lebah klanceng.
Mungkin Agus jadi yang pertama kali membudidayakan lebah klanceng di Magetan.
Karena harga madu lebah klanceng di hargai lebih tinggi dari madu ternak biasa, kini membuat taraf hidup Agus Sutoyo meningkat dibanding pemuda sebayanya yang menunggu tawaran pekerjaan.