4 Momen Haru Pertemuan Treni dan Trena, Diwarnai Takbir Allahu Akbar hingga Sujud Syukur di Masjid
Sejumlah momen haru tersaji saat Treni dan Trena (24), saudara kembar yang terpisah 23 tahun bertemu kali pertama, Kamis (22/10/2020).
SURYA.CO.ID, TASIKMALAYA - Sejumlah momen haru tersaji saat Treni dan Trena (24), saudara kembar yang terpisah 23 tahun bertemu kali pertama, Kamis (22/10/2020).
Selama ini Trena tinggal bersama orangtua kandung di Tasikmalaya, Jawa Barat. Sementara Treni bersama orangtua angkat di Blitar, Jawa Timur.
Keduanya lahir di Maluku setelah orang tua mereka menjadi peserta transmigrasi.
Keduanya terpisahkan ketika meletus kerusuhan di Maluku tahun 1999. Trena dibawa pulang kembali ke Tasikmalaya. Sedangkan Treni dibawa orang tua asuhnya ke Jatim.
Sejak itu keduanya tak pernah bertemu. Selama 23 tahun ini Enceng bersama keluarga tak henti melacak keberadaan Treni. Mereka sempat mencari ke Malang tapi tak ketemu.
Baca juga: Penampakan Rumah Kekeyi di Nganjuk Viral di TikTok Gara-gara Fans, Sederhana, Halaman Luas & Asri
Hingga, Senin (12/10/2020), tetangga Trena melihat tayangan Tik Tok orang mirip Trena. Saat diperlihatkan kepada Trena, Trena yakin itu adik kembarnya, Treni.
Dari tayangan Tik Tok itulah akhirnya kembar yang terpisahkan selama 23 tahun itu akhirnya bisa dipertemukan.
Berikut ini momen-momen haru pertemuan saudara kembar ini:
1. Diberi kejutan di jok belakang mobil
Suasana bahagia, haru disertai isak tangis mewarnai pertemuan kembar Trena (24) dan Treni (24) yang sebelumnya terpisahkan selama 23 tahun.
Pertemuan kali pertama ini terjadi di dalam mobil di jok paling belakang, di halaman Stasiun KA Tasikmalaya, Kamis (22/10/2020) subuh.
Saat Treni masuk mobil dan langsung duduk di jok belakang, ia tak menyadari perempuan yang duduk di sampingnya adalah Trena.
Pasalnya posisi Trena membelakangi Treni dan agak terselip ke jok, seperti yang sedang ketiduran. Tampaknya Trena sengaja ingin membuat kejutan bagi adik kembarnya itu.
Rencana awal memang sudah diputuskan bahwa mereka akan bertemu di rumah di Kampung Cipaingeun, Kelurahan Sukamaju Kaler, Kecamatan Indihiang, Kota Tasikmalaya. Rencana itu sudah diketahui Treni.
Saat Treni mulai duduk dan mendudukan anak bungsu di pangkuannya, barulah Trena berpaling sambil mengumbar senyum.
Treni terkejut dan tampak sempat melongo. Namun Trena yang senyum-senyum langsung merangkulnya. Suasana pun berubah menjadi haru. Keduanya berangkulan erat disertai isak tangis.
Lama keduanya saling berpelukan tanpa sepatah kata pun yang terucap dari mulut keduanya. Hanya isak tangis yang kerap terdengar. Sesekali mereka saling tatap, lalu berangkulan kembali.
Para wartawan dan youtuber yang berdesakan mengabadikan momen itu, juga terdiam, terbawa larut suasana. Kata-kata Allahu Akbar sesekali terdengar dari luar mobil.
Setelah lama saling berpelukan, saling menciumi dan saling bersender, keduanya barulah saling memandang penuh rasa sayang dan saling menyapa.
Di luar mobil, ayah kandung keduanya serta saudara-saudara kandung Treni juga berkumpul. Mereka pun tak kuasa menahan tangis.
2. Sujud syukur

Setelah beristirahat sejenak setiba di rumah, Kamis (22/10) pagi, kembar Trena (24) dan Treni (24) melaksanakan sujud syukur
Sujud syukur dilaksanakan di masjid tak jauh dari rumah.
Seluruh keluarga ikut melaksanakannya, termasuk ayah kandung mereka, Enceng Dedi (59).
3. Ke makam ibu kandung
Setelah sujud syukur, keluarga kemudian menuju makam Enok Rohaenah, tak begitu jauh dari masjid.
Treni yang tak sempat bertemu ibu kandungnya sejak usia dua bulan, sempat menitikkan air mata.
Bersama Trena dan keluarga besarnya, Treni pun dengan khusyu mendoakan ibu kandungnya, dipimpin seorang ustad setempat.

"Saya memang tidak sempat bertemu ibu. Kami berpisah ketika saya masih bayi berusia dua bulan. Saya tahu dari cerita bapak," ujar Treni.
Kembar Trena Treni yang masih balita saat itu memang kerap sakit-sakitan.
"Sesuai petuah orang tua, keduanya lalu dipisahkan agar tidak sakit lagi. Saat itu kami masih tinggal di Maluku sebagai transmigran," kata Enceng.
Enok sendiri meninggal dunia dua tahun lalu pada usia 56 tahun, tanpa sempat bertemu Treni yang selama hidupnya selalu dirindukannya.
"Dua minggu sebelum ibu meninggal, dia mengaku melihat Treni pulang. Saat itu ibu sudah sakit cukup parah," ujar Trena yang selama ini tinggal bersama orang tuanya.
4. Sadar pakai kerudung warna sama

Setelah bertemu, keduanya tampak larut dalam suasana haru dan bahagia. Keduanya bertemu di jok belakang mobil di halaman stasiun.
Rombongan pun meninggalkan stasiun menuju rumah orang tua di Kampung Cipaingeun, Kelurahan Sukamaju Kaler, Kecamatan Indihiang, Kota Tasikmalaya.
Suasana bahagia dipenuhi tawa canda mewarnai keluarga besar Enceng Dedi (59) ini, setibanya mereka di rumah.
Saat itulah kembar Trena dan Treni baru menyadari bahwa mereka mengenakan kerudung dengan warna yang sama yakni hijau.
"Iya ya kok sama, ga nyadar sih kami memakai kerudung yang sama warnanya," ujar Treni yang diamini Trena, sambil melihat kerudung masing-masing.
Trena mengaku, sama sekali tak direncanakan apalagi sampai janjian mengenakan kerudung warna hijau.
"Ini kayaknya bawaan anak kembar ya," ujarnya sambil tersenyum semringah.
Trena dan Treni pun mengungkapkan beberapa kesamaan dari diri mereka masing-masing. Mulai dari sifat, hobi dan makanan kesukaan. Hal itu diketahui setelah mereka saling berkomunikasi via aplikasi WA, pasca dipertemukan oleh aplikasi Tik Tok.
"Kami sama-sama punya sifat egois, menyukai bakso serta hobi nyanyi," kata Trena yang diiyakan Treni.
Selama berada di Tasikmalaya, Trena akan mengajak Treni menjajal kuliner bakso yang ada di Kota Santri ini.
"Pokoknya akan banyak kegiatan yang akan kami lakukan. Termasuk akan beli baju yang sama. Treni yang akan nraktir," ujar Trena yang diiyakan Treni sambil tersenyum.
Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Ikatan Batin, Trena Treni Mengenakan Kerudung Hijau saat Bertemu Pertama Kali, Bawaan Anak Kembar