Serda Faisal Husein Anak Yatim yang Jatuh Bangun Demi Jadi Prajurit Kopassus, Seperti ini Latihannya
Serda Faisal Husein merupakan anak yatim yang berhasil menjadi prajurit Kopassus. Ternyata seperti ini latihan pasukan baret merah
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Musahadah
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Musahadah
SURYA.co.id - Sosok Serda Faisal Husein, anak yatim yang jatuh bangun demi menjadi prajurit Kopassus menjadi sorotan baru-baru ini.
Profil dan biodata Serda Faisal Husein jadi sorotan karena perjuangannya menjadi prajurit Kopassus dibeberkan dalam tayangan di channel youtube TNI AD.
Meski awalnya sempat ragu, tahap demi tahap sebagai prajurit Kopassus berhasil dilalui oleh Serda Faisal Husein.
Hingga akhirnya dia dengan bangga berhasil mengenakan baret merah.
Baca juga: 4 Fakta Serka Panji Pratama Komandan Kawal Jenderal Andika Perkasa, ini Tugasnya Saat Mengawal KSAD
Baca juga: Biodata Letda Figgy Heryansyah Teman Seangkatan Nugra Pussaka, Jenderal Andika Perkasa Beri Motivasi
Sebagai pasukan khusus, tentunya latihan prajurit Kopassus agak 'berbeda' dan memang dilatih secara khusus di beberapa bidang tertentu.
Latihan prajurit Kopassus sempat diceritakan oleh mantan Kepala Staf TNI AD Jenderal (Purn) Pramono Edhie Wibowo dalam bukunya yang berjudul 'Pramono Edhie Wibowo dan Cetak Biru Indonesia ke Depan'
Dalam buku biografinya, Pramono Edhie Wibowo yang juga pernah bertugas di krops baret merah itu menceritakan latihan terberat prajurit Kopassus sudah menanti saat sampai di Cilacap.
Ini merupakan latihan tahap ketiga yang disebut latihan Tahap Rawa Laut, calon prajurit komando berinfliltrasi melalui rawa laut.
Di sini, materi latihan meliputi navigasi Laut, Survival laut, Pelolosan, Renang ponco dan pendaratan menggunakan perahu karet.
Para prajurit Kopassus harus mampu berenang melintasi selat dari Cilacap ke Nusakambangan.
“Latihan di Nusakambangan merupakan latihan tahap akhir, oleh karena itu ada yang menyebutnya sebagai hell week atau minggu neraka. Yang paling berat, materi latihan ‘pelolosan’ dan ‘kamp tawanan’,” tulis Pramono dalam bukunya
Dalam latihan itu, para calon prajurit Kopassus dilepas tanpa bekal pada pagi hari, dan paling lambat pukul 10 malam sudah harus sampai di suatu titik tertentu.
Selama “pelolosan”, calon prajurit Kopassus harus menghindari segala macam rintangan alam maupun tembakan dari musuh yang mengejar.
Dalam pelolosan itu, kalau ada prajurit yang tertangkap maka berarti itu merupakan 'neraka' baginya karena dia akan diinterogasi seperti dalam perang.
Para pelatih yang berperan sebagai musuh akan menyiksa prajurit malang itu untuk mendapatkan informasi.
Dalam kondisi seperti itu, para prajurit Kopassus harus mampu mengatasi penderitaan, tidak boleh membocorkan informasi yang dimilikinya.
Untuk siswa yang tidak tertangkap bukan berarti mereka lolos dari neraka.
Pada akhirnya, mereka pun harus kembali ke kamp untuk menjalani siksaan.
Selama tiga hari pra prajurit Kopassus menjalani latihan di kamp tawanan.
Dalam kamp tawanan ini semua prajurit Kopassus akan menjalani siksaan fisik yang nyaris mendekati daya tahan manusia.

“Dalam Konvensi Jenewa, tawanan perang dilarang disiksa. Namun, para calon prajurit Komando itu dilatih untuk menghadapi hal terburuk di medan operasi. Sehingga bila suatu saat seorang prajurit komando di perlakukan tidak manusiawi oleh musuh yang melanggar konvensi Jenewa, mereka sudah siap menghadapinya,” tulis Pramono Edhie.
Beratnya persyaratan untuk menjadi prajurit kopassus dapat dilihat dari standar calon untuk bisa mengikuti pelatihan.
Nilai standar fisik untuk prajurit nonkomando adalah 61, namun harus mengikuti tes prajurit komando, nilainya minimal harus 70.
Begitu juga kemampuan menembak dan berenang nonstop sejauh 2000 meter.
“Hanya mereka yang memiliki mental baja yang mampu melalui pelatihan komando. Peserta yang gagal akan dikembalikan ke kesatuan Awal untuk kembali bertugas sebagai Prajurit biasa,” tutup mantan Danjen Kopassus ini.
Serda Faisal Husein Anak Yatim yang Bertekad Jadi Prajurit Kopassus
Diketahui, kisah Serda Faisal Husein bertekad kuat menjadi prajurit Kopassus jadi sorotan baru-baru ini.
Bahkan Serda Faisal Husein juga menuai pujian dari para petinggi TNI AD seperti Brigjen TNI Nefra Firdaus dan Brigjen TNI Thevi A Zebuwa.
Brigjen TNI Nefra Firdaus adalah Kepala Dinas Penerangan TNI AD, dan Brigjen TNI Thevi A Zebuwa merupakan Komandan Pendidikan dan Latihan Pasukan Khusus.
Melansir dari tayangan di channel youtube TNI AD, Serda Faisal Husein lahir di Ternate, Maluku Utara pada tanggal 3 November 1998.
Serda Faisal Husein mendaftar sebagai prajurit Kopassus berawal dari pertemuannya dengan Kepala Dinas Penerangan TNI AD, Brigjen TNI Nefra Firdaus.
Pertemuan Serda Husein bertemu dengan Brigjen TNI Nefra di media sosial facebook.
"Pertama saya mencari informasi pendaftaran TNI di media sosial. Saat itulah saya berkenalan dengan Pak Nefra" Ujar Serda Faisal.
Tiga minggu menjelang tes, Serda Faisal memberanikan diri chat dengan Brigjen TNI Nefra.
Awalnya Serda Faisal menceritakan keinginannya untuk menjadi prajurit TNI.
"Lalu saya mengikuti tes di Ambon. Alhamdulilah saya bisa lolos semua seleksi" ujar Serda Faisal.
Setelah lulus pendidikan secapa, Serda Faisal sempat berterima kasih kepada Brigjen TNI Nefra.
"Selesai pendidikan secapa, dia memang menyampaikan kepada saya 'Pak, terima kasih sudah membimbing saya'." ujar Brigjen TNI Nefra.
"Saya sampaikan saat itu, 'sekarang kamu bukan lagi anak ibumu, kamu adalah anak TNI, kamu adalah anak negara" tambah Brigjen TNI Nefra.
Kepala Dinas Penerangan TNI AD itu juga berharap Serda Faisal tak berhenti sampai di sini.
Brigjen TNI Nefra memotivasi agar Serda Faisal mau mencoba menjadi prajurit Kopassus.
Mendapat motivasi dari Brigjen TNI Nefra, Serda Faisal awalnya ragu untuk jadi prajurit komando.
"Apa kamu sanggup menjadi prajurit komando? memang awalnya dia ragu. Tapi lama kelamaan dia bilang 'Saya akan coba dengan kemampuan saya'." ujar Brigjen TNI Nefra.
Serda Faisal pun dengan mantap mengikuti pendidikan prajurit Kopassus.
Dan Brigjen TNI Nefra berpesan, "Kamu boleh bertemu saya lagi setelah mengenakan baret merahmu"
Tahap demi tahap sebagai prajurit Kopassus berhasil dilalui oleh Serda Faisal.
"Yang saya rasakan beda jauh dengan pendidikan infantri. Pendidikan komando itu sangat luar biasa" ujar Serda Faisal.
Dan akhirnya hari yang dinantikan tiba, Serda Faisal resmi menyandang sebagai prajurit Kopassus.
"Faisal adalah contoh yang baik bagi generasi kita dalam pemanfaatan media sosial. Dan dengan motivasi yang tinggi serta tekad yang kuat." ujar Danpusdiklatpassus, Brigjen TNI Thevi A Zebuwa.
Serda Faisal juga mengungkapkan kalau almarhum ayahnya pernah berpesan "Suatu saat nanti kau harus menjadi seorang tentara"
"Saya ingin bilang kepada beliau, saya sudah membuktikan apa yang beliau bilang sewaktu saya kecil. Saya telah berhasil" ujar Serda Faisal.
Baca juga: Biodata Serda Faisal Husein Anak Yatim yang Bertekad Jadi Prajurit Kopassus, Dipuji Petinggi TNI AD
Baca juga: Profil dan Biodata Serka Panji Pratama Komandan Kawal Jenderal Andika Perkasa, Punya Hobi Sama
Menurut pantauan SURYA.co.id dari instagram @tni_angkatan_darat, sejumlah netizen kagum dengan tekad Serda Faisal.
Bahkan banyak pula yang merasa termotivasi.
"Video nya sangat memotivasi"
"MasyaaAllah.. Barakallahu faisal dan para prajurit komando."
"MashaAllah motivasi banget"