Biodata Johnny G. Plate, Menkominfo yang Debat di Mata Najwa, 'Pemerintah Bilang Hoax Ya Dia Hoax'

Johnny G. Plate sempat bersitegang dengan Direktur YLBHI, Asfinawati soal hoax atau disinformasi RUU Cipta Kerja di acara Mata Najwa.

Penulis: Pipit Maulidiya | Editor: Musahadah
tribun jatim/sofyan arif candra
Menkominfo Johnny G Plate foto diambil sebelum pandemi. 

Penulis: Pipit | Editor: Musahadah

SURYA.co.id - Berikut biodata Johnny G. Plate, Menteri Komunikasi dan Informatika yang viral karena debat soal UU Cipta Kerja di acara Mata Najwa.

Johnny G Plate dalam perdebatan itu sempat bersitegang dengan Direktur YLBHI, Asfinawati soal hoax atau disinformasi UU Cipta Kerja.

Hingga Johnny G. Plate dengan lantang mengeluarkan statemen kontrofersi, 'Pemerintah Bilang Hoax Ya Dia Hoax, Kenapa Membantah'.

Ucapan itu justru membuat Direktyr YLBHI Asfinawati berkomentar jika Johnny G. Plate tengah melakukan disinformasi.

Siapakah sosok Johny G. Plate Menteri Komunikasi dan Informatika? Berikut biodata selengkapnya.

Sekjen DPP Partai Nasdem Johnny G Plate (tengah), Kepala Sekolah Legislatif Partai Nasdem Nining Indra Shaleh (kiri) dan Ketua DPP Partai Nasdem Willy Aditya memberikan keterangan pers persiapan
Sekjen DPP Partai Nasdem Johnny G Plate (tengah), Kepala Sekolah Legislatif Partai Nasdem Nining Indra Shaleh (kiri) dan Ketua DPP Partai Nasdem Willy Aditya memberikan keterangan pers persiapan "Sekolah Legislatif 2019" di kantor DPP Partai Nasdem, Jakarta, Selasa (16/7/2019). (foto: istimewa)

Melansir Wikipedia.org, Johnny Gerard Plate, S.E. lahir di Ruteng, 10 September 1956, saat ini umur 64 tahun.

Dia adalah Menteri Komunikasi dan Informatika Indonesia pada Kabinet Indonesia Maju.

Johnny merupakan lulusan Universitas Katolik Atma Jaya dan memulai bisnis alat-alat perkebunan pada awal 1980-an.

Sejak 2013, ia bergabung ke Partai Kesatuan Demokrasi Indonesia (PKDI), dimana ia kemudian diangkat menjadi Ketua Mahkamah PKDI.

Pada masa berikutnya, dia pindah ke Partai Nasional Demokrat (NasDem) dimana ia kemudian diangkat menjadi Sekretaris Jenderal Nasdem.

Pada tanggal 23 Oktober 2019, Johnny G. Plate dilantik menjadi Menteri Komunikasi dan Informatika untuk Kabinet Indonesia Maju.

Debat saat Talk Show

Menkominfo, Johnny G. Plate mengeluarkan argumen yang dinilai kontroversial setelah menjadi narasumber di acara Mata Najwa pada Rabu (14/10/2020).

Dalam acara bertajuk Cipta Kerja: Mana Fakta Mana Dusta itu, Johnny G. Plate terlibat adu argumen dengan narasumber lainnya yakni Koordinator Pusat Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) Remy Hastian.

Melansir Kompas TV berjudul 'Johnny G Plate: Kalau Pemerintah Sudah Bilang Hoaks, Ya Dia Hoaks, Kenapa Membantah?',

Semula, Johnny memaparkan terkait banyaknya informasi hoaks yang beredar mengenai Omnibus Law Undang-Undang Cipta Kerja di acara yang bertemakan “Cipta Kerja: Mana Fakta Mana Dusta” itu.

Dia menyebut, Kemenkominfo mencatat ada 547 informasi hoaks yang tersebar terkait UU Cipta Kerja. Tak hanya itu, kata dia, ada juga hoaks soal suasana demonstrasi yang tersebar di masyarakat.

Menurut Jhonny, ada ratusan ribu percakapan terkait dua isu tersebut. Percakapan-percakapan itu lantas dikualifikasikan sebagai hoaks ataupun disinformasi.

"Di Facebook ada 61, Instagram 241, Twitter 232, YouTube  11, TikTok ada 2," kata Johnny pada Rabu (14/10/2020).

Setelah memaparkan data-data tersebut, Jhonny kemudian terlibat perdebatan panas Koordinator BEM SI Remy Hastian.

Awalnya Remy tak sependapat bahwa aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh berbagai elemen masyarakat dari mulai buruh, mahasiswa, petani, nelayan bahkan pelajar dibilang karena termakan hoaks.

Menurut Remy, aksi unjuk rasa besar-besaran di sejumlah daerah di Indonesia murni karena menolak Omnibus Law UU Cipta Kerja yang telah disahkan DPR bersama Pemerintah pada Senin, 5 Oktober 2020.

Lebih lanjut, Remyi menuding justru negara atau pemerintah yang menciptakan hoaks di tengah penolakan massa terhadap UU Cipta Kerja

"Pemerintah atau negara pada saat ini adalah merekalah yang menciptakan hoaks dan disinformasi," ujar Remy.

Menurut Remy, penolakan-penolakan tersebut terjadi karena pemerintah tidak mampu menyampaikan informasi secara terbuka dan akuntabel.

"Pemerintah tidak mampu menyampaikan informasi secara jelas terbuka dan juga akuntabel. Ini yang jadi permasalahan masyarakat untuk menolak Undang-undang Cipta Kerja."

Menanggapi pernyataan Remy, Johnny tak terima. Ia langsung membantah pendapat Remy. Jhonny menegaskan, pemerintah dengan akuntabilitas tinggi menyampaikan informasi kepada masyarakat mana yang hoaks dan tidak.

"Memang itu hoaks. Kalau pemerintah sudah bilang hoaks, ya dia hoaks. Kenapa membantah lagi?" ujar Johnny.

Jhonny menilai hal ini dilakukan pemerintah demi kepentingan generasi sekarang dan generasi ke depan. Jhonny pun sempat menuding Remy menyebarkan hoaks.

"Akan kelihatan siapa-siapa yang menyebarkan hoaks. Jangan-jangan adinda saya yang dua ini justru menyebarkan hoaks. Pemerintah mengonfirmasi itu hoaks," katanya.

Pernyataan Johnny tersebut langsung menjadi pergunjingan publik di dunia maya. Sejumlah akun di media social Twitter sangat menyayangkan pernyataan Menkominfo itu. 

“Contoh kebenaran yang memaksa,” tulis @ramdhany12.

Kemudian, ada pula yang meyindir atas pernayataan Menkominfo itu. “Departemen Penerangan 4.0 Mantap!” tulis @denismalhotra.  

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved