Berita Gresik
Ide Gila Bocah 19 Tahun Impor 6 Cewek Cirebon, Dijual Rp 150.000-an di Warung Pangku Kedamean Gresik
Benar-benar ide gila ulah mucikari muda asal Gresik, Jawa Timur ini. Untuk memberi service tamunya di warung pangku, dia impor 6 cewek Cirebon.
Penulis: Willy Abraham | Editor: Iksan Fauzi
SURYA.co.id | GRESIK - Benar-benar ide gila ulah mucikari muda asal Gresik, Jawa Timur ini.
Bagaimana tidak, di usianya masih 19 tahun, Johan Rio Adi sudah menjadi mucikari.
Tak sampai di situ, ternyata dia juga mengimpor 6 cewek Cirebon, Jawa Barat untuk melayani pelanggannya di warung pangku.
Para cewek impor itu dijual seharga Rp 150.000 untuk melayani tamu di warung pangku yang ada di Dusun Samaleak, Desa Banyuurip, Kecamatan Kedamean, Kabupaten Gresik.
Selasa (13/10/2020) sekitar pukul 22.00 WIB, Korps Bhayangkara turun ke lokasi menuju warung pangku di Dusun Samaleak, Desa Banyuurip, Kecamatan Kedamean.
Baca juga: Fotografer Model Remas Payudara Belasan Gadis Lamongan di Kamar, Ada yang Diajak Berhubungan Badan
Baca juga: Mas Jolly Raba Organ Sensitif Bocah Lumajang dan Beri Uang Rp 20 Ribu, Korban Langsung Lakukan Ini
Berikut fakta-fakta pengungkapan kasus prostitusi oleh mucikari muda asal Desa Banyuurip, Gresik.
1. Cewek Cirebon dijual murah

Sebagai wanita penghibur di Gresik. 6 cewek Cirebon dibayar murah oleh Johan Rio Adi.
Pembagiannya, ketika mendapat tamu, si cewek mendapat hasi jerih payahnya sebesar Rp 50.000.
Sedangkan Johan mendapatkan bagian lebih banyak, yakni Rp 100.000.
Baca juga: Sersan Pimpin LGBT di Tubuh TNI AD, Anggotanya Perwira dan Korban Siswa Akmil, Kini Praka P Dipecat
Baca juga: Saya Pulang dengar Suara Pria dari Kamar, Saya Dobrak dan Lihat Istri Saya Sudah Telanjang
Para cewek cantik itu sudah berbulan-bulan terjun dalam bisnis esek-esek di wilayah hukum Polres Gresik.
2. Ubah warung pangku jadi tempat esek-esek

Meski masih berusia muda, warga Desa Banyuurip, Kecamatan Kedamean, Gresik sudah berani mendirikan sebuah warung kopi lengkap dengan wanita penghibur dan sejumlah fasilitas.
Untuk mengelabui petugas, Johan mengubah warung pangkunya di bagian belakang menjadi kamar-kamar.
Kamar tersebut difungsikan untuk melayani tamu yang datang ke warungnya.