Biodata dan Profil Jenderal Ahmad Yani, Anak Emas Soekarno yang Dihujani 7 Tembakan Cakrabirawa
Berikut ini biodata dan Profil Jenderal Ahmad Yani, anak emas Presiden Soekarno yang tewas setelah dihujani 7 tembakan oleh pasukan Cakrabirawa.
"Dan mereka pun mengancam, “kalau anak-anak tidak masuk akan ditembak juga semuanya!” Dan kami menjadi sangat ketakutan.
Kami berlari masuk ke dalam kami dengar suara kendaraan menderu-deru membawa bapak pergi entah kemana," dikutip Tribun Network dari buku ini.
Darah hangat tertinggal di lantai ruang makan, pintu kaca berserakan tertembus peluru, dan darah Ahmad Yani berserakan di sepanjang lantai bekas Ahmad Yani diseret-seret.
Di dinding banyak bercak-bercak darah, bahkan sampai di luar halaman rumah dan jalan aspal.
"Kami tiba-tiba berhamburan, memungut peluru-peluru kosong, semuanya ada tujuh.
Kami berebut masuk ke kamar tidur bapak, kamar yang sudah sepi dan kosong.
Entah siapa di antara kami yang mengangkat telepon terlebih dahulu, tetapi hubungan telepon rumahnya sudah diputuskan," dikutip Tribun dari buku Ahmad Yani Tumbal Revolusi.
"Segera kami minta Mbok Milah untuk memanggil Om Bardi ajudan bapak.
Mbok Mangun muncul namun tidak mengerti apa, hanya bertanya: ” Ndoro kakung teng pundi Digowo sopo?” (Bapak kemana? dibawa siapa?)," kisah Amelia.
Kakak Amelia, Emmi memberi petunjuk agar cepat berganti pakaian supaya kalau ada hal lain terjadi bisa segera kabur.
Anak-anak Ahmad Yani saat itu benar-benar tidak tahu harus berbuat apa.
Mereka hanya duduk di lantai, mengelilingi darah Sang Pahlawan Revolusi sambil berharap Ahmad Yani tidak meninggal.
"Karena kalau dilihat dari bekas-bekas tembakan, tangan dan pahanya saja yang terkena, jadi bukan jantungnya. Kami mulai berdoa bersama," dikutip Tribun dari buku Ahmad Yani Tumbal Revolusi.
Kemudian masuklah komandan dari penjaga kediaman Yani yang sudah dilucuti pasukan Tjakrabirawa.
Komandan itu menanyakan kepada anak-anak Ahmad Yani, darah siapa yang berceceran di dalam rumah.