Wawancara Eksklusif
Widodo Cahyono Putro : Sehari Sebelum Pertandingan Saya Tanam Visualisasi Arah Bola di Otak
Gol salto legenda Timnas Indonesia, Widodo Cahyono Putro (WCP), resmi dinobatkan sebagai gol terbaik Piala Asia sepanjang sejarah
Penulis: Khairul Amin | Editor: Fatkhul Alami
(S) : Ada dukungan dari saudara yang lain dalam proses latihan mencetak gol akrobatik?
(WCP) : Dalam latihan normal, dalam tim juga sama, gak mungkin juga pelatih mengajarkan ayo gol salto. Itu hanya inisiatif dari pemain saja
(S) : Pesan Anda untuk pesepak bola di tanah air dengan prestasi ini?
(WCP) : Mari momen ini dijadikan hal baru, semangat dan motivasi baru untuk generasi mendatang, ataupun inspirasi, bahwa di Indonesia ini masih bisa bicara di tingkat Asia.
Misal mau lebih fokus lagi, bisa juga di tingkat dunia. Kalau memang kita fokus, dari federasi, dan semua yang terkait termasuk semua insan bola, memang harus fokus untuk pembinaan.
(S) : Selain pembinaan modal apa yang menurut Anda penting mendukung prestasi seorang atlet, terutama bidang sepak bola?
(WCP) : Yang terpenting itu kalau memang setiap pemain ingin berkorban untuk bangsa ini, berkorbanlah yang betul dan fokus.
Contohnya, saya sudah mendedikasikan untuk sepak bola Indonesia, apa yang mesti harus kita lakukan, berkorban apa yang harus kita lakukan? Satu, disiplin waktu, hal-hal yang kecil tapi berdampak besar.
Disiplin makanan juga, ketika menjadi atlet, bukan selera kita sekarang yang berbicara, karena menjadi atlet sudah saatnya bicara berapa kalori yang dibutuhkan tubuh dan harus saya penuhi dari makanan itu.
Berarti tidak selerapun kalau memang itu dibutuhkan untuk konsumsi makanan, ya harus dimakan. Itu yang namanya berkorban untuk bangsa ini.
(S) : Belakangan banyak pemain lebel Timnas belum bisa disiplin, termasuk soal makanan, komentar Anda?
(WCP) : Kita kan juga repot, saat pemusatan latihan (TC) mungkin bisa, tetapi setelah TC itu yang repot.
Kaitannya sebenarnya sudah sejak dulu, itu juga kenapa Indonesia banyak yang menjajah, karena rempah-rempahnya di Indonesia sangat luar biasa, selera kita dari kecil sudah terbiasa dengan banyaknya rempah-rempah, jadi untuk menghilangkan itu sulit, harus bertahap.
Sedangkan TC ini tidak lama, hanya yang U-19 ini lama, mungkin mereka bisa bertahap,
(S) : Cara Anda saat masih menjadi atlet menahan keinginan mengkonsumsi makanan tidak layak atlet?