Wawancara Eksklusif

Widodo Cahyono Putro : Sehari Sebelum Pertandingan Saya Tanam Visualisasi Arah Bola di Otak

Gol salto legenda Timnas Indonesia, Widodo Cahyono Putro (WCP), resmi dinobatkan sebagai gol terbaik Piala Asia sepanjang sejarah

Penulis: Khairul Amin | Editor: Fatkhul Alami
baliutd.com
Widodo Cahyono Putro, sang pencetak gol terbaik dan terindah sepanjang sejarah Piala Asia 

Dan ternyata, nitizen kemarin luar biasa, setelah kita tertinggal beberapa ribu vote dari Vietnam, ternyata kami bisa membalikkan mereka, sampai empat juta pemilih dari kedua voter, selisihnya kalau gak salah sekitar lima ribuan dari Vietnam, ini kan luar biasa.

(S) : Mencetak gol indah laga timnas merupakan cita-cita setiap pemain, bagaimana kesan Anda setelah mencetak gol indah waktu itu?

(WCP) : Saya sangat bersyukur pada yang kuasa, gol itu bagi saya adalah anugerah, saya merasakan itu. Sebelum pertandingan, malamnya saya berdoa pada yang Kuasa, bahwa besok saya mau main, saya ingin bikin sesuatu untuk bangsa ini.

Ternyata Tuhan mengabulkan doa saya waktu itu, jadi bagi saya, itu adalah gol anugerah.

(S) : Mencetak gol indah lewat tendangan salto pasti tidak mudah, seberapa sering Anda melakukan latihan itu?

(WCP) : Latihan khusus tidak ada, tapi saya latihan feeling ball. Jadi feeling ball meletakkan ke gawang, tidak hanya salto, bagaimana sebelum pertandingan, malamnya saya sering memvisualisasikan.

Kalau nanti kejadiannya bola dari sisi kiri atau kanan, bola atas atau bola bawah, saya sudah harus bagaimana dan saya sudah harus siap. Jadi, visualisasi itu sudah tertanam di otak saya.

Karena sepak bola kan kecepatan bola dan kecepatan gerak lebih cepet bola.

Makanya kalau intuisi kami tidak dilatih, dilatih memori seperti kayak gitu, kami pasti akan terlambat keputusannya.

(S) : Ini gol salto perdana Anda di ajang Internasional bersama timnas Indonesia?

(WCP) : Kalau gol perdana untuk Timnas di SEA Games 1991, tendangan salto ini saja.

(S) : Pesan dari keluarga dengan prestasi ini?

(WCP) : Tentu keluarga sangat support, semenjak saya awal meniti karier di Warna Agung di Jakarta.

Awal saya di Warna Agung, Petrokimia, Persija, balik lagi ke Warna Agung. Keluarga selalu support.

Dan memang keluarga kami keluarga olahragawan, dari 12 bersaudara, saya paling kecil.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved