Sambang Kampung

Wajah Kampung Dinoyo Tangsi Surabaya Terkini, Jauh dari Kesan Kumuh dan Kotor, Lebih Instagramable

Kawasan Kampung Dinoyo Tangsi Gang 1 RW 2 Kelurahan Keputran, Kota Surabaya yang dulunya tampak kotor, perlahan menjadi indah dan hijau.

Penulis: Christine Ayu Nurchayanti | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID/Habibur Rohman
DIPERCANTIK - Suasana kampung Dinoyo Tangsi Gangg 1 RW-2, Kelurahan Keputran, Kota Surabaya yang terus berupaya untuk terus tampil cantik dan bersih. 

SURYA.CO.ID, SURABAYA - Kawasan Kampung Dinoyo Tangsi Gang 1 RW 2 Kelurahan Keputran, Kota Surabaya yang dulunya tampak kotor, perlahan menjadi indah dan hijau.

Hal ini karena warga bertekad untuk mengubah kampung menjadi lebih cantik dengan menghadirkan berbagai tanaman dan hiasan.

Tidak hanya itu, kampung juga tampak menarik dan instagramable dengan mural dan cat yang berwarna-warni.

"Dulunya, di sini kumuh dan kotor. Kemudian kamu mulai menekankan kebersihan dan penghijauan," ungkap Ketua RW 2 Kelurahan Keputran, Dedy Kurniawan kepada SURYA.CO.ID, Minggu (20/9/2020).

Bahkan, kampung yang berada di Kecamatan Tegalsari ini kerap jadi tempat berswafoto yang menarik.

Seperti memasuki kawasan RT 5, pengunjung yang datang langsung disambut dengan gapura beratap alang-alang kering.

Mata semakin dimanjakan dengan lukisan mural yang terbentang di sepanjang kampung, mulai dari pemandangan seperti pegunungan sampai berbagai lukisan satwa. Sementara di atasnya, terjuntai hiasan yang terbuat dari barang-barang bekas seperti bunga dari gelas plastik yang sudah tidak terpakai.

Suara gemericik dari kolam ikan menambah suasana yang nyaman. Di masa pandemi ini, warga juga banyak memasang imbauan untuk tetap menjaga kebersihan dan kesehatan.

Tak lupa, juga disediakan wastafel serta sabun untuk warga yang masuk ke area permukiman.

"Kami mulai mengubah kampung sejak Januari 2020, dengan harapan anak-anak bisa bermain dengan senang," ungkap Ketua RT 5 RW 2 Kelurahan Keputran, Doni Sulistyo.

Pihaknya ingin membuat kampung yang nyaman dan aman dengan penataan yang kreatif.

"Pas kebetulan lagi ada pandemi. Jadi anak-anak lebih kerasan di sini. Selain itu kami juga menyediakan 'Tambal' alias Taman Baca Alami. Bukunya swadaya dari warga," papar Doni menerangkan.

Selain itu, juga ada komposter serta hidroponik yang dirawat warga. Bukan hanya itu, ada pula taman bermain untuk anak-anak.

"Warga juga sangat mendukung. Kami sangat senang meskipun masih dalam tahap belajar bersama-sama," katanya.

Dedy menambahkan, pihaknya ingin membuat kampung menjadi lebih baik. Ia juga mencanangkan banyak kegiatan yang bisa dilakukan warga.

"Ke depan, kami ingin sekali membangun potensi seni dan budaya. Mau bikin komunitas ludruk, karena ludruk hampir punah. Ini tantangan bagi generasi milenial. Rencana juga ingin ada sinematografi," katanya.

Selain itu, Dedy juga ingin nanti kampungnya mulai mengalakkan aquaponik yang hasilnya setidaknya bisa dinikmati sendiri.

"Kalau ingin di-up sendiri silakan. Inginnya ada budidaya lele. Insya Allah semoga bisa terlaksana tahun depan. Semua juga dari swadaya masyakarat. Meskipun anggarannya minimal, tapi tidak menutup kreativitas kami," tandasnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved