Sambang Kampung

Mengintip Kegiatan Komunitas Pecinta Burung Perkutut di Kampung Dinoyo Tangsi Surabaya

Kicauan burung perkutut langsung terdengar saat kita memasuki kawasan kampung Dinoyo Tangsi Gang 1, RW 2, Kelurahan Keputran, Kota Surabaya.

Penulis: Christine Ayu Nurchayanti | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID/Habibur Rohman
KOMUNITAS PERKUTUT - Suasana kampung Dinoyo Tangsi Gang 1, RW 2, Kelurahan Keputran, Kota Surabaya. Burung-burung perkutut ditempatkan pada gantungan di tengah permukiman warga. 

SURYA.CO.ID, SURABAYA - Kicauan burung perkutut langsung terdengar saat kita memasuki kawasan kampung Dinoyo Tangsi Gang 1, RW 2, Kelurahan Keputran, Kota Surabaya.

Di bawah cahaya matahari yang hangat, burung-burung itu ditempatkan pada gantungan di tengah permukiman warga.

Warga di sini, utamanya bapak-bapak memang banyak yang hobi memelihara hewan eksotik bersuara merdu ini.

Melihat meningkatnya penghobi baru, warga pun berinisiatif untuk membuat kelompok bernama Komunitas Pecinta Perkutut Dinoyo RW 2 atau Koppid'02.

"Komunitas ini baru ada sejak 2020, melihat banyaknya warga yang suka memelihara perkutut. Awalnya, warga memelihara sendiri-sendiri lalu sekarang menjadi komunitas," ungkap Ketua RW 2, Kelurahan Keputran, Dedy Kurniawan, Minggu (20/9/2020).

Setidaknya terdapat 60 perkutut. Setiap minggu, perkutut ini akan dilatih dengan cara dikumpulkan pada gantungan yang berada di dalam gang.

"Ini biar mental burungnya jadi bagus, kalau berkicau jadi berani. Kalau ada perlombaan, dia bisa menang," katanya.

Tidak hanya itu, menurut Dedy, burung perkutut juga mengeluarkan suara kicauan yang menenangkan dan mendinginkan pikiran.

Ketua Koppid'02, Slamet Nugroho menambahkan, komunitas ini bisa menjadi ajang untuk berbagi ilmu, pengalaman serta informasi.

"Komunitas ini dibentuk supaya warga bisa saling sharing. Kalau memelihara sendiri kan kurang nanti pengetahuannya. Sedangkan kalau ada komunitas ini, bisa saling tukar informasi dari yang lain," ia menerangkan.

Ke depan, Slamet berharap komunitas ini bisa berkembang sehingga menjadi budidaya perkutut.

"Di sini kami saling mendukung. Kalau yang satu ikut lomba, yang lain pasti sebagai supporter. Bisa kenalan sama komunitas yang lainnya juga," ungkap Slamet.

Bahkan, komunitas yang kini beranggotakan 30 orang ini mulai merambah dunia UMKM. Mereka sudah mulai membuat makanan perkutut dengan label Koppid'02.

"Jadi kami membuat pakan burung perkutut. Biasanya kalau ketemu komunitas lain kami tawarkan," tandasnya.

Menurut pecinta budaya dan sejarah Surabaya, Tommy Priyo Pratomo, perkutut bisa menjadi ikon baru RW 2 Keputran ini.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved