Senjata Nuklir China Disebut akan Saingi Amerika Serikat, Total Hulu Ledak Diprediksi Berlipat Ganda

Senjata nuklir milik China disebut akan menyaingi milik Amerika Serikat. Jumlah Hulu Ledaknya Diprediksi Terus Berlipat Ganda

YOMIURI SHIMBUN/Koki Kataoka
Dongfeng-41 atau DF-41 muncul saat parade militer HUT ke-70 China Selasa (1/10/2019) 

"Dikombinasikan dengan kurangnya transparansi mengenai maksud strategis mereka dan kebutuhan akan kekuatan nuklir yang jauh lebih besar dan lebih beragam, perkembangan ini menimbulkan perhatian yang signifikan bagi AS," kata Wakil Asisten Menteri Pertahanan Chad Sbragia.

Sbragia mengatakan ekspansi militer adalah bagian dari strategi keseluruhan China untuk modernisasi besar-besaran dan untuk memantapkan dirinya sebagai kekuatan global terkemuka pada 2049.

China telah memperjelas bahwa mereka melihat AS berusaha mempertahankan supremasi militer secara global, dan mengatakan Washington, dengan pangkalan militer di tepi Pasifik barat dan kehadiran angkatan laut yang kuat di seluruh kawasan, adalah sumber ketegangan di Asia.

Laporan itu mencatat bahwa China sudah memiliki angkatan laut terbesar di dunia, dengan 350 kapal dan kapal selam, dibandingkan dengan 293 Angkatan Laut AS.

Pentagon telah menyoroti defisit itu karena China berusaha memperluas armadanya menjadi 355 kapal.

Laporan itu juga menyoroti keunggulan China, yang tidak dibatasi oleh perjanjian senjata yang dimiliki AS dan Rusia, dalam rudal balistik yang diluncurkan dari darat.

Ilustrasi senjata nuklir
Ilustrasi senjata nuklir (EPA/BBC)

Namun, AS memimpin dalam peluncuran rudal balistik kapal selam dan yang diluncurkan dari udara.

Sedangkan informasi terakhir, China masih bekerja untuk melakukan pengembangan.

Laporan tersebut menggambarkan China bertekad untuk memproyeksikan kekuatannya ke Pasifik timur di luar Taiwan, dan untuk menekan AS keluar dari wilayah tersebut.

Laporan itu mengatakan bahwa ketika China berusaha untuk membawa Taiwan, sekutu Washington di bawah kendalinya, Beijing mencari kemampuan untuk memenangkan kemungkinan perang dengan AS atas pulau itu.

China Geram Pesawat Mata-mata Amerika Serikat Masuki Wilayah Militernya

Sebelumnya, China mengungkapkan kegeramannya karena pesawat mata-mata milik Amerika Serikat memasuki wilayah militernya.

Terlebih lagi pesawat mata-mata Amerika Serikat itu terbang saat militer China sedang melakukan latihan perang.

Merasa latihan perangnya terganggu, China pun malayangkan protes.

China menuduh Amerika Serikat melakukan provokasi terang-terangan dengan menerbangkan pesawat mata-mata ke zona larangan terbang di Distrik Militer Utara China.

Sumber: Kompas.com
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved