Alasan 10 Anggota KKB Papua Purom Wenda Menyerah, Terbujuk dengan Janji Manis, Berikut 5 Faktanya

Terungkap alasan 10 anggota KKB Papua lebih memilih menyerah dan kembali ke NKRI. Ternyata terbujuk janji manis Purom Wenda.

Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Adrianus Adhi
Dok Penerangan Kogabwilhan III
anggota KKB Papua pimpinan Purom Wenda menyerahkan diri 

Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Adrianus Adhi

SURYA.co.id - Terungkap alasan 10 anggota Kelompok Kriminal Bersenjata atau KKB Papua lebih memilih menyerah dan kembali ke NKRI.

Para anggota KKB Papua yang kini insaf itu mengaku diancam oleh pimpinannya, Purom Wenda.

Bahkan Purom Wenda juga memberikan janji manis yang ternyata hanya kebohongan belaka.

Jadi Perhatian Serius Panglima TNI dan Kapolri, Berikut Daftar Aksi Keji KKB Papua di Tembagapura

Kesepuluh anggota KKB Papua itu akhirnya menyerahkan diri di Distrik Balingga, Kabupaten Lanny Jaya, Papua pada Senin (31/8/2020).

Seperti yang diungkapkan oleh Kepala Penerangan Kogabwilhan III Kolonel Czi Gusti Nyoman Suriastawa.

Berikut rangkuman fakta selengkapnya dilansir dari Kompas dalam artikel '10 Anggota KKB Pimpinan Purom Wenda Menyerahkan Diri'

1. Menyerahkan diri

Kepala Penerangan Kogabwilhan III Kolonel Czi Gusti Nyoman Suriastawa mengonfirmasi 10 anggota KKB Papua pimpinan Purom Okiman Wenda (POW) menyerahkan diri.

Penyerahan diri kembali ke Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) itu dilakukan di Distrik Balingga, Kabupaten Lanny Jaya, Papua.

"Pada 31 Agustus 2020 telah dilakukan penyerahan diri empat orang kelompok Militan Purom Okiman Wenda beserta enam orang simpatisannya kepada Satgas Pamtas Mobile YPR 305/TKR di Lany Jaya," kata Nyoman melalui keterangan tertulis, Selasa (1/9/2020).

2. Empat orang masuk DPO

10 anggota KKB pimoinan Purom Wenda menyerahkan diri dan menyatakan kembali ke NKRI, Distrik Balingga, Lanny Jaya, Papua, Senin (31/8/2020)
10 anggota KKB pimpinan Purom Wenda menyerahkan diri dan menyatakan kembali ke NKRI, Distrik Balingga, Lanny Jaya, Papua, Senin (31/8/2020) (Dok Penerangan Kogabwilhan III)

Empat dari 10 orang itu merupakan anggota KKB Papua dan telah masuk dalam daftar pencarian orang.

Mereka adalah Tabenak Wenda, Join Tabuni, Dekin Wenda, dan Bakar Wenda.

Sementara enam lainnya merupakan simpatisan KKB Papua, yakni Leis Tabuni, Telia Wenda, Kuku Tabuni, Wiro Wenda, Kondis Tabuni, dan Nendiles Wenda.

3. Telah mengikuti latihan militer

Nyoman mengatakan, 10 orang tu pernah bergabung dengan KKB Papua pimpinan Purom Wenda.

Mereka telah mengikuti pelatihan militer di Markas OPM Soemalo.

4. Diancam dan diberi janji manis

Menurut Nyoman, kesepuluh orang itu bergabung dengan KKB Papua karena mendapat ancaman dari Purom Wenda.

Selain itu, Purom Wenda juga menjanjikan mereka akan memperoleh kehidupan yang lebih baik.

"Kesepuluh orang tersebut juga mengakui bergabung dalam KKB Papua karena diancam oleh Purom Wenda dan dijanjikan akan memperoleh kehidupan yang lebih baik," kata dia.

Pada acara penyerahan diri tersebut, diserahkan juga barang bukti berupa satu handy talkie, sebuah charger handy talkie, dan satu rompi serbu yang pernah digunakan saat tergabung dalam KKB Papua pimpinan Purom Wenda.

5. Sebelumnya 5 orang menyerah

Sebelumnya, 5 anggota KKB Papua pimpinan Purom Wenda juga menyerahkan diri dan mengikrarkan kembali ke Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). 

Identitas 5 eks KKB Papua itu adalah Vandem Wonda, Dekiron Tabuni, Ibetius Tabuni, Terkis Tabuni atau Yuborak Telenggan dan Delis.

Ke-5 eks KKB Papua pimpinan Purom Wenda ini menyerahkan diri di Distrik Bruwa, pada Rabu (22/7/2020).

Kapen Kogabwilhan III Kolonel Czi Gusti Nyoman Suriastawa, membenarkan kabar tersebut. 

Melalui rilis resminya pada Kamis (23/7/2020), Nyoman mengatakan, kelima anggota KKB Papua kelompok Purom Okiman Wenda itu juga menyatakan bergabung dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Kelima orang DPO tersebut pun menyetujui untuk bergabung kembali ke dalam NKRI," kata dia.

Menurut Nyoman, kelima orang tersebut pada Sabtu (18 /7/2020), sudah terpantau oleh Tim Kompi Bangau Satgas Pamtas mobile YPR 305/Tengkorak yang berpatroli.

Saat itu, Letda Inf Reza CP bersama Sertu Rudyan, segera melacak informasi terkait 5 orang tersebut.

Mereka saat itu terdeteksi di sekitaran Kampung Wame Distrik Bruwa.

Aparat akhirnya mendapat informasi dari Honai kepala Kampung Wame Eli Wenda bahwa kelima orang itu anggota KKB dan masuk daftar DPO.

Setelah didatangi dan dimintai keterangan, kelima orang tersebut mengaku ingin menyerahkan diri dan bergabung lagi dengan NKRI.

"Kepala Kampung Wame membenarkan bahwa kelima orang tersebut merupakan anggota KKB pimpinan POW yang terdapat di dalam DPO, dan selanjutnya kepala kampung beserta tokoh masyarakat didampingi Satgas mendatangi lima orang yang dicurigai tersebut," kata Nyoman.

Teror di Tembagapura belum berakhir

Sementara itu, aksi teror KKB Papua di distrik Tembagapura tampaknya masih belum berakhir.

Perlu diketahui, aksi keji KKB Papua meneror tiga kampung di distrik Tembagapura sejak Maret 2020 lalu membuat warga terpaksa mengungsi ke Timika.

Dan hingga kini teror KKB Papua di Tembagapura itu belum sepenuhnya berakhir, seperti dilansir dari Antara.

Komandan Kodim 1710 Mimika Letkol Inf. Yoga Cahya Prasetya meminta warga yang kini masih mengungsi di Timika dan sekitarnya agar bersabar untuk kembali ke kampung halaman mereka.

"Situasi keamanan di wilayah itu belum sepenuhnya kondusif" kata Dandim 1710 Mimika Letkol Inf. Yoga Cahya Prasetya di Timika, Jumat (21/8/2020).

Masyarakat dari beberapa kampung di sekitar Tembagapura, yaitu Banti, Kimbeli, dan Opitawak yang sementara ini masih mengungsi di Timika agar tidak berupaya kembali ke atas dahulu.

Letkol Yoga meminta pula kepada mereka untuk menjaga iklim kondusif di tempat pengungsian masing-masing.

"Tidak perlu melakukan kegiatan-kegiatan lain yang dapat membuat situasi menjadi tidak enak sebab situasi keamanan di sana belum sepenuhnya aman karena masih ada kelompok separatis bersenjata" kata Letkol Yoga.

Kapolres Mimika AKBP IGG Era Adhinata juga mengimbau warga Distrik Tembagapura yang sementara mengungsi di Timika agar jangan segera kembali ke kampung halaman mereka lantaran situasi di wilayah Banti, Kimbeli, dan Opitawak belum sepenuhnya aman.

"Kami sarankan masyarakat untuk tidak naik ke Tembagapura karena kami belum bisa meyakinkan seluruh wilayah di sana sudah aman" kata Era.

Aparat TNI dan Polri, kata dia, akan terus berupaya keras untuk menguasai kembali seluruh wilayah Distrik Tembagapura dari pendudukan KKB Papua.

Dipecat karena Jual Amunisi ke KKB Papua, Pembunuh Staf KPU Yahukimo Sakit Hati, ini Update Faktanya

Ia khawatir pada saat masyarakat kembali ke sana akan menjadi tameng KKB Papua. Oleh karena itu, aparat TNI-Polri melakukan penegakan hukum.

"Bisa saja masyarakat yang menjadi korban. Doakan aparat TNI dan Polri bisa secepatnya kembali mengamankan wilayah tersebut, terutama sekarang yang belum kami kuasai sepenuhnya di wilayah Aroanop (Kampung Baluni dan Jagamin)" kata Era.

Saat ini aparat TNI dan Polri di Mimika terus meningkatkan kesiapsiagaan, terutama pascaoperasi penegakkan hukum yang menewaskan salah satu pimpinan KKB Papua Kali Kopi Hengky Wanmang pada hari Minggu (16/8).

Kapolres menegaskan operasi penegakan hukum itu merupakan operasi gabungan satuan tugas TNI-Polri di wilayah Mimika, khususnya di wilayah Tembagapura.(Dhias Suwandi/Evarianus Supar/Putra Dewangga/Kompas dan Antara/Surya.co.id)

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved