Cara Mudah Dapatkan Kuota Internet Gratis hingga 50 GB, Cek dapo.dikdasmen.kemdikbud.go.id
Berikut ini Cara Mudah Dapatkan Kuota Internet Gratis hingga 50 GB, Cek dapo.dikdasmen.kemdikbud.go.id
"Insha Allah sampai di rekening sekolah akhir minggu ini yang membutuhkan tersebar di 56 ribu sekolah di 32 ribu desa atau kelurahan," papar Nadiem.
Diketahui, BOS Afirmasi dan Kinerja saat ini tidak hanya untuk sekolah negeri, tetapi juga sekolah swasta yang mengalami kesulitan ekonomi akibat pandemi Covid-19.
Hal tersebut tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 24 Tahun 2020 Tentang Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Sekolah Afirmasi dan Bantuan Operasional Sekolah Kinerja.
Adapun dana BOS Afirmasi dan Kinerja sebesar Rp 3,2 triliun dengan sasaran sebanyak 56.115 sekolah di 32.321 desa/kelurahan daerah khusus.
Ketentuannya dana bantuan tersebut sebesar Rp60 juta per sekolah per tahun.
Dana disalurkan langsung dari Kementerian Keuangan ke rekening sekolah.
Dana tersebut dapat digunakan untuk kegiatan yang sama dengan BOS Reguler selama masa pandemi COVID-19.
Rinciannya antara lain untuk pembayaran guru honorer, pembayaran tenaga kependidikan jika dana masih tersedia, belanja kebutuhan belajar dari rumah, dan belanja kebutuhan kebersihan terkait pencegahan Covid-19.
Sementara itu, Komisi X DPR berharap Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tidak hanya memberikan subsidi kuota internet untuk peserta didik, tetapi juga perlu memberikan sarana pendukung pembelajaran jarak jauh (PJJ).
"Saya berharap Kemenkeu digugah kembali (sediakan anggaran sarana PJJ), kalau perlu ayo kita semua ramai-ramai bicara dengan menteri keuangan untuk memberikan dana tambahan, memastikan peralatan, jaringan itu kewajiban negara," ujar Wakil Ketua Komisi X DPR Agustina Wilujeng.
Menurut Agustina, dana tambahan sangat diperlukan untuk penyediaan alat pendukung pembelajaran jarak jauh, seperti laptop maupun komputer, karena masih banyak pelajar maupun guru kesulitan menjalankannya.
"Saya menemukan kiriman foto-foto kegiatan anak-anak berkumpul dalam sebuah ruang tamu kemudian gurunya mengajar melalui handie talkie (HT), miris sekali," kata Agustina.
Agustina menyebut, kejadian ini ditemukan di Sragen, Jawa Tengah, karena orang tua siswa kondisinya tidak dapat membelikan gawai atau laptop.
"Mereka semua tidak punya gawai, orang tuanya tidak punya laptop, bahkan listrik saja hanya ada di dua rumah," ucapnya.
Ia pun mengaku sudah meminta Kemendikbud untuk mengusulkan pembelian teknologi informasi komputer (TIK) untuk sekolah yang mengalami kesulitan dalam menerapkan pembelajaran jarak jauh.