Khawatir Warga Tembagapura Dijadikan Tameng KKB Papua, TNI-Polri Imbau Tetap Ngungsi, ini 4 Faktanya
Khawatir Warga Tembagapura Dijadikan Tameng KKB Papua, TNI-Polri Mengimbau agar Tetap Mengungsi di Timika.
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Iksan Fauzi
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Iksan Fauzi
SURYA.co.id - TNI-Polri mengimbau agar warga Tembagapura tetap mengungsi karena aksi teror Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua belum berakhir.
Kapolres Mimika AKBP IGG Era Adhinata mengaku khawatir jika nanti warga kembali ke rumahnya, maka bisa dijadikan tameng oleh KKB Papua sehingga TNI-Polri kesulitan menindak.
Seperti diketahui, aksi keji KKB Papua meneror tiga kampung di distrik Tembagapura sejak Maret 2020 lalu membuat warga terpaksa mengungsi ke Timika.
• Persenjataan KKB Papua Kali Kopi Tak Bisa Dianggap Remeh, Didukung Lekagak Telenggen, ini 4 Faktanya
Dan hingga kini teror KKB Papua di Tembagapura itu belum sepenuhnya berakhir.
TNI-Polri pun mengimbau agar warga tetap mengungsi hingga keadaan benar-benar aman.
Melansir dari Antara, berikut rangkuman faktanya.
1. Situasi belum kondusif
Komandan Kodim 1710 Mimika Letkol Inf. Yoga Cahya Prasetya meminta warga yang kini masih mengungsi di Timika dan sekitarnya agar bersabar untuk kembali ke kampung halaman mereka.
"Situasi keamanan di wilayah itu belum sepenuhnya kondusif" kata Dandim 1710 Mimika Letkol Inf. Yoga Cahya Prasetya di Timika, Jumat (21/8/2020).
Masyarakat dari beberapa kampung di sekitar Tembagapura, yaitu Banti, Kimbeli, dan Opitawak yang sementara ini masih mengungsi di Timika agar tidak berupaya kembali ke atas dahulu.
Letkol Yoga meminta pula kepada mereka untuk menjaga iklim kondusif di tempat pengungsian masing-masing.
"Tidak perlu melakukan kegiatan-kegiatan lain yang dapat membuat situasi menjadi tidak enak sebab situasi keamanan di sana belum sepenuhnya aman karena masih ada kelompok separatis bersenjata" kata Letkol Yoga.
2. Diimbau agar tetap mengungsi
Sebagaimana diketahui, lebih dari 1.000 warga tiga kampung di Distrik Tembagapuramengungsi ke Timika dan sekitarnya setelah KKB Papua pimpinan Lekagak Telenggen tiba di wilayah Distrik Tembagapura pada tanggal 4 Februari 2020.
Kapolres Mimika AKBP IGG Era Adhinata juga mengimbau warga Distrik Tembagapura yang sementara mengungsi di Timika agar jangan segera kembali ke kampung halaman mereka lantaran situasi di wilayah Banti, Kimbeli, dan Opitawak belum sepenuhnya aman.
"Kami sarankan masyarakat untuk tidak naik ke Tembagapura karena kami belum bisa meyakinkan seluruh wilayah di sana sudah aman" kata Era.
3. Khawatir warga dijadikan tameng KKB Papua

Aparat TNI dan Polri, kata dia, akan terus berupaya keras untuk menguasai kembali seluruh wilayah Distrik Tembagapura dari pendudukan KKB Papua.
Ia khawatir pada saat masyarakat kembali ke sana akan menjadi tameng KKB Papua. Oleh karena itu, aparat TNI-Polri melakukan penegakan hukum.
"Bisa saja masyarakat yang menjadi korban. Doakan aparat TNI dan Polri bisa secepatnya kembali mengamankan wilayah tersebut, terutama sekarang yang belum kami kuasai sepenuhnya di wilayah Aroanop (Kampung Baluni dan Jagamin)" kata Era.
Saat ini aparat TNI dan Polri di Mimika terus meningkatkan kesiapsiagaan, terutama pascaoperasi penegakkan hukum yang menewaskan salah satu pimpinan KKB Papua Kali Kopi Hengky Wanmang pada hari Minggu (16/8).
Kapolres menegaskan operasi penegakan hukum itu merupakan operasi gabungan satuan tugas TNI-Polri di wilayah Mimika, khususnya di wilayah Tembagapura.
4. Minta dukungan warga
Selain itu, Kapolres Mimika meminta dukungan warga masyarakat untuk bersama-sama seluruh unsur terkait lainnya menciptakan stabilitas keamanan yang kondusif di wilayah tersebut.
"Mari bersama-sama menciptakan rasa aman di Kabupaten Mimika, terutama di kota Timika. Informasi dari masyarakat sangat berarti bagi kami untuk menjamin rasa aman seluruh masyarakat di wilayah Mimika" kata Era.
TNI-Polri serbu 3 markas KKB Papua
Sebelumnya, TNI-Polri telah melakukan penyerbuan ke markas KKB Papua yang biasa beroperasi di kawasan Kali Kopi, Kabupaten Mimika.
Tak tanggung-tanggung, TNI-Polri langsung menyerbu tiga lokasi yang menjadi markas KKB Papua di sana.
Dalam penyerbuan yang dilakukan pada Minggu (16/8/2020) itu, TNI-Polri berhasil menembak mati satu pentolan KKB Papua yang selama ini berperan jadi "penyelenggara perang".
Berikut kronologinya dilansir dari Kompas dalam artikel 'Satu Pimpinan KKB di Timika Tewas Ditembak Aparat Gabungan'
1. Serbu 3 sasaran
Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw menjelaskan, kronologinya berawal pada Kamis (13/8/2020) tim gabungan TNI-Polri melakukan penyelidikan ke markas KKB Papua Kali Kopi.
Untuk melakukan aksi tersebut, pasukan dibagi menjadi tiga kelompok untuk tiga sasaran, Kali Kopi, Kali Kopi Baru dan markas baru di Amoko.
2. Tembak pentolan KKB Papua
Tim gabungan kemudian melakukan penyisiran di sekitar Kali Kopi dan menemukan lokasi persembunyian pentolan KKB Papua, Hengki Wuamang.
Hengki Wuamang berhasil ditembak mati oleh TNI-Polri saat itu.
Petugas kemudian mengamankan barang bukti di lokasi yakni satu pucuk senjata api laras pendek jericho, satu pucuk laras pendek rakitan, satu pucuk senjata api laras panjang rakitan, 376 butir munisi, uang tunai Rp 22 juta, tiga buah bendera bintang kejora.
"Kemarin (16/8/2020) pada pukul 06.00 WIT di Kali Kopi, Tim Gabungan melakukan penindakan terhadap anggota KKB Papua di Makodap 3 Timika.
Hasilnya ada satu orang pimpinan KKB Hengki Wuamang meninggal dunia," ujar Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw di Jayapura, Senin (17/8/2020).
3. Hengki Wuamang sebagai penyelenggara perang
Menurut Paulus, Hengki Wuamang merupakan sosok penting yang merencanakan sejumlah aksi di kawasan Tembagapura yang merupakan areal operasional PT Freeport Indonesia (PTFI), sejak 2017.
"HW merupakan salah satu Waimung atau penyelenggara perang yang ingin melawan negara, jadi (HW) adalah aktornya, perancang dan juga sebagai pelaku," kata dia.
4. Memimpin KKB Papua sejak 2018
Keberadaan Hengki Wuamang sebagai salah satu pimpinan KKB Papua Kali Kopi yang masuk dalam wilayah Kodap III Timika telah berlangsung sejak 2018, atau semenjak Toni Kwalik yang merupakan panglimanya meninggal dunia.
"Sejak meninggalnya Toni Kwalik, panglima Kodap 3 pada 2018, HW bersama JB mengambil peran sebagai pimpinan KKB Papua di Kali Kopi sebelum ada pergantian pimpinan yang baru.
HW adalah orang yang mengajak beberapa KKB di pegunungan tengah untuk masuk ke Tembagapura, dia yang mengatur semua untuk melakukan aksi di areal PTFI," kata Paulus.
(Evarianus Supar/Dhias Suwandi/Putra Dewangga/Antara dan Kompas/Surya.co.id)