Program Bela Negara yang Digagas Kemenhan untuk Mahasiswa: Latihan Militer Bernilai Satu Semester
Program bela negara bagi mahasiswa yang digagas Kementerian Pertahanan (Kemhan) mendapat sorotan luas.
"Kepada para milenial, selalu belajar dan berkompetisi. Jangan kalah dengan milenial di luar negeri. Bikin inovasi dan lain sebagainya yang bisa membawa harum nama bangsa dan bermanfat bagi masyarakat," terang dia.
"Kita yang sudah senior selalu akan memberi ruang dan fasilitas untuk generasi berikutnya berkompetisi," ungkap Trenggono.
2. Bukan pendidikan militer
Trenggono menegaskan, program pendidikan bela negara yang diinisiasi Kementerian Pertahanan ( Kemenhan) bukan merupakan pendidikan militer.
“Itu bukan pendidikan militer tapi bela negara, bela negara itu bukan militer, nanti kesannya itu militerisasi,” kata Trenggono dalam sebuah wawancara radio, Rabu, (19/8/2020).
Rencananya, Kemenhan akan menggandeng Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dalam mewujudkan program tersebut.
3. Tak hanya bagi mahasiswa
Trenggono mengatakan, bela negara tidak hanya diperuntukkan bagi mahasiswa, namun ditujukan untuk seluruh warga negara.
“Sebenarnya tidak hanya untuk mahasiswa, semua milenial termasuk yang dewasa pun harus punya jiwa bela negara. Karena kita ini di Indonesia harus ada yang kita banggakan di kancah internasional, kebanggaan kita sebagai warga bangsa,” tutur dia.
Trenggono menjelaskan, saat ini implementasi program bela negara masih dalam tahap pembahasan dengan Kemendikbud.
Menurut dia, program bela negara nantinya akan digabungkan dengan program merdeka belajar.
“Terkait dengan program mahasiswa, kita diskusi dengan menteri pendidikan dan kebudayaan disana itu ada program namanya merdeka belajar, mahasiswa itu mengambil satu kegiatan untuk belajar tentang bela negara,” ujar Trenggono.
4. Tidak wajib
Selain itu, Trenggono juga menekankan bahwa program bela negara tidak bersifat wajib, tapi sukarela.
Artinya, mahasiswa mempunya pilihan untuk ikut program tersebut atau tidak.