Virus Corona di Tulungagung

Peringatan HUT Kemerdekaan RI di Kabupaten Tulungagung Digelar Sederhana, Lomba-lomba Dilarang

Nantinya hanya ada empat peleton pasukan yang ikut upacara. Setiap peleton berisi sekitar 10 orang saja.

Penulis: David Yohanes | Editor: Titis Jati Permata
surya.co.id/david yohannes
Wakil Juru Bicara GTPP Covid-19 Tulungagung Galih Nusantoro 

SURYA.CO.ID, TULUNGAGUNG - Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Tulungagung mengingatkan, perayaan HUT Kemerdekaan RI dalam situasi pandemi.

Karena itu setiap bentuk kegiatan yang mengumpulkan massa masih dilarang.

"Kami akan sampaikan ke tingkat kecematan dan desa-desa agar disosialisasikan," terang Wakil Juru Bicara GTPP Covid-19 Tulungagung, Galih Nusantoro, Kamis (13/8/2020).

Galih mengungkapkan, pelaksanaan upacara peringatan kemerdekaan ke-75 Republik Indonesia akan dilaksanakan sangat sederhana di pendopo kabupaten.

Upacara bendera dilaksanakan pukul 07.00 WIB, sedangkan detik-detik Proklamasi ikut secara daring dari Istana Negara.

Demikian pelaksanaan penurunan bendera pada sore hari, juga dilakukan daring, ikut dari Istana Negara.

"Pasukan yang dilibatkan juga sangat dibatasi. Jumlahnya sangat sedikit," sambung Galih.

Nantinya hanya ada empat peleton pasukan yang ikut upacara.

Setiap peleton berisi sekitar 10 orang saja.

Jarak setiap pasukan 1,5 meter dan jarak antar peleton 2 meter.

"Kemudian ditambah undangan Forkopimda. Jadi sangat sedikit yang terlibat," tutur Galih.

Pengibar bendera juga disiapkan tiga orang saja.

Mereka adalah anggota Paskibraka yang bertugas pada tahun 2019 lalu.

Lomba-lomba untuk memeriahkan HUT Kemerdekaan RI juga ditiadakan.

"Lomba seperti baris, panjat pinang apalagi pawai ditiadakan. Lomba yang bersifat mengumpulkan massa dilarang," tegas Galih.

Informasi ini sudah diseba luaskan lewat camat maupun kepala desa.

Karena itu jika ada yang ngoto mengadakan acara peringatan, tanggung jawab ada pada mereka.

Diharapkan kepatuhan masyarakat bisa menjaga Tulungagung tetap zona kuning, dan tidak memicu klaster baru.

"Aturan sudah disampaikan, kembali ke sikap kedewasaan masing-masing," pungkas Galih.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved