Virus Corona di Tulungagung
Siswa SD Tulungagung Terkonfirmasi Covid-19, Kunjungan Guru di Wilayah Sulit Sinyal Masih Dilakukan
Banyak wilayah di Tulungagung yang masih kesulitan sinyal, untuk ikut pembelajaran dalam jaringan (daring).
Penulis: David Yohanes | Editor: Titis Jati Permata
SURYA.CO.ID, TULUNGAGUNG - Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Tulungagung meminta pembelajaran tatap muka lewat kunjungan guru di Kecamatan Pagerwojo dihentikn sementara.
Rekomendasi ini menyusul temuan pasien baru berusia 9 tahun, ERZ.
ERZ diketahui selama ini ikut belajar kelompok, lewat dan diajar oleh guru yang berkunjung.
Lima teman satu kelopok belajarnya dan dua guru yang mengajar sudah diambil sampel swab tenggorakannya, untuk diuji di laboratorium.
"Penghentian kegiatan belajar tatap muka ini dilakukan sampai hasil tes keluar. Ini untuk memastikan status penularan di pusat penyebaran," terang Wakil Juru Bicara GTPP Covid-19 Tulungagung, Galih Nusantoro.
Plt Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga, (Dindikpora) Kabupaten Tulungagung, Haryo Dewanto Wicaksono mengakui ada siswa yang terkonfirmasi Covid-19.
Namun secara umum proses pembelajaran tatap muka lewat kunjungan guru masih dilakukan.
Kebijakan ini diambil karena banyak wilayah di Tulungagung yang masih kesulitan sinyal, untuk ikut pembelajaran dalam jaringan (daring).
"Banyak wilayah yang susah sinyal, terutama di wilayah pegunungan," terang Yoyok, panggilan akrab Haryo Dewanto.
Bahkan menurut Yoyok, 40 persen lembaga pendidikan SD dan SMP di Tulungagung melaksanakan pembelajaran luar jaringan (luring).
Jika pembejalaran tatap muka lewat kunjungan guru dihentikan, maka tidak ada alternatif media pembelajaran lain.
Sebab jika dipaksa untuk belajar daring, mereka akan kesulitan mengakses internet.
"Kalau luring dihentikan, maka tidak ada solusi lain bagi para siswa yang kesulitan akses internet ini," keluh Yoyok.
Yoyok menambahkan, setiap lembaga pendidikan mempunyai kendala dalam proses pembelajaran daring.
Karena itu pihanya menyerahkan kreativitas masing-masing lembaga pendidikan, untuk mengatasi kesulitan itu.
Seperti guru yang melakukan kunjungan ke rumah siswa dan belajar secara kelompok.