Berita Surabaya
Kehidupan Warga Kampung 1001 Malam Surabaya Saat Pandemi Covid-19, Minta Bantuan Gubernur Jatim
Warga Kampung 1001 Malam meminta bantuan Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa agar bisa mendapatkan pengakuan sebagai warga Surabaya
Penulis: Fikri Firmansyah | Editor: Cak Sur
Konteks tidak diakuinya itu dijelaskan Bedjo, meski dirinya dan seluruh warganya punya KTP, namun domisilinya tidak beralamat di Kampung 1001 Malam, melainkan beralamat di kampung sebelah, yakni Lasem Lama dan Lasem Baru.
"Jadi bisa dibilang seluruh KTP warga di sini ikut numpang KK di Kampung Lasem Lama dan Lasem Baru," terangnya.
Ia juga mengatakan, seharusnya ia dan warganya patut diakui keberadaanya di Surabaya.
"Kami ini manusia pribumi bukan hewan, masak tidak bisa diakui sendiri oleh Pemkot Surabaya," terangnya.
Tidak diakuinya keberadaan Kampung 1001 Malam pun juga membuat kampung ini tidak memiliki Rukun Tetangga (RT).
"Ya tentu tidak memiliki RT mas, orang KK-nya saja ikut numpang kampung sebelah," kata Bedjo
Bedjo juga mengatakan, sejatinya dirinya beserta warga Kampung 1001 Malam sudah melakukan berbagai cara agar kampungnya bisa punya RT, yang di mana agar dapat diakui pula keberadaan Kampungnya itu.
Namun usahanya dalam mempunyai RT tersebut, dikatakan Bedjo, tidak pernah sekecilpun mendapat respon dari Pemkot Surabaya.
Bedjo berharap agar Bu Khofifah sebagai Gubernur Jatim mau dan mampu untuk mengatasi segala permasalahan itu.
"Apalagi sekarang ada wabah virus Corona, seluruh pendapatan warga di kampung ini tentu menurun, untuk itu saya harapkan Bu Gubernur bisa bantu kami, seperti membantu mengakui keberadaan warga di Kampung 1001 Malam serta memberi bantuan untuk anak-anak yang masih berstatus sekolah namun punya masalah karena terkendala dengan adanya belajar daring," tutup Bedjo.