Berita Surabaya

Kehidupan Warga Kampung 1001 Malam Surabaya Saat Pandemi Covid-19, Minta Bantuan Gubernur Jatim

Warga Kampung 1001 Malam meminta bantuan Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa agar bisa mendapatkan pengakuan sebagai warga Surabaya

Penulis: Fikri Firmansyah | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID/Fikri Firmansyah
Pendiri Kampung 1001 Malam, Mbah Bedjo meminta bantuan agar keberadaan warganya diakui sebagai warga Surabaya, Selasa (11/8/2020) malam. 

SURYA.CO.ID, SURABAYA - Kota Surabaya memang dikenal banyak orang dengan sebutan Kota terbesar kedua di Indonesia setelah DKI Jakarta.

Namun siapa sangka, ternyata di Kota Surabaya terdapat pula sebuah wilayah perkampungan kumuh, tepatnya berada di kelurahan Dupak, Kecamatan Krembangan.

Kampung tersebut adalah Kampung 1001 Malam.

Kampung yang lokasinya berada tepat di bawah kolong tol yang menghubungkan Surabaya dan Gresik itu, mayoritas warganya bekerja sebagai pemulung dan pengamen jalanan.

Sebagai sebuah kampung yang mayoritas warganya bekerja sebagai pemulung, kondisi ekonomi warga yang menempat di sana pun kian terpuruk sejak adanya pandemi virus corona atau Covid-19 masuk di Indonesia.

Hal tersebut dikatakan langsung oleh Pendiri Kampung 1001 Malam, Mbah Bedjo.

"Total Kartu Keluarga (KK) warga di sini sebanyak 180 KK dan mayoritasnya bekerja sebagai pemulung," kata Bedjo kepada SURYA.CO.ID di Kampung 1001 Malam Surabaya, Selasa (11/8/2020).

Terkait kondisi ekonomi warga Kampung 1001 Malam yang mata pencariannya mayoritasnya sebagai pemulung, khususnya di tengah adanya pandemi, Bejo mengatakan tentu berdampak.

"Rata-rata warga di sini yang sebagai pemulung sebelum adanya pandemi seminggu mendapat upah 200 ribu, namun setelah adanya pandemi menurun 75 persen, yakni hanya mencapai 50 ribu saja," ungkap pria berusia 66 tahun itu.

Dan karena banyak warganya yang ekonominya kian terpuruk karena adanya wabah pandemi, Bejo berharap agar Pemerintah Kota Surabaya maupun provinsi memperhatikan Kampung 1001 Malam.

"Di sini sendiri sejatinya kami tidak pernah diakui sebagai warga Surabaya oleh Pemkot Surabaya. Terkait Kartu Tanda Penduduk, kami memang punya, namun terdaftar alamatnya dengan ikut kampung sebelah, bukan Kampung 1001 Malam sendiri," jelasnya.

Warga Kampung 1001 Malam Berharap Gubernur Jatim Bisa Bantu untuk Akui Keberadaannya di Surabaya

Warga Kampung 1001 Malam Surabaya menyatakan, bahwa pihaknya sangat berharap Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa mau membantu dalam mendapatkan pengakuan sebagai warga Surabaya oleh Pemkot Surabaya.

Hal tersebut dikatakan langsung oleh Pendiri Kampung 1001 Malam, Mbah Bedjo.

"Sejak pertama berdiri tepatnya tahun 1999 saya dan semua warga di sini tidak pernah mendapat pengakuan sebagai warga asli Surabaya oleh Pemkot Surabaya," kata Bedjo kepada SURYA.CO.ID, Selasa (11/8/2020).

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved