Citizen Reporter
Bertanam di Teras Sempit, Salah Satu Siasat Bersahabat dengan Waktu di Tengah Pandemi
Jika ada banyak orang bercocok tanam untuk mengisi waktu selama pandemi, itu juga bisa dilakukan bahkan di rumah.
SURYA.co.id | Selama masa pandemi, banyak orang merasa tertekan karena tidak bisa melakukan banyak aktivitas. Akan tetapi, manusia adalah makhluk yang belajar.
Dia akan mudah beradaptasi dengan situasi jika ingin hidupnya nyaman.
Salah satu cara bersahabat dengan situasi adalah dengan memanfaatkan waktu untuk beraktivitas. Aktivitas yang dilakukan juga dipilih yang bermanfaat.
Jika ada banyak orang bercocok tanam untuk mengisi waktu selama pandemi, itu juga bisa dilakukan bahkan di rumah yang tidak memiliki lahan yang bisa ditanami.
Di kota seperti Surabaya, lahan rumah biasanya sudah dihabiskan untuk bangunan sehingga sulit mewujudkan bercocok tanam seperti mereka yang memiliki kebun.
Akan tetapi, bagi Sutik (40), warga Gunung Anyar, Surabaya, itu tidak menjadi masalah. Ia tetap dapat bercocok tanam di halaman rumahnya yang lantainya tertutup keramik.
Sinar matahari yang lumayan leluasa juga hanya di teras. Meski demikian, Sutik tetap memanfaatkan lahan sempit itu untuk bercocok tanam.
Pot menjadi tempat yang paling mudah ditanami. Akan tetapi, ia tidak kurang akal. Sutik memanfaatkan barang bekas untuk dijadikan tempat bercocok tanam.
Selama masa pandemi, ia tekun merawat tanaman-tanamannya. Segala macam benda yang bisa digunakan, akan dia pakai hingga talang air bekas pun dijadikan tempat menanam.
“Daripada tidak digunakan dan menganggur di rumah, mending saya jadikan pot saja. Kebetulan suka berkebun juga, jadi barang bekas yang ada di rumah dan pas untuk dijadikan sebagai pot, ya saya jadikan pot, daripada beli pot baru,” ucap Sutik, Selasa (7/7/2020).
Dengan lahan sempit itu, ia harus memilih tanaman yang sesuai. Ia menanam cabai dan baby kailan di talang. Tanaman hias berdaun kecil juga ditanam karena mudah tumbuh tanpa menuntut lahan luas. Asal dirawat dengan baik, tanaman akan menghasilkan.
“Cabai dan sawi itu bisa menghemat pengeluaran untuk belanja sayuran. Sekarang orang harus pintar-pintar mengatur keuangan,” ungkapnya.
Tidak hanya talang air bekas, Sutik juga menggunakan gelas dan botol air mineral sebagai pengganti pot.
Botol plastik berukuran besar dipotong menjadi dua supaya bisa mendapatkan pot lebih banyak. Jangan lupa, pada bagian bawah dilubangi agar akar tidak busuk kena air.
“Kalau yang di botol dan gelas plastik, saya tanami bunga dan tanaman stek,” ujarnya.