Sambang Kampung
Warga Kampung di Surabaya Ini Rajin Kumpulkan Sampah untuk Tabungan dan Kerajinan Tangan
Warga secara langsung merasakan dampaknya hanya dengan memilah sampah yang selama ini dibuang.
Penulis: Sulvi Sofiana | Editor: Titis Jati Permata
SURYA.CO.ID, SURABAYA - Berawal dari lomba lingkungan di tahun 2017 hingga memenangkan sejumlah predikat, warga RT 10 RW 6 Kelurahan Tegalsari, Kecamatan Tegalsari Surabaya terus berinovasi dengan mengolah sampah daur ulang.
Ketua RT, Mahmudah mengungkapkan bank sampah menjadi komponen lomba lingkungan yang bertahan di warganya.
Pasalnya, warga secara langsung merasakan dampaknya hanya dengan memilah sampah yang selama ini dibuang.
"Karena bank sampah masih awal, kami dilatih juga untuk manajemen hingga membuat produk dari sampah daur ulang," urainya.
Diikuti 14 anggota kader di kampungnya, kini hampir setiap warga bisa membuat kerajinan
Pesananpun datang dari mulut ke mulut hingga beberapa produk rutin dibuat.
"Mulai dari toples, tempat tissue, dompet sampai tas sering dipesan. Biasanya juga pesannya banyak sampai satu kelompok Dharma Wanita," lanjutnya.
Bahkan sebelum pandemi, bank sampah yang dinamakan Sampah Berkah (samber) juga mendapat pesanan 100 baju daur ulang untuk perlombaan anak SD.
"Sekarang karena pandemi, jadi pesanan berkurang. Tapi warga juga masih semangat membuat produknya karena melihat limpahan sampah yang ternyata ya bisa jadi uang,"lanjutnya.
Untuk membuat satu kerajinan tangan, dikatakan Mahmudah warga membutuhkan waktu bervariasi. Karena dikerjakan untuk memenuhi stok produk.
Pembina bank sampah Samber, Anggoro menambahkan, warga kampung di wilayah bank sampah Samber awalnya tidak melek akan lingkungan.
"2017 bank sampah itu hal baru, warga juga banyak yang tidak paham tentang lingkungan. Ya harus telaten mengajak warga, karena warga tidak banyak tahu tentang dunia luar, jadi kami harus bekerja keras mengajak warga terlibat,"kenangnya
Ternyata warga senang diberi kegiatan memilah sampah dan memanfaatkannya menjadi produk baru.
Bahkan tim kader yang awalnya tidak mengerti apa-apa sekarang mampu menjadi pembina di bank sampah lain.
Dipercaya Salurkan Bansos