Pantas KKB Papua Tak Bisa Mendekat, Ratusan Prajurit Elit TNI AU Paskhas Jaga 11 Bandara Perintis
Pantas saja KKB Papua tak mampu mendekati beberapa bandara perintis di Papua, ternyata ada prajurit elit TNI AU Paskhas yang berjaga di sana.
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Putra Dewangga Candra Seta
SURYA.co.id - Pantas saja Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua tak mampu mendekati beberapa bandara perintis di Papua, ternyata ada prajurit elit TNI AU Paskhas yang berjaga di sana.
Menurut pantauan SURYA.co.id, aksi teror KKB Papua beberapa bulan terakhir memang tak ada yang menargetkan bandara perintis.
Bahkan di tahun 2019 lalu, jarang sekali KKB Papua menyerang bandara perintis.
Hal ini ternyata tak lepas dari peran pasukan elit TNI AU Paskhas yang dikirim untuk menjaga beberapa bandara perintis di Papua.
• Siapa Kelompok NRFPB Saingan KKB Papua yang Kini Eksis? Ternyata Pernah Viral dan Dibubarkan Polri
Melansir dari Antara, ada sekitar 220 prajurit Paskhas yang bertugas di Papua selama 9 bulan terakhir.
Ratusan prajurit elit TNI AU dari Paskhas 462 Pulanggeni itu kini kembali ke Pangkalan Udara Roesmin Nurjadin, Kota Pekanbaru, Provinsi Riau setelah menyelesaikan misi pengamanan di Papua.
Dua pesawat hercules milik TNI AU A-1338 dan A-1330 yang mengangkut ratusan prajurit ini mendarat mulus di Pangkalan Udara Roesmin Nurjadin, Senin sekitar pukul 09.00 WIB.
"Mereka baru saja kembali usai melaksanakan tugas pengamanan selama sembilan bulan di Papua" kata Komandan Lanud Roesmin Nurjadin Marsekal Pertama TNI Ronny Irianto Moningka kepada Antara.
Ia menjelaskan prajurit pilihan tersebut telah membuktikan diri sebagai prajurit TNI dalam rangka mewujudkan stabilitas keamanan.
Selama di Papua, mereka melaksanakan pengamanan di 11 Bandar Udara perintis.
"Semuanya berada di bawah kendali Kodam 17 Cenderawasih" ujarnya.
Ronny mengungkapkan, nantinya akan ada lagi pengiriman dalam operasi tugas berikutnya guna mewujudkan stabilitas keamanan di wilayah paling timur Indonesia tersebut.
"Tentunya ada pengiriman selanjutnya. Paskhas 462 kembali dan digantikan Paskhas 464.
Jadi kita punya total 9 Batalyon Paskhas yang ada di TNI AU" katanya.
Sementara itu, Komandan Batalyon Komando 462 Paskhas Letkol Pas Yoseph M Purba mengatakan prajurit 462 Paskhas dalam operasi tugas di Papua tersebar di 11 Bandara perintis mulai dari Nabire hingga ke ujung timur Merauke.
Yoseph yang memimpin langsung pengamanan tersebut mengatakan cukup banyak tantangan yang dihadapi para prajurit di Papua.
Mulai dari ancaman keamanan, kemudian pergerakan barang terlarang seperti senjata api, minuman keras hingga obat-obatan terlarang.
"Puji Tuhan. Bisa kita laksanakan dan pencapaian kita cukup baik.
Kegiatan pengamanan dilaksanakan di 11 bandara yang tersebar di 3 korem, mulai dari Nabire hingga ke ujung timur Merauke" paparnya.

Pantauan Antara, para prajurit itu langsung melaksanakan sujud syukur usai menginjakkan kaki mereka di Bumi Lancang Kuning.
Beberapa lainnya tampak mengepalkan tangan memanjatkan syukur karena telah menyelesaikan misi dengan baik.
Tangis haru para istri dan keluarga prajurit pecah saat mereka kembali dipertemukan setelah berpisah selama sembilan bulan lamanya.
TNI AD Datangkan 411 Prajurit dan Disebar ke Beberapa Wilayah
Di samping itu, para anggota KKB Papua tampaknya akan semakin terjepit dan bahkan tak bisa berkutik.
Hal ini lantaran TNI AD akan mendatangkan ratusan prajurit ke provinsi Papua Barat.
Pengiriman ratusan prajurit TNI AD itu untuk mendukung pembentukan satuan kodim dan koramil di wilayah kerja Kodam XVIII/Kasuari.
Wakil Kepala Staf TNI AD Mayjen Moch Fachruddin mengatakan, ratusan prajurit itu didatangkan dari sejumlah kodam di Indonesia.
Seperti dilansir dari Kompas.com dalam artikel '411 Prajurit TNI AD Dikirim ke Papua Barat'
Fachrudin mengatakan, pembentukan kodim dan koramil baru merupakan bagian dari kebijakan strategis untuk pemerataan kekuatan TNI AD di seluruh wilayah.
Selama bertugas di Papua Barat, ratusan prajurit itu akan melakukan kegiatan pembinaan teritorial dari mempersiapkan lahan markas kodim hingga membantu pemerintah daerah dalam melaksanakan pembangunan.
"Ini komposisinya lengkap ada perwira, bintara, dan tamtama. Dari pangkat pratu sampai mayor. Papua Barat ini ada 12 kabupaten, satu kota dengan 231 kecamatan. Belum semua daerah ada kodim, koramilnya pun baru 34," kata Fachruddin di Markas Kodam Kasuari, Senin (13/7/2020).
Kehadiran personel bawah kendali operasi (BKO) ini sangat penting untuk membantu terbentuknya kodim dan koramil di seluruh kabupaten.
Mereka akan bertugas selama satu tahun. Ia mengutarakan, personel yang memperoleh tugas BKO akan memperoleh hak berupa uang makan, uang saku serta tunjangan khusus.
Bagi personel yang bersedia menjadi pasukan organik di wilayah Papua Barat, mereka akan mendapat prioritas pendidikan kenaikan pangkat.
"Dari penugasan BKO gelombang pertama dan kedua, di wilayah Kodam Patimura, Kodam Cenderawasih dan Kodam Kasuari total sudah ada 435 personel yang secara sukarela menjadi pasukan organik.
Awalnya BKO, setelah di sini mereka betah dan ingin menetap bertugas di sini," katanya.

Sementara itu, Pangdam XVIII/Kasuari Mayjen TNI Ali Hamdan Bogra mengatakan, ratusan prajurit BKO itu didatangkan dari Kodam I/Bukit Barisan, Kodam II/Sriwijaya, Kodam III/Siliwangi, Kodam IV/Diponegoro, Kodam V/Brawijaya, Kodam VI/Mulawarman, Kodam IX/Udayana, Kodam XII/Tanjungpura/ Kodam XIII/ Merdeka, Kodam XIV Hasanuddin, Kodam Jaya serta Kodam Iskandar Muda.
"Dari rekapitulasi tersebut, dari perwira ada 49 orang, bintara 234, dan tamtama 128 orang. Saat ini mereka sedang menjalani pembekalan selama 14 hari sejak tanggal 2 hingga 15 Juli 2020," kata Pangdam Kasuari.
Usai pembekalan, mereka akan ditugaskan di satu kodim organik dan enam kodim persiapan.
Di antaranya, Kodim 1809/Teluk Bintuni 59 orang, Kodim persiapan Sorong Selatan 59 orang, Kodim persiapan Maybrat 59 orang, Kodim persiapan Tambrauw 59 orang, Kodim persiapan Manokwari Selatan 58 orang, Kodim persiapan Pegunungan Arfak 58 orang, dan Kodim persiapan Teluk Wondama 59 orang.
"Enam kodim persiapan ini merupakan cikal bakal kodim organik di jajaran Kodam XVIII/Kasuari. Kami berupaya seluruh kabupaten di Papua Barat masing-masing akan ada satu kodim," kata Ali.
Muncul Saingan KKB Papua
Selain KKB Papua, ternyata ada organisasi ilegal lain yang kini mulai eksis di Papua.
Organisasi tersebut bernama Negara Republik Federal Papua Barat (NRFPB).
Keberadaan mereka mulai diketahui publik setelah Polda Papua menyita tiga koli atribut NRFPB di Bandara Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua, pada Rabu (15/7/2020).
Menurut Kapolda Papua, Paulus Waterpauw, organisasi tersebut pusatnya di Sorong, Papua.
"Itu dari Negara Republik Federal Papua Barat (NRFPB) yang sekarang pusatnya ada di Sorong, Papua Barat," kata Paulus Waterpauw di Jayapura, Jumat (17/7/2020).
Seperti dilansir dari Kompas.com dalam artikel 'Polisi Sita 3 Koli Atribut Negara Republik Federal Papua Barat di Pegunungan Bintang'
Polisi masih mendalami pihak yang mengirimkan paket tersebut dan juga mencari tahu pihak yang menerima paket itu.
Paulus mengatakan, tindakan pengiriman atribut itu telah mengarah kepada perbuatan melanggar hukum.
Karena NRFPB menggunakan atribut yang identik dengan TNI-Polri.
"Untuk pemeriksaan sudah berlangsung, tapi bagaimana pun ada bukti yang mengatakan bahwa mereka menggunakan atribut yang identik dengan kepolisian maupun TNI," kata dia.
Paulus mengatakan, keberadaan NRFPB telah diketahui sejak lama.
Tapi, dalam beberapa waktu terakhir, organisasi itu dianggap vakum karena aktivitasnya tak terlihat.
"Memang mereka sedang mencoba mencari eksistensi dalam keadaan seperti ini.
Mereka ada, perjuangan mereka di pesisir pantai, kita pernah temukan mereka berlatih di sebuah pulau di Papua Barat," kata dia.
Waterpauw menjelaskan, aparat sudah mengetahui modus aktivitas NRFPB dalam merekrut anggota.
Menurut dia, mereka merekrut anggota secara sepihak tanpa meminta persetujuan warga.

"Jadi sistemnya mereka begini, warga yang memberi perhatian sama mereka, ikut memberikan sumbangan berupa makanan atau dana, itu langsung mereka catat sebagai bagian pengikut, itu modusnya," kata dia.
"Beberapa kali mereka undang orang-orang dari kampung untuk ibadah dan tiba-tiba ada deklarasi, kemudian tiba-tiba diberikam pakaian dinas seperti pakaian militer, itu modus-modusnya," sambung Waterpauw.
Ia menegaskan aparat keamanan akan mengusut kasus tersebut untuk mengungkap maksud pengiriman atribut NRFPB ke Pegunungan Bintang.(Anggi Romadhoni/Dheri Agriesta/Putra Dewangga/Antara dan Kompas.com/Surya.co.id)