Virus Corona di Trenggalek

Bupati Trenggalek Mas Ipin Paparkan Penanganan Covid-19 di Daerahnya dalam Acara BNPB

Trenggalek menerapkan beberapa program khusus untuk meminimalisir penyebaran Covid-19 di wilayahnya.

Penulis: Aflahul Abidin | Editor: Titis Jati Permata
Tangkap Layar YouTube BNPB
Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin saat mengisi acara di Media Center Gugus Tugas Nasional, Selasa (14/7/2020). 

SURYA.CO.ID, TRENGGALEK - Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin memaparkan praktik penanganan Covid-19 di wilayahnya di Media Center Gugus Tugas Nasional, Selasa (14/7/2020).

Pria yang akrab disapa Mas Ipin itu menyebutkan, Trenggalek menerapkan beberapa program khusus untuk meminimalisir penyebaran Covid-19 di wilayahnya.

"Kabupaten Trenggalek mulai awal pandemi sampai sekarang, kami memberlakukan pengalihan jalur. Seluruh warga yang masuk ke Trenggalek harus lewat check point," kata dia.

Check point itu, kata dia, masih tetap dipertahankan hingga kini meski masa new normal sudah diberlakukan.

Di check point itu, petugas mengobservasi setiap warga yang hendak masuk ke Trenggalek.

"Kami sudah menghalau beberapa orang yang reaktif [rapid test], tidak boleh masuk ke Kabupaten Trenggalek," sambung dia.

Penghalauan itu berlaku untuk warga asal luar kota.

Sementara warga asli Trenggalek yang terbukti reaktif rapid test akan diisolasi.

"Yang nonreaktif baru kami bolehkan melanjutkan perjalanan," sambung dia.

Mas Ipin juga memaparkan program bantuan bagi warga yang berstatus orang dalam pengawasan (ODP).

Bantuan itu berupa pemberian saldo ojek online lokal senilai Rp 200.000 untuk memenuhi kebutuhan ODP selama masa karantina 14 hari.

"Sehingga mereka bisa memenuhi kebutuhan belanja dari rumah saja," kata dia.

Hal tersebut juga membuka peluang ekonomi baru bagi para pengemudi ojek online lokal itu.

Warga yang terkena pemutusan hubungan kerja bisa beralih pekerjaannya menjadi pengemudi ojek online.

Selain itu, Pemkab Trenggalek juga mengalihkan batuan sosial tunai dari Kementerian Sosial untuk para perantau.

"Ada 5.800 orang yang tidak pulang [mudik], kami beri insentif Rp 600 ribu per bulan. Ini berhasil menekan angka positif," kata dia.

Ia bilang, program itu cukup menekan perpindahan orang selama arus mudik di Trenggalek.

Hasilnya, kata dia, jumlah warga positif Covid-19 di Trenggalek hanya 7 orang hingga hari raya.

"Itu yang paling rendah di Jatim ketika itu," sambung dia.

Saat ini, Trenggalek telah membuka beberapa sektor, termasuk pariwisata.

"Dari 30 destinasi yang kami punya. Kami buka 14 sektor," kata Mas Ipin.

Saat ini, pariwisata baru dibuka untuk warga lokal Trenggalek.
Pihaknya juga tengah menyusun program untuk mewadahi warga luar kota dan luar negeri masuk ke Trenggalek.

"Nantinya yang datang ke Trenggalek harus mengisi formulir kesehatan. Dan pembayarannya nontunai. Sehingga bisa mengukur kapasitas destinasi. Tidak membludak dan tidak menjadi klaster baru," sambungnya.

Dengan kebijakan itu, ia berharap masyarakat bisa mulai produktif dan perekonomian tak terganggu.

Mas Ipin juga mengajak seluruh warga untuk tetap mematuhi protokol kesehatan.

"Kami mengajak warga masyarakat untuk jangan menganggap sepele [Covid-19]. Dengan kita menyepelekan, permitif, acuh tak acuh, akan membahayakan kelaurga kita," ujarnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved