BERITA SURABAYA Hari ini Populer: Ibu-ibu Joget TikTok di Suramadu dan 5 Jalan di Sidoarjo Ditutup
Berikut rangkuman Berita Surabaya Populer hari ini Sabtu (4/7/2020), di antaranya update video viral ibu-ibu joget TikTok di Jembatan Suramadu.
Penulis: Alif Nur Fitri Pratiwi | Editor: Adrianus Adhi
SURYA.CO.ID - Berikut rangkuman Berita Surabaya Populer hari ini Sabtu (4/7/2020), di antaranya update video viral ibu-ibu joget TikTok di Jembatan Suramadu.
Polisi kini tengah memburu tiga wanita berumur yang asik joget di Jembatan Suramadu karena melanggar lalu lintas larangan berhenti.
Polres Tanjung Perak Surabaya kini sedang menyelidiki video rekaman circuit closed television ( CCTV) yang ada di sekitar Jembatan Suramadu.
Sementara itu, berita menarik lainnya yakni sejumlah ruas jalan di Sidoarjo ditutup karena penyebaran COVID-19 masih tinggi.
Langsung saja, berikut telah SURYA.CO.ID rangkum Berita Surabaya Populer hari ini.
1. Polisi Buru Ibu-ibu Joget TikTok di Jembatan Suramadu

Tiga wanita berumur yang joget TikTok di Jembatan Suramadu sedang diburu Polres Tanjung Perak Surabaya karena melanggar rambu lalu lintas larangan berhenti.
Selain tidak memperhatikan rambu lalu lintas larangan berhenti, tiga ibu-ibu itu juga membahayakan pengendara lain.
Saat ini, Polres Tanjung Perak Surabaya sedang menyelidiki video rekaman circuit closed television ( CCTV) yang ada di sekitar Jembatan Suramadu.
Penyelidikan itu nantinya diharapkan bisa menemukan ibu-ibu yang joget TikTok di Jembatan Suramadu.
Seperti diketahui, aksi tiga ibu joget TikTok di Suramadu viral di media sosial.
Wakapolres Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya Kompol Achmad Faisol Amir meminta seluruh pihak dalam pembuatan video itu meminta maaf.
Hal itu, kata dia, akan menjadi pelajaran bagi masyarakat agar tak sembarangan berhenti di tengah Jembatan Suramadu.
"Dari rekaman CCTV di sekitar jembatan Suramadu, kami akan selidiki siapa yang membuat video dimaksud, dan meminta mereka minta maaf kepada masyarakat," jata Faisol di Mapolres Tanjung Perak Surabaya, Jumat (3/7/2020).
Faisol menegaskan, berhenti di tengah Jembatan Suramadu merupakan tindakan melanggar lalu lintas.
Sebab, ada banyak rambu dilarang berhenti di sepanjang Jembatan Suramadu.
"Tapi memang masih banyak pengendara yang berhenti di tengah jembatan untuk berfoto dan merekam video," jelasnya.
Polres Tanjung Perak Surabaya akan mengintensifkan patroli di tengah Jembatan Suramadu.
Hal itu dilakukan untuk memastikan tak ada pengendara yang berhenti di tengah jembatan.
Sebelumnya, video berdurasi 17 detik viral di media sosial Tiktok pada Kamis (2/7/2020).
Video itu memperlihatkan tiga perempuan menari diiringi lagu India di tengah Jembatan Suramadu.
Perempuan itu terlihat mengenakan pakaian serba kuning dan jilbab hitam.
2. Sejumlah Jalan di Sidoarjo Ditutup Mulai Jumat 3 Juli 2020 Malam

Pemerintah Kabupaten dibantu Polresta Sidoarjo menutup beberapa ruas jalan dalam rangka mencegah penyebaran COVID-19 ( virus corona).
Beberapa ruas jalan di Sidoarjo yang ditutup ada di artikel di bawah ini. Selain itu, Polresta Sidoarjo juga memberlakukan jam malam, mulai pukul 22.00 hingga 04.00 WIB.
Petugas gabungan Polresta Sidoarjo, Kodim dan Satpol PP mulai disebar usai apel skala besar di Mapolresta Sidoarjo, Jumat (3/7/2020) malam.
Mulai pukul 22.00 WIB, sejumlah ruas jalan ditutup karena jam malam.
"Mulai malam ini. Jam malam kita ketati dan semua aktivitas di luar rumah harus sudah selesai saat jam malam," kata Kapolresta Sidoarjo Kombes Pol Sumardji usai memimpin apel.
Menurut Kapolres, pengetatan terhadap masyarakat terpaksa diambil karena kesadarannya masih kurang.
Paska PSBB, memasuki masa transisi new normal, seolah terjadi euforia di mana-mana hingga mengabaikan protokol kesehatan.
"Lihat saja di pasar, tempat nongkrong, di warung-warung dan berbagai tempat, banyak sekali yang tidak pakai masker dan tidak jaga jarak," lanjutnya.
Dalam upaya ini, posko check point di jalan-jalan protokol akan kembali diaktifkan.
Ketika jam malam, beberapa ruas jalan utama ditutup mulai jam 22.00 sampai 04.00 WIB.
Sanksi sudah disiapkan, yang tidak pakai masker dihukum kerja sosial atau denda Rp 150 ribu," tegasnya.
Komandan Kodim 0816 Sidoarjo Kolonel Inf Mohammad Iswan Nusi yang ikut dalam apel pasukan ini menegaskan bahwa pihaknya siap membackup Polresta Sidoarjo dan Satpol PP dalam penertiban aturan ini.
"Sebagaimana perintah dari Panglima TNI, kami maksimal dalam membackup. Semua personil kami kerahkan," kata Dandim.
Pihaknya juga berharap, dengan ketegasan dalam penetiban ini, kesadaran masyarakat pun bisa semakin baik.
Dalam pengetatan ini, sejumlah ruas jalan protokol juga bakal ditutup oleh petugas.
"Ada beberapa yang ditutup saat jam malam," kata Kasat Lantas Polresta Sidoarjo Kompol Eko Iskandar.
Antara lain, pos lalu lintas Waru dari arah Surabaya menuju Sidoarjo, kemudian pertigaan Maspion 2 menuju Sidoarjo Kota, kawasan car free day depan alun alun Sidoarjo, trafic light Candi dari arah Porong menuju Sidoarjo, dan Pertigaan Suko - Cemengkalang menuju Kota Sidoarjo.
"Iya, mulai malam ini beberapa jalur itu bakal ditutup ketika jam malam. Pukul 22.00 WIB sampai 04.00 WIB," ungkapnya.
3. Risma Akui Ada Serangan Pribadi saat Tangani Covid-19

Wali Kkota Surabaya, Tri Rismaharini mengakui ada serangan pribadi saat menangani COVID-19 di Surabaya.
Risma mengurai banyak sekali kesalahan-kesalahan yang ditudingkan padanya, padahal hal itu tidak dilakukannya.
Risma mengungkapkan hal itu dalam acara Rosi di Kompas TV, Kamis (2/7/2020).
Awalnya, wali kota perempuan pertama di Surabaya ini mengurai alasannya sujud di hadapan dokter yang bertugas di RSUD dr Soetomo.
Risma tidak terima disebut bahwa rumah sakit surabaya penuh.
Pasalnya, salah satu rumah sakit yang disediakan pihaknya untuk menampung pasien covid-19 hingga kini belum ada yang menempati. Padahal ada 200 bed yang tersedia.
Risma juga mengaku sulit mengakses RSUD dr Soetomo.
Dia bahkan mengaku telah mengirimkan bantuan APD ke RSUD dr Soetomo, namun tidak diterima.
"Sakit mbak jadi pemimpin, sakit sekali," keluhnya.
Rosiana Silalahi pun meminta Risma blak-blakan mengungkapkan apa yang dirasakan.
Risma lalu mengaku harus menyelesaikan masalah-masalah yang tidak dilakukan.
Risma menyebutkan bahkan ada beberapa tuduhan yang diajukan langsung kepadanya.
Namun ia enggan menjawab tudingan-tudingan tersebut.
Menurut Risma, tudingan-tudingan itu lalu dibantah dengan data oleh para stafnya.
Risma menilai data menjadi poin penting yang harus dipegang dalam pekerjaannya.
(M Taufik/ Alif Nur/ Surya.co.id)