Tata Cara Sholat Gerhana Matahari Panduan Kemenag, Bisa Dilakukan Sendiri di Rumah
Seperti diketahui Gerhana Matahari Cincin terjadi besok, Minggu 21 Juni 2020 atau 29 Syawal 1441 H.
Penulis: Pipit Maulidiya | Editor: Adrianus Adhi
SURYA.CO.ID - Tata Cara Sholat Gerhana Matahari panduan Kementerian Agama (Kemenag) RI diulas di artikel ini.
Shalat Gerhana Matahari bisa dikerjakan secara berjamaah atau pun sendiri di rumah.
Seperti diketahui Gerhana Matahari Cincin terjadi besok, Minggu 21 Juni 2020 atau 29 Syawal 1441 H.
Gerhana Matahari kali ini bisa disaksikan di sejumlah wilayah di Indonesia.
Kementerian Agama (Kemenag) RI juga menganjurkan umat Islam mendirikan jamaah Sholat Gerhana, bagi daerah aman Virus Corona atau COVID-19.
Niat Shalat Gerhana Matahari Cincin Sendiri
أُصَلِّيْ سُنَّةً لِكُسُوْفِ الشَّمْسِ لِلّهِ تَعَالَى
Artinya: Niat Sholat sunah Gerhana Matahari karena Allah SWT
Niat shalat Gerhana Matahari Cincin Berjamaah atau jadi Makmum
أُصَلِّيْ سُنَّةً لِكُسُوْفِ الشَّمْسِ اِمَامًا / مَأْمُوْمًا لِلّهِ تَعَالَى
Artinya: Niat Shalat sunah gerhana matahari makmuman/imam karena Allah SWT.
Tata Cara Shalat Gerhana Matahari cincin sendiri atau berjamah
Shalat gerhana terdiri atas dua rakaat.
Menurut pendapat imam madzab Syafi'i, dikutip dari Buku Fiqih 4 Mafzhab (terjemahan), Syaikh Abdurrahman Al-Jauzairi, hal 657, Shalat Gerhana Matahari dilakukan dengan suara yang rendah.
Shalat Gerhana Matahari dilaksanakan saat terjadi gerhana, sehingga tidak perlu dilakukan jika matahari sudah tenggelam.
Melansir Kemenag.go.id, berikut tata cara Shalat Gerhana Matahari Cincin.
1) Berniat di dalam hati (Misalnya, _Usalli sunnatan likusuufis-syamsi ma’muuman/imaaman lillaahi ta'aala_);
2) Takbiratul ihram seperti shalat biasa;
3) Membaca do’a iftitah dan berta’awudz, kemudian membaca surat Al-Fatihah dan membaca surat yang panjang dengan di-jahr-kan (perdengarkan) suaranya.
4) Kemudian ruku’ sambil memanjangkannya;
5) Bangkit dari ruku’ (i’tidal);
6) Setelah I’tidal ini tidak langsung sujud, namun dilanjutkan dengan membaca surat Al-Fatihah dan surat yang panjang (berdiri yang kedua lebih singkat dari pertama).
7) Ruku’ kembali (ruku’ kedua) yang panjangnya lebih pendek dari ruku’ sebelumnya;
8) Bangkit dari ruku’ (i’tidal);
9) Sujud yang panjangnya sebagaimana ruku’, lalu duduk di antara dua sujud kemudian sujud kembali;
10) Bangkit dari sujud lalu mengerjakan raka’at kedua sebagaimana raka’at pertama (bacaan dan gerakan-gerakannya lebih singkat dari sebelumnya);
11) Tasyahud;
12) Salam.
“Setelah salat, Imam lalu menyampaikan khutbah kepada para jama’ah yang berisi anjuran untuk berdzikir, berdo’a, beristighfar, sedekah, dan hal baik lainnya,” jelas Kamaruddin.
“Masyarakat juga dianjurkan membaca takbir, memperbanyak zikir, istighfar, sedekah, dan amal-amal kebajikan lainnya. Jangan lupa berdo`a agar wabah Covid-19 segera berakhir dan juga doa untuk keselamatan bangsa dan Negara,” sambungnya.
“Salat gerhana sunah dilakukan di masjid secara berjamaah. akan tetapi boleh juga dilakukan seorang diri,” kata Kamarudddin mengutip Kitab Al-Mughni, karya Ibnu Qudamah.
Menurut Kamaruddin, pelaksanaan Salat Kusuf menyesuaikan waktu gerhana matahari di wilayah masing-masing.