Berita Surabaya

Prof Mohammad Nasi Raih Rekor Muri Saat Pemilihan Rektor Unair Secara Daring dan Aklamasi

Prof Dr Mohammad Nasih SE MT Ak CMA kembali terpilih menjadi rektor Universitas Airlangga Periode Tahun 2020-2025

Penulis: Sulvi Sofiana | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID/Ahmad Zaimul Haq
PELANTIKAN - Rektor Universitas Airlangga Periode Tahun 2020-2025, Prof Mohammad Nasih saat dilantik di Ruang Garuda Mukti Lantai 5, Selasa (16/6/2020). 

SURYA.CO.ID, SURABAYA - Secara daring dan aklamasi, Prof Dr Mohammad Nasih SE MT Ak CMA kembali terpilih menjadi rektor Universitas Airlangga Periode Tahun 2020-2025.

Sebagai rektor pertama yang terpilih secara daring, Prof Nasih mendapat penghargaan Museum Rekor Republik Indonesia (MURI) dan diserahkan dalam pelantikan rektor pada Selasa (16/6/2020).

Hal ini turut diapresiasi Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (MenkoPMK) Muhadjir Effendy yang hadir sebagai undangan.

Meskipun tidak bisa menjabat tangan maupun memberikan sambutan langsung karena protokol kesehatan yang diterapkan selama proses pelantikan, Muhadjir mengungkapkan, proses pemilihan rektor secara daring patut ditiru kampus lain.

"Saat masa pandemi, langkah ini patut dilakukan dan ditiru kampus lain," ujar pria yang juga anggota Majelis Wali Amanat (MWA) Unair ini.

Muhadjir mengaku telah lama mengenal Prof Nasih, sehingga ia telah melihat kerja keras dan baktinya sejak jadi wakil rektor dan rektor periode pertama.

"Peringkat Unair di tingkat dunia juga naik masuk 500 perguruan tinggi kelas dunia. Ini prestasi luar biasa, semoga Unair bisa lebih melakukan lompatan yang bermakna," kesan Muhadjir saat ditemui usai pelantikan.

Sementara itu, Rektor Unair, Prof Moh Nasih mengungkapkan penghargaan MURI ini akan menjadi pengingat bahwa pernah ada pemanfaatan teknologi secara maksimal di Unair untuk pemilihan rektor.

"Kami sudah sangat khawatir sebelumnya, apakah rapat MWA untuk pemilihan rektor bisa dilakukan, sementara masa bakti rektor juga akan selesai," katanya.

Untuk itu, langkah pemilihan rektor secara daring dilakukan. Padahal, sudah tiga periode Unair membiasakan melakukan musyawarah mufakat dalam pemilihan rektor.

"Sehingga kebersamaan kami bisa terus terjaga. Karena di level perguruan tinggi harus dijauhkan dari aspek politis,"lanjutnya.

Suasana berbeda selama pemilihan rektor secara daring, dikatakan Prof Nasih tidak mengurangi keabsahan keputusan.

Bahkan pelantikan rektor juga digelar secara berbeda akibat pandemi virus Corona.

Pelantikan yang digelar secara singkat dan menerapkan protokoler kesehatan tersebut turut dihadiri direktur, dekan-dekan dan MWA dan senat Unair.

Prof Moh Nasih memaparkan, secara kuantitatif, Unair sudah mencapai kemajuan yang luar biasa. Bahkan dari sisi akademik berkaitan dengan prodi terakreditasi internasional juga terus ditingkatkan.

Dari sisi penelitian, publikasi internasional Unair saat ini meningkat hingga berada di posisi ketujuh di Indonesia dengan jumlah publikasi terbanyak.

"Ke depan kami ingin,bukan hanya kuantitas tapi juga manfaatnya pada masyarakat. Paling tidak dengan akreditasi internasional, lulusan kami akan lebih diterima di perusahaan multinasional," urai guru besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis ini.

Sementara dalam hal penelitian, pihaknya juga mendorong agar lebih berkelanjutan dan menargetkan masuk dalam peringkat dunia versi Time Higher Education.

"Baru tahun depan bisa ikut, karena publikasi kami sebelumnya masih di kisaran 200. Jika sudah di atas 200 baru bisa masuk peringkat mereka," ungkapnya.

Terkait penelitian, Prof Moh Nasih menyinggung fokus utama peneliti ke depan yaitu ingin segera mendapatkan vaksin.

"Kami akan menggunakan dua pendekatan, yaitu pendekatan konvensional dari teman peneliti di ITD kemudian pendekatan dari teman peneliti biomolekuler," pungkasnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved