Virus Corona di Surabaya

Update Virus Corona di Surabaya dan Jatim 14 Juni: Pasien Sembuh Naik Jadi 1228, Total 3918 COVID-19

Berikut Update Virus Corona di Surabaya dan Jatim 14 Juni 2020: Pasien Sembuh Naik Jadi 1228, Total 3918 Positif COVID-19

infocovid19.jatimprov.go.id
Peta persebaran kasus virus corona di Jawa Timur hari ini, Minggu 14 Juni 2020 

Pakar Epidemiologi Unair (Universitas Airlangga) Surabaya mengungkapkan penyebab utama Jawa Timur menyumbang pasien COVID-19 ( virus corona) meninggal dunia tertinggi.

Pakar Epidemiologi Unair adalah dr Windhu Purnomo. Saat diwawancarai SURYA.co.id, dr Windhu Purnomo memberikan dua analisa penyebab kematian pasien COVID-19 di Jawa Timur tinggi.

Sekadar diketahui, angka kematian pasien positif COVID-19 di Jawa Timur tertinggi di Indonesia.

Jumlahnya sudah mencapai 553 orang atau 7,78 persen per hari Kamis (11/6/2020).

Menurut dr Windhu Purnomo, penyebab pertama proporsi di Jatim tertinggi dibanding provinsi lain. 

"Pertama kematian terjadi, pertama, mereka yang postif tidak semua punya resiko meninggal.

Jadi satu kemungkinan memang proporsi di Jatim tertinggi dibanding provinsi lain," kata dr Windhu saat dihubungi, Sabtu (13/6/2020).

Menurut dr Windhu Purnomo, peyumbang angka kematian tertinggi adalah lanjut usia (lansia), orang menderita penyakit penyerta selain COVID-19 atau komorbid dan anak-anak.

Ruang isolasi penanganan Corona di RSJ Menur yang dapat menampung 132 pasien, Selasa (17/3).
Ruang isolasi penanganan Corona di RSJ Menur yang dapat menampung 132 pasien, Selasa (17/3). (surya.co.id/ahmad zaimul haq)

Kedua, kapasitas bed (kasur) isolasi rumah sakit yang tidak sebanding dengan pasien COVID-19.

Hal ini lah yang menyebabkan, perawatan tidak berjalan optimal.

"Kedua hilir yang tidak siap.

Hilir itu rumah sakit.

Artinya perawatan tidak optimum karena memang kenyataannya, bed di rumah sakit rujukan itu over capacity," ucapnya.

Celakanya, kenyataan tersebut banyak terjadi di rumah sakit yang ditunjuk menangani pasien penderita virus corona.

Bahkan, tak jarang pula pasien bergejala sedang atau pun berat tidak bisa dirawat di rumah sakit karena kapasitas penuh.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved