PPDB Surabaya 2020
Muncul Rencana Pagu SMP Negeri di PPDB Surabaya Ditambah, SMP Swasta Minta Kaji Ulang
Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (SMP) swasta telah berdiskusi dengan Dinas Pendidikan (Dindik) Kota Surabaya
Penulis: Sulvi Sofiana | Editor: Adrianus Adhi
"Jadi saya sudah bertemu dengan Dindik, penambahan kuota katanya buat afirmasi. Ya ndak masalah asla kuota keseluruhan tidak ditambah,"tuturnya.
Dengan jalur afirmasi lebih banyak di sekolah negeri, dan dibuka sebesar-besarnya. Maka sekolah swasta bisa mendapat lebih banyak siswa reguler.
"Tapi swasta juga menampung siswa afirmasi yang didanai pemkot melalui dana CSR," pungkasnya.
Lebih Baik Tambah Rombel Dengan Jumlah Siswa Ideal
Rencana penambahan pagu dalam PPDB tahun 2020 karena pandemi juga disoroti Pengamat Pendidikan Kota Surabaya, Martadi. Menurutnya, dalam kondisi normal atau sebelum pandemi Covid-19 terjadi, jumlah pagu 42 siswa mungkin bisa dijalankan.
Akan tetapi dengan kondisi saat ini, yakni berjarak antar siswa dalam kelas, hal itu tak dapat dijalankan. Karena jika ideal satu kelas berjarak 1 sampai 2 meter maka bisa menampung siswa hingga 24 anak.
Sementara jika jumlah terlalu besar dan harus menggunakan protokol kesehatan Covid-19, dikhawatirkan sekolah akan kesulitan dalam mengatur jarak tersebut.
"Jadi menurut saya ini perlu dipertimbangkan kembali. Kalau saya lebih baik menambah jumlah rombel dibanding jumlah pagu. Kalau kemarin jumlahnya enam sekarang ditambah menjadi tujuh atau delapan rombel tapi jumlah anaknya ideal. Kalau yang ditambah pagunya pasti akan berdampak pada pengaturan jarak yang sulit dan pengaturan manejemen kelas oleh guru," papar dia.
Martadi menambahkan, jika jumlah rombel maksimal untuk jenjang SMP adalah 33 siswa maka hal itu tidak melanggar aturan Kemendikbud.
Namun jika lebih dari jumlah tersebut harus ada mengajukan ijin khusus ke Kemdikbud. Artinya harus membuat surat permintaan khusus dengan pertinbangn tertentu untuk membuka kelas. "Sehingga kalau tidak ingin disebut melanggar harus diizinkan dulu oleh Kemdikbud," tegasnya.
Jika hal itu tetap dilakukan, atau dengan jumlah per rombelnya lebih dari 33 siswa atau mencapai 42 siswa per rombel, hal itu akan berdampak signifikan tak hanya pada pengurangan jatah siswa untuk sekolah swasta yang . Melainkan juga pada kualitas pelayanan sekolah negeri.
"Pada kelas yang jumlah siswanya lebih banyak maka guru akan lebih ekstra dalam manajemem kelas, mengatur murid dan mengenali karakter anak ini akan sedikit lebih berat dibanding dengan jumlah tertentu.
Ujungnya pada kualitas pembelajaran. Artinya harus dikoreksi kembali untuk kebijakan penambahan jumlah pagu. Karena yang agak krusial kan jarak antar anak harus diatur
Kalau dengan jumlah anak yang lebih berjarak satu meter belum tentu terpenuhi. Saya khawatir ini akan memicu kluster lagi," pungkasnya.