Virus Corona di Jatim

Jatim Penyumbang Pasien COVID-19 Meninggal Tertinggi, Pakar Epidemiologi Unair Ungkap 2 Penyebab

Pakar Epidemiologi Unair (Universitas Airlangga) Surabaya mengungkapkan penyebab utama Jawa Timur menyumbang pasien COVID-19 meninggal dunia tertinggi

Penulis: Tony Hermawan | Editor: Iksan Fauzi
infocovid19.jatimprov.go.id
Sebaran Virus Corona di Jatim Sabtu 13 Juni 2020 

Status Perawatan ABK (Awak Buah Kapal): Konfirmasi = 19

Status Pending (dalam pencarian domisili): Konfirmasi = 203

Peneliti Unair Temukan Lima Kombinasi Obat Lawan Corona

Setelah melakukan riset dan penelinan, peneliti Universitas Airlangga (Unair) menemukan lima kombinasi obat untuk melawan Corona.

Dengan dukungan dari Badan Inteligen Nasional (BIN) dan sejumlah pihak, temuan obat yang sudah beredar di pasaran ini diumumkan Sekretaris Utama BIN Kolonel Bambang Sunarwibowo di Jakarta, Jumat (12/6/2020).

Ketua Pusat Penelitian dan Pengembangan Stem Cell Universitas Airlangga Dr dr Purwati SpPD K-PTI FINASIM mengatakan obat itu terdiri dari, Lopinavir/ritonavir dengan azithromicyne, Lopinavir/ritonavir dengan doxycyline, dan Lopinavir/ritonavir dengan chlaritromycine.

Kemudian Hydroxychloroquine dengan azithromicyne dan Hydroxychloroquine dengan doxycycline.

Regimen kombinasi obat Corona tersebut dijelaskan dr Purwati tidak untuk diperjualbelikan secara bebas.

"Belum diperjualbelikan. Ini kolaborasi antara UNAIR, BNPB, dan juga Badan Intelijen Negara," ujar dr Purwati.

Kombinasi regimen obat tersebut memiliki potensi dan efektivitasnya cukup bagus terhadap daya bunuh virus.

Dosis masing-masing obat dalam kombinasi tersebut yaitu 1/5 dan 1/3 lebih kecil dibandingkan dosis tunggalnya sehingga mengurangi efek toksik dari obat tersebut bila diberikan sebagai obat tunggal.

“Kini sudah ada ratusan obat yang sudah diproduksi dan akan disebarkan kepada rumah sakit yang membutuhkan,” katanya.

Selain regimen kombinasi obat yang ditemukan, sejumlah peneliti UNAIR menemukan potensi dalam penelitian stem cell.

Dr Purwati juga menemukan dua formula yaitu Haematopotic Stem Cells (HSCs) dan Natural Killer (NK) cells.

“Dari hasil uji tantang HSCs ditemukan bahwa setelah 24 jam virus SARS CoV2 isolat Indonesia sudah dapat dieliminasi oleh stem cells tersebut. Sedangkan hasil uji tantang NK cells terhadap virus, setelah 72 jam didapatkan sebagian virus dapat diinaktivasi oleh NK cells tersebut,” terangnya.

Keduanya memiliki potensi dan efektivitas yang cukup bagus sebagai pencegahan maupun pengobatan virus SARS CoV 2.

Menurutnya, kedua pengobatan alternatif itu bisa menjadi rekomendasi bagi para dokter, industri obat, dan masyarakat dalam menangani Covid-19 secara cepat.

Sementara itu dalam waktu bersamaan dari Gedung Management Kampus C Unair, Rektor Unair Prof Dr H Mohammad Nasih, MT SE Ak CMA memberikan penjelasan atas keberhasilan tim peneliti kampusnya.

Di hadapan awak media, Prof Nasih, mengungkapkan Unair akan terus mendukung segala usaha untuk mempercepat penanganan Covid-19 di Indonesia.

Hal itu merupakan ikhtar yang dilakukan dalam bentuk pengabdian kepada bangsa dan negara.

“Kami akan mendukung penuh penelian Unair terkait percepatan Covid-19 ini. Semoga ini menjadi langkah baik bagi riset Indonesia dengan untuk membuktikan penelitiannya dalam waktu singkat. Artnya Indonesia mampu jika kita semua bersatu dan melakukan ini bersama," ucapnya. 

Halaman 4 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved