KABAR GEMBIRA, Unair Surabaya Temukan Potensi Obat Corona dari 2 Formula Stem Cell
Kabar gembira, para peneliti Universitas Airlangga (Unair) Surabaya menemukan potensi obat Virus Corona atau COVID-19 dari dua formula stem cell.
Penulis: Sulvi Sofiana | Editor: Tri Mulyono
SURYA.CO.ID, SURABAYA - Kabar gembira, para peneliti Universitas Airlangga (Unair) Surabaya menemukan potensi obat Virus Corona atau COVID-19 dari dua formula stem cell yang telah diujicoba.
Unair juga telah memproduksi lima kombinasi obat penawar COVID-19 yang efektif melawan Virus Corona.
Rektor Unair Prof Mohammad Nasih menegaskan Virus Corona bisa dilawan kalau semua pihak bersatu menanggulanginya.
• Update Virus Corona di Surabaya dan Jatim Jumat 12 Juni 2020: 7096 Kasus, Cara Risma Lawan COVID-19
• Cara Risma Lindungi Diri dan Pegawainya dari Corona, Pakai Alat Canggih dan Modern Deteksi Covid-19
• Fakta Terbaru Anggota DPRD Tulungagung Lolos Jerat Hukum Kasus Lempar Botol Bir, Reaksi 40 Tokoh
Ya, sejumlah peneliti Unair Surabaya menemukan potensi dua formula dalam penelitian Stem Call yakni Haematopotic Stem Cells (HSCs) dan Natural Killer (NK) cells sebagai obat Covid-19.
"Dari hasil uji HSCs ditemukan bahwa setelah 24 jam virus SARS CoV2 isolat Indonesia sudah dapat dieliminasi oleh stem cells tersebut," ujar Rektor Unair Prof Mohammad Nasih di Surabaya, Jumat (12/6/2020).
Hasil uji NK cells terhadap virus, kata dia, setelah 72 jam didapatkan sebagian virus dapat diinaktivasi oleh NK cells tersebut.
Dengan demikian keduanya memiliki potensi dan efektivitas yang cukup bagus sebagai pencegahan maupun pengobatan virus SARS CoV 2 yang merupakan sel Covid-19 asli Indonesia.
"Kedua pengobatan alternatif itu bisa menjadi rekomendasi bagi para dokter, industri obat dan masyarakat dalam menangani Covid-19 secara cepat," ucapnya.
Nasih mengatakan bahwa Unair akan terus mendukung segala usaha untuk mempercepat penanganan Covid-19 di Indonesia.
Hal itu, lanjut dia, merupakan bentuk ikhtiar yang dilakukan dalam bentuk pengabdian kepada bangsa dan negara.
"Kami akan mendukung penuh penelitian Unair terkait percepatan Covid-19 ini.
Semoga ini menjadi langkah baik bagi riset Indonesia dan untuk membuktikan penelitiannya dalam waktu singkat.
Artinya Indonesia mampu jika kita semua bersatu dan melakukannya bersama," katanya.
Unair Surabaya temukan lima kombinasi obat penawar COVID-19
Sementara itu, Tim Peneliti Universitas Airlangga (Unair) Surabaya menemukan lima kombinasi obat penawar virus corona penyebab Covid-19 yang bisa langsung digunakan karena telah ada di pasaran.
"Kelima kombinasi obat tersebut adalah loprinavir-ritonavir-azitromisin, loprinavir-ritonavir-doxixiclin, loprinavir-ritonavir-klaritomisin, hidroksiklorokuin-azitromisin dan hidroksiklorokuin-doksisiklin," ujar Rektor Unair Prof Mohammad Nasih di Surabaya, Jumat (12/6/2020).
Penemuan lima kombinasi obat tersebut merupakan komitmen Unair dalam pencarian obat dan vaksin, sehingga tak hanya pembuatan obat baru, tetapi Unair juga mencari obat yang sudah ada.
Menurut dia, penggunaan lima kombinasi obat tersebut terjamin keamanannya dan bisa digunakan dengan cepat karena obat sudah ada di pasaran serta telah lulus uji klinis.
Selain itu, obat itu juga telah terdaftar di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sehingga aman dikonsumsi.
Dikatakannya, penemuan kombinasi obat ini telah diteliti dengan metode ilmiah dan hati-hati.
"Kombinasi obat ini telah dinyatakan memiliki efektivitas untuk mencegah masuknya virus, menghambat replikasi, dan mencegah perkembangbiakan virus," ucapnya.
Ia mengaku telah melakukan proses uji toksisitas dan pengujian kombinasi efektivitas pada kelima regimen kombinasi obat, yakni dengan menumbuhkan berbagai jenis sel yang menjadi sel target jenis virus, seperti sel paru, sel ginjal, sel trakea, sel liver sebagai tempat untuk menumbuhkan sel virus SARS-CoV-2 yang merupakan sel Covid-19 asli Indonesia.
"Sel SARS-CoV-2 sampelnya yang didapat dari Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA) dan sudah mendapat sertifikasi uji layak etik dari tim Etik RSUA," katanya.
Kemudian, kata dia, tahap berikutnya merupakan uji kombinasi obat dari sel sehat untuk mencari dosis toksik dari kombinasi obat tersebut.
"Kami mencari daya toksiknya, meskipun ini pada obat yang sudah beredar, tapi karena ini virusnya, virus Indonesia jadi tetap perlu diuji kadar toksiknya dalam tubuh," katanya.
Setelah itu, pengujian potensi kombinasi obat untuk menghambat masuknya virus ke sel target dan melihat efektivitasnya dalam mengurangi proses replikasi.
"Dalam kombinasi obat ini telah mampu menghambat proses replikasi meskipun virus ini diketahui memiliki proses replikasi cukup tinggi," tuturnya.
Pihaknya merekomendasikan kelima kombinasi obat ini kepada para dokter dan rumah sakit karena sangat efektif mencegah masuknya virus dan mencegah perkembanganbiakan virus.
Mengingat kelima kombinasi obat ini bisa didapatkan di pasaran, lanjut dia, maka dapat dimanfaatkan dalam perawatan pasien Covid-19 secepatnya.
"Namun, untuk dosis dari lima kombinasi obat belum bisa dipaparkan kami karena masih menunggu rekomendasi dari tim peneliti," katanya.
Unair: Kombinasi obat Covid-19 punya efektivitas cukup bagus
Ketua Pusat Penelitian dan Pengembangan Stem Cell Universitas Airlangga (Unair) Dr dr Purwati, SPpd, mengatakan penelitian yang dilakukan universitas tersebut bersama Badan Intelijen Nasional (BIN) dengan mengombinasikan beberapa jenis obat memiliki efektivitas cukup bagus terhadap penanganan Covid-19.
"Kombinasi obat-obatan yang sudah kita lakukan penelitian, yaitu kita ambil dari obat-obatan yang sudah beredar di pasaran dan kita teliti untuk potensi dan efektivitas obat tersebut," kata Purwati dalam konferensi pers bersama Gugus Tugas Percepatan dan Penanganan Covid-19 di Graha BNPB Jakarta, Jumat.
Ia mengatakan penelitian terhadap kombinasi obat-obatan tersebut diharapkan dapat diperluas lagi menjadi obat yang dapat memiliki efek antiviral dalam penanganan Covid-19.
"Tentunya juga dengan penanganan Covid-19 yang berbasis dari virus yang ada di Indonesia dengan melalui serangkaian proses," katanya.
Proses yang dilakukan selama penelitian itu antara lain dengan hitoksisitas untuk melihat apakah obat yang akan dipakai tidak akan meracuni sel tubuh manusia.
Kemudian yang kedua adalah mengecek atau meneliti potensi apakah obat tersebut berpotensi dapat membunuh virus.
Selanjutnya, tim penelitian tersebut juga mengecek efektivitas, sampai seberapa lama efektivitas obat tersebut.
Kemudian, mereka juga mengecek beberapa faktor yang menyebabkan inflamasi dan antiinflamasi.
Dari 14 regimen obat yang mereka teliti, mereka pada akhirnya mendapatkan lima kombinasi regimen obat yang mempunyai potensi dan efektivitas cukup bagus untuk menghambat masuknya virus ke dalam sel target dan juga menghambat atau menurunkan perkembangan virus itu di dalam sel.
"Hal ini kita ikuti secara bertahap, mulai dari 24 jam, 48 jam dan 72 jam. Maka virus tersebut dari yang jumlahnya ratusan ribu, maka di sini sudah undetected," katanya.
Kombinasi obat-obat Covid-19 tersebut terdiri dari lima macam kombinasi, yang pertama adalah kombinasi antara lupinavir, ritonavir dan azitromisin.
Kemudian yang kedua adalah lupinavir, ritonavir dan doksisiklin, dan yang ketiga adalah lupinavir, ritonavir dan klaritromisin.
Sementara itu, kombinasi obat-obatan keempat terdiri dari hidroksiklorokuin dan azitromisin.
Sedangkan yang kelima terdiri dari kombinasi antara hidroksiklorokuin dan doksisiklin.
Purwati mengatakan pemilihan regimen kombinasi tersebut dikarenakan regimen kombinasi itu memiliki potensi dan efektivitas yang cukup bagus terhadap daya bunuh virus.
Kemudian, dosis yang dipakai di dalam kombinasi tersebut juga lebih kecil, yaitu sekitar seperlima sampai sepertiga dari dosis tunggal, sehingga sangat mengurangi toksisitas obat tersebut di dalam sel yang sehat.
Sementara itu, alasan menggunakan obat yang sudah ada di pasaran adalah karena obat-obatan tersebut sudah melalui berbagai macam uji coba hingga mendapatkan izin dari Badan POM.(Antaranews)