Berita Malang Raya
PENYEBAB Tagihan Listrik Rp 20 Juta Warga Malang Karena Kerusakan Alat, Kenapa Tetap Harus Dibayar?
Penyebab tagihan listrik Rp 20 juta warga malang akhirnya terungkap. Melonjaknya tagihan karena kerusakan alat, tapi kenapa pelanggan harus bayar?
Penulis: Erwin Wicaksono | Editor: Musahadah
"Tapi ya dicicil pembayarannya. Baru nanti listrik saya bisa disambung lagi oleh pihak PLN," ungkap bapak dua anak ini.
Teguh mengaku, nominal cicilan pembayaran tagihan listrik tersebut disesuaikan dengan kemampuan finansialnya.
"Jadi pembayaran per bulan itu terserah kita mampunya berapa. Namun, untuk batas waktunya masih dirundingkan kembali," katanya saat dihubungi via telepon.
Benang merah dalam permasalahan ini diketahui Teguh karena PLN pusat melakukan perubahan aturan.
Efeknya, timbul keanehan di daerah seperti yang dialaminya .
"Terjadi kesalahpahaman dengan pelanggan. Tapi tiba-tiba kapasitornya itu diganti oleh PLN. Tanpa saya harus diberi tahu sebelumnya," ujar pengusaha bengkel las itu.
Teguh tidak merasa melakukan akitifitas yang membuat tagihan listriknya menjadi begitu boros. Tepatnya sejak bulan Maret 2020. Saat itu, bengkel lasnya terpaksa berhenti sementara karena terkena imbas COVID-19.
"Pemakaian listrik saya juga biasa-biasa saja," kata Teguh.
Tak hanya beban tagihan, Teguh juga harus dihadapkan untuk membeli kapasitor atau KVarh. Kerena sebagai pelaku industri, ia harus memasang beban normal, beban puncak dan KVarh untuk industri.
"Alat kita harus dianggap bersih dengan ditambahi KVarh tadi biar tidak jebol. Sehingga listrik bisa stabil. Harga kapasitor itu sekitar Rp 23 juta," jelas Teguh.
5. Terpaksa pakai genset
Akibat pemutusan listrik, bengkel miliknya tak mendapat pasokan listrik. Sehingga ia meminjam genset kepada temannya.
"Hingga kini masih meminjam genset pinjaman," katanya.
Teguh kini harus memikirkan cara agar dapat melunasi tagihan listriknya yang meroket.
Selama pandemi COVID-19, memaksa bengkel las miliknya fakum. Sehingga, kebutuhan finansial dia dan keluarganya ditopang oleh usaha toko kebutuhan sehari-hari.