Listrik Gratis PLN di www.pln.co.id Masih Dibuka, Nonsubsidi Siap-siap Lonjakan Tagihan Juli-Agustus
Listrik gratis PLN bulan Juni hari ini, Rabu 10 Juni 2020, masih dibuka. Bagi pelanggan Non subsidi Siap-siap Lonjakan Tagihan Juli dan Agustus.
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Musahadah
SURYA.co.id - Listrik gratis PLN dan diskon listrik bulan Juni hari ini, Rabu 10 Juni 2020, masih dibuka.
Bagi pelanggan 450 VA dan 900 VA subsidi diharapkan segera mengklaimnya melalui www.pln.co.id atau Whatsapp PLN 08122123123.
Subsidi pemerintah berupa listrik gratis dan diskon listrik ini memang cukup membantu masyarakat yang terdampak wabah virus corona atau COVID-19.
Tapi di sisi lain, pelanggan nonsubsidi justru mengeluhkan lonjakan tagihan listrik.
Bahkan, lonjakan tagihan listrik masih akan terjadi pada bulan Juli maupun Agustus.
Sebab, lonjakan tagihan yang ditanggung oleh pelanggan akibat dari mekanisme perhitungan rata-rata tiga bulan sebelumnya bisa dicicil 40% pada Juni ini.
• Hari Terakhir Daftar Diskon Listrik Pelanggan PLN 900 dan 1.300 VA di www.lightup.id, Simak Caranya
• Identitas Warga Malang yang Tagihan Listriknya Lebih Tinggi dari Raffi Ahmad, Katanya: Seperti Mimpi
Artinya, untuk 60% sisanya akan ditagih pada bulan Juli dan Agustus.
Seperti dilansir dari Kontan dalam artikel 'Jangan kaget jikalau masih ada lonjakan tagihan listrik pada bulan depan'
Senior Eksekutif Vice President Bisnis dan Pelayanan PT PLN, Yuddy Setyo menyampaikan, PLN menyiapkan antisipasi supaya lonjakan tersebut tidak membuat ramai.
Sebagai policynya, kata Yuddy, killo watt hour (kWh) yang tercatat akibat pencatatan rata-rata April-Mei itu bisa diangsur selama tiga kali atau tiga bulan ke depan.
Ia memperkirakan, 60% dari kenaikan bisa dicicil selama tiga bulan mulai bulan depan. sedangkan 40% dibayar di bulan Juni ini.
"Kami harap lonjakan ini bisa bantu pelanggan, sehingga angsuran bisa bantu. Kita paham kondisi pelanggan, sehingga harapannya bisa meringankan, " Ungkapnya.
Sebagai bahan dari pengertian itu, Yuddy mengilustrasikan:
"Misal saya punya tagihan per bulan Rp 1 juta. Januari, Februari, Maret Rp 1 juta. Saat dicatat meter rata-rata, maka saya bayar Rp 1 juta juga. Padahal pemakaian di April Rp 1 juta. Karena rata-rata sebelumnya Rp 1 juta, padahal pemakaian saya Rp 1,6 juta, maka kelebihan Rp 600.000 itu akan dibayarkan 40% di Juli.
Misal itu di Mei saya biasa pakai Rp 1 juta, padahal seharusnya 1,6 juta. maka yang saya bayar Juni 1 juta ditambah 40% kali kenaikan Rp 600.000 sama dengan Rp 240.00 berarti di Juni Rp 1,24 juta, sisanya Rp 360.000 di bulan berikutnya Juli, Agustus dan September, " Ungkapnya.
Yuddy menuturkan dari 34,5 juta pelanggan pasca bayar, hanya 4,3 juta saja yang naik tagihannya.
Dari pelanggan yang mengalami kenaikan tagihan tersebut ada yang meningkat hingga 200% sebanyak 6% dari 4,3 juta pelanggan.
“Yang terbanyak 20% sampai 50% atau sebanyak 2,4 juta pelanggan,” terangnya
Untuk kenaikan di atas 200%, lanjutnya, tergolong dialami tidak terlalu banyak pelanggan.
Jika melihat kenaikan konsumsi listrik rumah tangga sebelum Covid-19 sebesar 1,8% untuk 34,5 juta pelanggan pasca bayar.
Sementara total keseluruhan pelanggan rumah tangga adalah sebanyak 70,4 juta.
Penyebab Lonjakan Tagihan Listrik Bulan Juni
Yuddy juga membeberkan ada tiga hal yang mengakibatkan tagihan listrik Juni melonjak dibandingkan bulan-bulan sebelumnya.
Seperti dilansir dari Kompas.com dalam artikel 'PLN: Tagihan Listrik Juni Melonjak Salah Satunya karena Ada Bulan Ramadhan'
Pertama, banyak pelanggan PLN yang mengalami kenaikan konsumsi listrik selama periode bekerja dari rumah atau work from home (WFH).
Dengan adanya WFH, konsumsi listrik yang biasanya hanya digunakan pada jam tertentu, penggunaannya menjadi lebih lama.
"Ini yang membuat kita merasa tidak mengonsumsi besar, padahal pemanfaatannya panjang," ujarnya dalam diskusi virtual yang diadakan harian Bisnis Indonesia, Senin (8/6/2020).
Kemudian, Yuddy menyebutkan, alasan lain yang mengakibatkan melonjaknya tagihan listrik Juni adalah adanya bulan Ramadhan yang jatuh pada Mei lalu.
Berdasarkan data yang ia miliki, konsumsi listrik pada bulan Ramadhan lebih tinggi dibandingkan bulan-bulan sebelumnya.
"Kalau Ramadhan kita bangun lebih awal, melakukan kegiatan masak dan sebagainya. Artinya, konsumsi listrik lebih panjang," katanya.
Terakhir, alasan meningkatnya tagihan listrik Juni adalah terjadinya penumpukan tagihan yang belum dibayarkan pada bulan-bulan sebelumnya.
Yuddy menjelaskan, akibat penghitungan tagihan listrik menggunakan rata-rata selama tiga bulan terakhir sejak Maret lalu, terdapat tagihan sebenarnya yang belum dibayarkan oleh pelanggan.
Contohnya saja, apabila terjadi kenaikan konsumsi listrik pada Maret, penghitungan tagihan listrik April belum akan menunjukkan jumlah konsumsi sebenarnya.
Sebab, tagihan listrik April dihitung dengan menggunakan rata-rata selama tiga bulan terakhir.
Hal tersebut mengakibatkan adanya kekurangan bayar pelanggan pada April dan Mei, yang harus dibayarkan pada tagihan listrik Juni.
"Pada bulan Juni mulai dicatat sesungguhnya, maka di bulan Juni sudah naik.
Lalu WFH terjadi kenaikan, ditambah lagi ada kwh yang belum dicatat, belum dibayar pada bulan April dan Mei ditumpukan ke bulan Juni. Ini yang menyebabkan lonjakan tagihan listrik," ucapnya
Klaim listrik gratis bulan Juni
Seperti diketahui, Pemerintah mengeluarkan kebijakan listrik gratis PLN bagi pelanggan 450 VA dan diskon listrik bagi pelanggan 900 VA subsidi, berlaku mulai April 2020 lalu.
Subsidi diberikan sebagai stimulus ditengah pandemi virus corona atau COVID-19.
Kebijakan ini diperpanjang hingga September 2020.
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi video di Jakarta, Senin (18/5/2020) mejelaskan, perpanjangan subsidi tersebut dilakukan dalam rangka untuk menjaga kemampuan konsumsi masyarakat, terutama untuk kelompok miskin dan rentan miskin.
"Subsidi listrik untuk pelanggan 450 VA yang 24 juta dan 900 VA yang 7,2 juta rumah tangga yang subsidinya adalah dari mulai April sampai Juni diperpanjang sampai dengan September," kata Sri Mulyani, dilansir dari Kompas dalam artikel 'Subsidi Listrik Diperpanjang hingga September 2020'.
Untuk perpanjangan masa berlakunya subsidi tarif listrik tersebut, pemerintah mengalokasikan anggaran tambahan sebesar Rp 6,9 triliun.
Dengan demikian, alokasi anggaran untuk subsidi listrik tahun ini menjadi Rp 61,69 triliun.
Untuk bisa menikmati t listrik gratis atau diskon listrik, pelanggan prabayar atau token dapat mengaksesnya langsung melalui situs web dan WhatsApp resmi PLN.
Sementara pelanggan pascabayar sudah otomatis gratis atau dipotong 50 persen.
Berikut cara mengakses token listrik gratis dan diskon yang dikutip dari akun Instagram PLN:
Melalui WhatsApp:
1. Buka aplikasi WhatsApp
2. Chat WhatsApp ke 08122-123-123
3. Ketik "Listrik Gratis"
4. Masukkan ID pelanggan atau nomor meter, sesuai dengan petunjuk yang muncul.
3. Token listrik gratis akan muncul
4. Pelanggan memasukkan token listrik gratis tersebut ke meteran yang sesuai dengan ID Pelanggan.
Melalui Website:
1. Buka alamat www.pln.co.id kemudian masuk ke menu pelanggan dan langsung menuju ke pilihan stimulus COVID-19.
2. Masukkan ID pelanggan atau nomor meter pada kolom pencarian dan identitas pelanggan yang tampil di layar.
3. Token listrik gratis akan ditampilkan di layar.
3. Pelanggan tinggal memasukkan token gratis tersebut ke meteran yang sesuai dengan ID pelanggan.
Cara Bedakan Pelanggan Subsidi dan Non Subsidi
R1/900 VA Subsidi:
1. Cek struk pembayaran sebelumnya.
2. Lihat pada kolom tarif atau daya.
3. Jika tertera R1, maka pelanggan berhak mendapat keringanan.
R1/900 VA Non Subsidi:
1. Cek struk pembayaran sebelumnya.
2. Lihat pada kolom tarif atau daya.
3. Jika tertera R1M, maka pelanggan tidak mendapat keringanan.
(Pratama Guitarra/Rully R/Putra Dewangga/Kontan dan Kompas/Surya.co.id)