Virus Corona di Surabaya
Fakta Anarkis Video Viral Warga Surabaya Ambil Paksa Jenazah Covid-19, Tim Medis Sampai Berlindung
Tindakan anarkis ini tak hanya terjadi saat warga memaksa membawa pulang jenazah covid-19 dari Rumah Sakit (RS) Paru Karang Tembok, Kecamatan Semampir
Penulis: Sofyan Arif Candra Sakti | Editor: Musahadah
SURYA.CO.ID, SURABAYA - Fakta anarkis di balik video viral warga Pegirian, Surabaya bawa pulang paksa jenzah covid-19 terungkap.
Tindakan anarkis ini tak hanya terjadi saat warga memaksa membawa pulang jenazah covid-19 dari Rumah Sakit (RS) Paru Karang Tembok, Kecamatan Semampir Surabaya, tetapi juga setelahnya.
Akibat tindakan anarkis itu, petugas medis sampai harus berlindung di depot air isi ulang.
Berikut kronologi kejadian menurut penuturan Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Timur, Joni Wahyuhadi:
1. Sulit hubungi keluarga
Joni mendapatkan penjelasan dari Dirut RS Paru bahwasanya pasien yang meninggal pada 4 Juni 2020 dini tersebut telah mendapatkan perawatan yang maksimal dari Tim RS Paru.
Pada saat pasien meninggal, Pihak RS Paru langsung menghubungi keluarga berulang kali namun tidak kunjung tersambung.
RS Paru baru bisa tersambung dengan pihak keluarga pada sekitar jam 8 pagi.
Selanjutnya, keluarga pasien datang ke RS Paru dan dijelaskan oleh dokter jaga terkait kronologi meninggalnya pasien tersebut.
Keluarga kemudian meminta izin untuk berunding dengan keluarga yang lain, sampai pukul 8.30 WIB.
"Jadi mulai jam lima meninggalnya. Kemudian jam sembilan ada dua orang dari keluarga pasien yang meminta masuk untuk memastikan bahwa yang meninggal itu ibunya," ujar Joni, Selasa (9/6/2020).
Petugas pun menyiakan APD untuk keluarga tersebut sebelum masuk melihat jenazah yang sudah dibungkus plastik sebagaimana protokol Covid-19 dijalankan.
"Setelah keluarga melihat, petugas melanjutkan perawatan jenazah kembali sesuai dengan protokol COVID-19. Kemudian yang melihat jenazah itu juga berunding lagi dengan keluarga yang lain," ucap Joni.
2. Detik-detik dibawa paksa

Selanjutnya, sekitar pukul 11.00 WIB, sekitar 10 sampai 11 orang menuju lantai empat ruang isolasi jenazah dan tiba-tiba membawa paksa jenazah beserta tempat tidur.