Virus Corona di Jatim
Penyebab Covid-19 di Jatim Melonjak 502 Kasus Sehari, Surabaya Tertinggi 311 Orang, Klaster Baru RS
Dari jumlah pertambahan kasus baru hari ini, Kota Surabaya menjadi penyumbang pertambahan kasus baru positif covid-19 terbanyak yaitu mencapai 311 ora
Penulis: Fatimatuz Zahro | Editor: Musahadah
Kota Blitar: 1 kasus
Kabupaten Kediri: 1 kasus
Kota Probolinggo: 1 kasus
Kabupaten Magetan: 1 kasus
Kabupaten Malang: 1 kasus
Kabupaten Tuban : 1 kasus

Di sisi lain, tambahan kasus PDP di Jawa Timur sampai hari ini ada sebanyak 5.267 orang, dan untuk kasus ODP ada sebanyak 23.271 kasus.
Dan untuk kasus terkonfirmasi positif covid-19 yang tengah dirawat 2262 orang, dan kasus PDP sebanyak 2.296 dan OPD yang masih aktif ada sebanyak 23.271 orang.
Sementara itu Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jatim Joni Wahyuhadi mengatakan bahwa total pertambahan kasus baru covid-19 hari ini sesuai dengan yang diumumkan oleh pemerintah pusat yaitu sebanyak 502 kasus baru.
Dari jumlah itu yang sudah dilakukan konfirmasi oleh Pemprov Jawa Timur sebangak 451 orang.
"Sebanyak 51 sisanya memang sudah jelas tambahan kasus positif covid-19, namun kita masih lacak dan konfirmasi ke kabupaten kota berdasarkan domisili orang yang terkonfirmasi," kata Joni.
Lebih lanjut disampaikan pria yang juga menjabat sebagai Dirut RSUD dr Soetomo ini menyebutkan bahwa tambahan kasus baru di Jatim sebanyak 502 kasus tersebut mayoritas adalah hasil PCR dari ITD Unair sebanyak 488 orang di tanggal 18, 19 dan 20 Mei 2020.
Dikatakan Joni, tambahan kasus terbanyak ini menjadi warning bagi seluruh warga Jawa Timur bahwa seluruh warga harus disiplin dengan ketat.
Jika peningkatan kasus terus bertambah, maka yang harus disediakan pemerintah untuk masyarakat bukan hanya masker, hand sanitizer dan sosialisasi physical distancing.
"Kalau kita tak bisa disiplin maka yang disediakan pemerintah adalah ruang observasi, rumah sakit, ventilator, dan peti mati. Dan sarana yang disediakan oleh pemerintah tidak akan pernah cukup sebelum penyebarannya tidak ditangani," tegas Joni.