Virus Corona di Pasuruan

Nama Wabup Pasuruan Diseret Dalam Pusaran Megaproyek 2,5 Juta Masker Covid-19, Ini Reaksinya

Ramai-ramai itu termasuk dinamika. Siapapun bisa membawa-bawa nama saya. Saya tidak pernah merekomendasikan seseorang dapat jatah masker.

Penulis: Galih Lintartika | Editor: Anas Miftakhudin
Galih Lintartika
Wakil Bupati (Wabup) Pasuruan KH Mujib Imron. 

Menurut Erfan, proyek 2,5 juta masker itu menjadi tanggung jawab dua lembaga tersebut. Selain memberikan kontrak kepada HIAS, mereka juga memberikan order kepada UMKM lain yang tidak bernaung di bawah asosiasi tersebut.

Terkait dugaan oknum anggota dewan yang diduga ikut bermain proyek masker, pihaknya masih menelusuri dan menggali informasi di lapangan. Modusnya, mereka berada di balik UMKM yang dikoordinirnya untuk mengerjakan proyek masker.

Disinggung soal upah penjahit, Erfan menyebut, pihaknya sudah mengecek ke dua dinas. Dari data di dinas, semuanya gelondongan tidak per item kontraknya.

"Saya tidak tahu, tapi kemungkinan ada permainan harga di kalangan koordinator. Kalau di dinasnya kontrak awal ya sesuai. Ini kami masih dalami," jelasnya.

Kekisruhan proyek masker muncul setelah ada dugaan oknum anggota dewan yang berebut jatah pengadaaan masker.

Setelah itu, dugaan penyimpangan proyek masker Covid-19 makin tercium setelah Himpunan Asosiasi (Hias) UMKM Kabupaten Pasuruan mengaku hanya mendapat order 1 juta masker. 

Sementara pengadaan 500.000 masker lain diduga menjadi bancakan sejumlah oknum yang memanfaatkan situasi untuk kepentingan pribadi.

Tak hanya itu, adanya selisih upah menjahit per masker di kalangan penjahit. Dianggarkan Rp 1.000/masker, tapi banyak penjahit yang mendapatkan upah Rp 400 - Rp 500/masker.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved