PSBB di Surabaya
Update PSBB Surabaya, Sidoarjo, Gresik: 65 Orang Kena Razia Jalani Rapid Test & Tren Covid-19
Setelah pemberlakuan PSBB enam hari, tren kasus Covid-19 pada pasien PDP dan ODP mengalami penurunan.
Penulis: Alif Nur Fitri Pratiwi | Editor: Musahadah
Apabila, ada orang dengan status ODP, PDP, dan OTG yang masih nekad keluyuran ditengah pandemi virus corona, akan dikarantina selama 14 hari guna memastikan orang itu tidak terkena penyakit mematikan tersebut.
2. Kena Razia PSBB, 65 Orang di Sidoarjo Jalani Rapid Test, Ini Hasilnya

Sementara itu, terhitung ada 65 orang terjaring dalam razia yang digelar polisi di sejumlah wilayah di Sidoarjo, Minggu (3/5/2020) dinihari.
Mayoritas yang terjaring itu adalah para remaja. Mereka kena razia ketika keluyuran sampai dinihari.
Padahal, dalam penerapan PSBB (pembatasan sosial berskala besar) di Sidoarjo, ada pemberlakuan jam Malam. Sejak pukul 21.00 WIB sampai 04.00 WIB, semua warga dilarang beraktivitas di luar rumah.
Warga yang terjaring razia itu dibawa ke Polresta Sidoarjo. Satu persatu diwajibkan rapid test di halaman kantor polisi yang berada di jalan Cemengkalang tersebut.
"Dari 65 orang itu, hasil rapid test-nya semua negatif," kata Kapolresta Sidoarjo, Kombes Pol Sumardji.
Setelah ini, razia jam Malam pada pelaksanaan PSBB bakal semakin gencar dilakukan petugas. Selain jalan-jalan perbatasan, razia juga menyasar warung kopi, dan tempat-tempat yang berpotensi menjadi lokasi kerumunan waega.
"Yang melanggar akan dikenakan sanksi. Sebagaimana aturan dalam Pergub dan Perbup tentang penerapan PSBB," ujar Sumardji.
3. Bagaimana Tren Kasus Covid-19 di Tiga Wilayah Pemberlakuan PSBB?

Ketua Gugus Kuratif Covid-19 Jatim, dr Joni Wahyuhadi, mengatakan, tren kasus terkonfirmasi positif virus Covid 19 mengalami kenaikan.
Terutama di tiga kota yang menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Yakni Sidoarjo, Surabaya, dan Gresik
"Surabaya mengalami kenaikan yang sangat signifikan. Ini tidak bisa menjadi pegangan 100 persen karena yang mengungumkan adalah kementerian kesehatan. Jadi tidak menggambarkan penambahan atau pengurangan," ujarnya, dalam konferensi pers, di Gedung Grahadi, Kota Surabaya, Minggu malam (3/5/2020).
Kendati demikian, data tersebut tetap menjadi perhatian bagi Pemerintah Provinsi Jatim agar penularan virus tersebut menjadi tidak bertambah parah.
"Data selanjutnya adalah PDP, kalau dilihat Surabaya menjadi penyumbang tertinggi. Tapi, tren perkembangannya mengalami penurunan. Gresik dan Sidoarjo juga demikian, penurunannya lebih landai," terangnya.